MAHASISWA BERSUARA: Hidup di antara Banyak Ekspektasi, Mengurai Letih yang Tak Terucap

PENULIS
Felyanah Dessy Cinthya Putri
Mengakui kelelahan adalah bentuk kejujuran terhadap diri sendiri, sebuah langkah penting untuk memulihkan energi dan menjaga kewarasan.
Banjir Bandang sebagai Kritik Historis: Ketika Ekologi Mengoreksi Negara

Penulis
Abah Omtris
Banjir bandang 2025 bukan kecelakaan alam. Ia adalah kritik ekologis, kritik politik, dan kritik historis kepada negara yang gagal melindungi tanahnya dan rakyatnya.
MAHASISWA BERSUARA: Ketika Solidaritas Digital Mengalahkan Birokrasi Negara

Penulis
Mila Aulia
Indonesia kembali membuktikan bahwa kekuatannya bukan pada struktur kekuasaan, melainkan pada solidaritas warganya.
Cara Masyarakat Jepang Senantiasa Siaga Menghadapi Bencana

Penulis
Johan Iskandar
Jepang sangat giat melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap risiko bencana secara berkelanjutan untuk menghadapi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami.
Bencana Sumatra: Dari Pahlawan ke Titik Nol

Penulis
Deri Hudaya
Kita terbiasa menjadikan tragedi sebagai panggung bagi kebaikan, tapi gagal sebagai alasan untuk menuntut keadilan.
MAHASISWA BERSUARA: Bayangkan Saja NKK/BKK Berlaku Kembali

Penulis
Ucok Sagara
Rezim punya sihir abrakadabra mengubah kebijakan. Penggembosan dilakukan dengan berbagai cara. Bisa lewat luar, dalam kampus, atau angkringan nasi kucing kesukaan.
Siapa yang Harus Bertanggung Jawab di Bencana Sumatra

Penulis
Mugi Muryadi
Ketika kerusakan ekologi dan sosial terjadi, hukum harus menjadi sandaran keadilan dan efek jera.
Kekerasan di Sukahaji, Agenda 16 HAKTP, dan Makna Perlindungan di Hari HAM Internasional

Penulis
Foggy FF
Momentum 16 HAKTP dan Hari HAM Internasional seharusnya tidak hanya menjadi interval mengingat, tetapi interval memperbaiki sistem proteksi warga.
KABAR DARI REDAKSI: Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara 2025, Menyuarakan Gagasan Kritis Orang Muda

Penulis
Tim Redaksi
Gagasan orang muda menjadi benteng untuk mempertahankan akal sehat. Oleh karena itu, Sayembara Esai Mahasiswa Bersuara hadir kembali.
Bandung Menjelang Akhir Tahun 2025: Membaca Cara Pandang Mobilitas dari Kacamata Sosio-Teknis

Penulis
Mochamad Andi Nurfauzi
Bandung masih mempraktikkan mobilitas yang hierarkis: ruang terbaik untuk kendaraan paling merusak, dan ruang paling buruk untuk para pengguna paling rentan.




