Tambal Sulam Aspal Jalan Kota Bandung
Banyak ruas jalan di Kota Bandung bergelombang akibat tambalan aspal dan berlubang di banyak titik. Mengancam keselamatan warga pengguna jalan.
Penulis Tim Redaksi31 Mei 2023
BandungBergerak.id - Di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, beberapa ratus meter saja dari pintu tol, gelombang aspal menyulitkan para pengendara melaju di ruas jalan yang menikung. Tambalan aspalnya tak cukup satu lapis. Di beberapa titik, beberapa lapis tambalan yang membuat badan jalan ‘menggunung’.
Kondisi aspal seperti itu dengan mudah ditemui di sekujur jalan sepanjang sekitar tiga kilometer di bagian selatan Kota Bandung tersebut. Bersama tambalan aspal, ditemui juga lubang-lubang baru yang terus bermunculan. Berserakan di mana-mana.
“Gak terhitung (lubang dan tambalan jalan), soalnya kalau hujan deras, pasti bolong-bolong. Keangkat si aspalnya yang bekas ditambal. Bolong itu juga (karena) banyak (truk) kontainer, bawa barang berton-ton. Makanya sering ditambal,” ungkap Asep, seorang juru parkir yang meminta disamarkan namanya, Kamis (25/5/2023).
Asep sudah 13 tahun menjadi juru parkir di kawasan Jalan Terusan Buah Batu. Biasanya ia menjaga parkir setiap hari Senin sampai Kamis.
Menurut Asep, pengerjaan proyek-proyek penambalan aspal jalan dilakukan saat malam hari. Beberapa orang bekerja dengan membawa satu unit mobil kolbak dan satu unit stoom kecil untuk memadatkan aspal.
Karena sering ditambal, badan jalan bergelombang sehingga membahayakan pengguna jalan, terutama para pengendara sepeda motor. Lubang-lubang yang terus bermunculan juga tak kalah membahayakan. Karena kehilangan keseimbangan, tidak sedikit pengendara terjatuh.
“Sering (kecelakaan karena lubang, red). Biasa motor yang kena lubang itu, mobil jarang. Ada yang kepleset juga, cuma gak parah. Paling jatuh terus bangun lagi, ditolongin sama warga,” ungkap Asep yang mengenakan rompi kuning khas petugas jaga parkir.
Menurut Asep, sebaiknya jalan yang berlubang tidak terus-terusan ditambal, melainkan diaspal baru secara keseluruhan. Ia menyaksikan sendiri dari tahun ke tahun bagaimana tambalan-tambalan aspal jalan yang berlubang itu selalu mengelupas di setiap musim hujan.
Selain di ruas jalan di depan tempat Asep bekerja menggantungkan pendapatan dari jasa parkir, tidak sedikit titik tambalan aspal dan lubang jalan ditemukan di depan Pasar Kordon. Kondisinya yang buruk membahayakan para pengguna jalan yang ramai dengan aktivitas dan sering menjadi simpul kemacetan ini.
Di Mana-mana
Badan jalan yang bergelombang akibat tambalan dan lubang-lubang jalan yang menganga, dengan mudah ditemukan di berbagai ruas jalan di Kota Bandung. BandungBergerak.id melintas di Jalan Buah Batu, Jalan Karapitan, Jalan Lengkong Kecil, Jalan Lodaya, Jalan Jakarta, Jalan Terusan Jakarta, dan masih banyak lagi.
Jalan-jalan yang berlubang itu terlihat begitu kentara lapisan tambalan-tambalannya. Seperti ditemukan di Jalan Terusan Buah Batu, ada titik lubang yang memiliki dua hingga tiga lapis tambalan. Artinya, di lokasi yang tersebut sudah dilakukan beberapa kali penambalan, tetapi kembali berlubang.
Di Jalan Pungkur, misalnya, beberapa lubang terlihat. Badan jalannya bergelombang dengan tekstur yang berbeda dari aspal yang lain. Ini merupakan tambalan aspal baru.
“Sebelum puasa ditambal, udah lebaran ditambal lagi. Baru kemarin-kemarin lah, ada dua minggu yang lalu ditambal,” ungkap Lala (60), seorang juru parkir di depan salah satu minimarket di kawasan tersebut.
