Pendidikan bukan soal membuat anak patuh, tapi soal membentuk manusia yang mampu berpikir, merasakan, dan mengambil keputusan. (Ilustrasi: Bawana Helga Firmansyah/BandungBergerak)

PAYUNG HITAM #57: Anak Bukan Tentara Kecil, Kritik atas Program Barak Militer ala Dedi Mulyadi

PENULIS

Chan


Apakah kita sedang mendidik manusia merdeka, atau mencetak pasukan tunduk yang takut bertanya?


JALIN JALAN PANTOMIM #5: Pantomim dan Musik sebagai Kekuatan yang Liyan

Penulis

Wanggi Hoed


Bukankah musik ada dimana-mana, seperti juga pantomim yang memerdekakan dirinya melalui gerak tubuh dan imaji-imaji yang meletup?

CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #85: Tanah Kami, Tenaga Mereka, Nestapa di Tengah Pabrik-pabrik Cicalengka


Warga pribumi Cicalengka hanya menjadi penonton di panggung yang dibangun di atas tanah mereka sendiri. Mereka tak diberi peran dalam lakon besar industrialisasi.

MALIPIR #16: Tafsir Ciung Wanara

Penulis

Hawe Setiawan


C.M. Pleyte menarasikan tradisi lisan Sunda riwayat Ciung Wanara dari seorang anak yang terbuang di hutan belantara hingga jadi raja di Tatar Sunda.

CIGURIANG, KAMPUNG DOBI DALAM INGATAN #27: Stasiun Bandung dan Kenangan tentang Kereta Api


Warga Ciguriang biasa menggunakan jalan pintas dengan masuk ke Stasiun Bandung menuju Pasar Baru. Memandikan kereta api jadi tontonan.

CATATAN DARI BUKU HARIAN #41: Emha Bay Sabar, yang Tak Lelah Menyuarakan Zaman

Penulis

Kin Sanubary


Emha Bay Sabar adalah mozaik dari banyak peran: wartawan, editor, pendidik, penulis TTS, juri seni, pelatih bahasa, hingga aktivis kampanye lingkungan.

KELAKUAN NETIZEN: Bahaya Laten Nonton Pejabat Konten

Penulis

M. Fasha Rouf


Apakah kita tak pernah kapok merasakan kebijakan yang dikeluarkan untuk popularitas semata, tak bagus dalam keberlanjutan dan eksekusi lapangannya?

CATATAN SI BOB #17: Steven, Potret Musisi Indie Kita yang Sebenarnya

Penulis

Bob Anwar


Bagaimana menjelaskan kerinduan berbicara saat dunia enggan mendengar? Steven tak bisa, maka ia menyanyikannya.

JALIN JALAN PANTOMIM #4: Marcel Marceau, Perlawanan dan Kemanusiaan melalui Bahasa Pantomim

Penulis

Wanggi Hoed


“Saya akan terus tampil di panggung sampai saya meninggal, untuk kemanusiaan."

KISAH WABAH INFLUENZA 1957 DI BANDUNG DAN SEKITARNYA #3: Solidaritas Masyarakat


Wabah Influenza 1957 tidak hanya menimbulkan jejak penderitaan mayoritas warga, tetapi memicu respons kolektif yang membuktikan solidnya masyarakat.

Lihat Semua
//