Restorasi Ekosistem, Solusi Mengembalikan Stok Hutan Alam

PENULIS
Mugi Muryadi
Restorasi tidak hanya berarti menanam pohon baru, tetapi membangun kembali struktur ekologis yang hilang.
Ketika Pengetahuan Turun dari Menara Gading: Pelajaran dari The Conversation Indonesia untuk Ruang Publik Kita

Penulis
Mang Sawal
Ruang publik kita telah lama dijajah oleh suara paling lantang, bukan suara yang berbasis bukti.
Benang Kusut Kemiskinan dan Pengangguran di Tanah Pasundan

Penulis
Taufik Hidayat
Kemiskinan di Jawa Barat adalah masalah struktural. Kombinasi dari kegagalan sektor tenaga kerja, kualitas pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif.
Menata Ulang Kepastian Hukum Jaminan Fidusia di Indonesia

Penulis
Fathan Muslimin Alhaq
Hukum jaminan dibuat bukan untuk menjadi alat penindasan, melainkan untuk menjaga keseimbangan kepentingan antara kreditur dan debitur.
MAHASISWA BERSUARA: Antara Aku yang Nyata dan Aku di Dunia Maya

Penulis
Verena Olivia Hadiarto
Ada kompetisi samar di media sosial yang tidak pernah diumumkan, tapi kita semua ikut di dalamnya.
Kapitalisme, Dosa Struktural, dan Jalan Menuju Tobat Ekologis Pasca Bencana di Sumatra

Penulis
Frido Paulus Simbolon
Bencana alam di tiga provinsi di Pulau Sumatra hari ini memberi kita pesan bahwa masa depan tidak bisa dibangun di atas tanah yang terus-menerus kita hancurkan.
Estetika Bapak Aing

Penulis
Hilmy Fadiansyah
Gapura bergaya Candi Bentar di gerbang Gedung Sate tidak lahir dari kebutuhan publik, melainkan dari kehendak untuk menciptakan kekuatan simbolik.
MAHASISWA BERSUARA: Ketika Negara Hanya Menonton Saat Hak Pekerja Rumah Tangga Terkoyak
Penulis
Dea Melrisa Agnesia
Pekerja Rumah Tangga (PRT) bekerja di ruang privat, tidak terpantau negara, dan tidak masuk dalam imajinasi publik tentang “pekerja” yang layak dilindungi.
MAHASISWA BERSUARA: Opresi Negara Berkedok Demokrasi Rakyat

Penulis
Rafindra Bhima
Kekerasan negara tidak pernah muncul sebagai kejutan, tapi sebagai pola berulang yang lahir dari relasi kuasa yang timpang dan ketakutan pemerintah pada warganya.
Banjir di Pangalengan, Penggundulan Kebun Teh, dan Mengapa Kita Butuh Uang

Penulis
Taufiq Rizky Kawitan
Kita sudah terlalu lama hidup dalam sistem yang membuat kita lupa bahwa manusia pernah dan mungkin bisa hidup lagi tanpa berlutut pada uang.