Menurut Lala, yang sudah tujuh tahun menjadi juru parkir, jalan terus-terusan berlubang akibat genangan air yang merembes masuk ke dalam aspal. Ketika kendaraan melewatinya, kerikil-kerikil aspal mudah terkelupas. Jalan pun kembali berlubang. Beruntung, setidaknya sepengetahuan Lala, belum pernah ada kendaran yang mengalami kecelakaan karena jalanan berlubang di kawasan ini.
“Mending begitu, bagus sekalian. Kalau ditambal-tambal kan nantinya berlubang lagi,” ungkap nya.
Lala mengatakan, di Jalan Pungkur proyek penambalan jalan dilakukan di siang dan malam hari. Para pekerja melakukannya dengan membawa satu unit mobil kolbak yang berisi aspal, satu gerobak, serta satu unit stoom kecil untuk meratakan aspal.
BandungBergerak.id juga menemukan kondisi Jalan Pasir Salam, Kecamatan Regol, yang bergelombang dan memiliki banyak lubang. Padahal, belum terlalu lama proyek pemeliharaan jalan digulirkan. Merujuk Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung, pada November 2022 lalu Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga memperbaiki jalan sepanjang sekitar 400 meter lewat proyek berskema penunjukan langsung senilai 162.070.126 juta rupiah.
Dana Besar yang Diecer
Di Kota Bandung, ada setidaknya dua jenis proyek pemeliharaan jalan. Proyek dengan anggaran jumbo dilelang secara terbuka. Sementara itu, proyek-proyek dengan nilai anggaran di bawah 200 juta rupiah tidak ditenderkan. Mekanisme penunjukan langsung yang diterapkan. Proyek-proyek inilah yang digulirkan untuk menambal badan-badan jalan yang berlubang.
Pada tahun 2021, nilai total anggaran pemeliharaan jalan dengan skema non lelang mencapai 18 miliar rupiah 221 titik. Lewat penunjukan langsung, satu perusahaan bisa mengerjakan lebih dari satu proyek.
Pada tahun 2022, nilai anggaran pemeliharaan jalan di Kota Bandung membengkak menjadi lebih dari 42 miliar rupiah untuk 367 titik.
Sementara itu, pada tahun 2023 ini per Mei, jumlah nilai sementara anggaran pemeliharaan jalan 1,4 miliar rupiah untuk 28 titik.
Melakukan Investigasi, Membuat Basis Data
Pakar Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Harmein Rahman mengatakan, tambalan atau patching jalan berlubang sebenarnya bersifat jangka pendek atau sementara. Tujuannya agar lubang atau retakan jalan tidak bertambah parah. Jika kerusakan jalan dibiarkan tanpa ditambal dalam jangka waktu lama, air akan masuk ke dalam jaringan jalan dan tanah sehingga memicu penurunan tanah dan menghancurkan jaringan jalan lebih parah lagi.
Karena sifatnya sementara, menurut Harmein, penambalan seharusnya dilanjutkan dengan sistem pemeliharaan menyeluruh atau perbaikan periodik. Diperlukan analisis teknis untuk mendukung model perbaikan periodik ini. Juga investigasi untuk menentukan akar masalah secara tepat.
“(Analisis) yang dibutuhkan kenapa ada lubang di situ. Itu yang tidak dilihat. Ada apa, mungkin di bawah ada saluran yang pecah atau apa. Diperlukan investigasi lebih lanjut yang penting setelah patching ini,” tutur Harmein, dihubungi BandungBergerak.id.
Harmein merekomendasikan agar Pemkot Bandung membuat basis data kondisi jalan. Pasokan data dari lapangan bisa didapat dari para anggota Unit Reaksi Cepat (URC) pemeliharaan jalan. Basis data yang lengkap dan akurat ini krusial untuk menyusun program pemeliharaan jalan secara terukur, bertahap, dan tepat sasaran. Juga bermanfaat dalam upaya menghemat anggaran pemeliharaan jalan yang jumlahnya terbatas.
Sebagai perbandingan, di luar negeri, menurut Harmein, data kondisi jalan bahkan sudah digunakan untuk program-program pemeliharaan yang sifanya peventif atau pencegahan. Misalnya, mendeteksi badan jalan yang baru retak atau bergelombang. Model peventif dinilai lebih mudah dan murah, namun di Indonesia belum ada kebijakan pemeliharaan secara preventif seperti ini.
*Reportase ini dikerjakan oleh Awla Rajul, Iman Herdiana dan Reza Khoerul Iman