• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Liberal Arts, Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan Pentingnya Fleksibilitas Akademik di Era Global

MAHASISWA BERSUARA: Liberal Arts, Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan Pentingnya Fleksibilitas Akademik di Era Global

Penghapusan berbagai program dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menunjukkan adanya kemunduran pada fleksibilitas pendidikan.

Kristiana Renata

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

Ilustrasi kuliah. (Ilustrator: Alfonsus Ontrano Irakaswar/BandungBergerak/Mahasiswa di Institut Teknologi Sumatera)

14 Agustus 2025


BandungBergerak.id – Kemajuan era globalisasi berdampak besar pada kebutuhan pendidikan mahasiswa, sehingga dibutuhkan sistem pendidikan yang lebih fleksibel. Mahasiswa perlu memiliki kesempatan untuk mengambil mata kuliah sesuai minatnya serta mengeksplorasi lintas program studi agar dapat menentukan fokus yang akan digeluti. Dengan cara ini, mahasiswa dapat menggabungkan minat dan keahlian sehingga meningkatkan inovasi dan pengalaman belajar yang mendalam, bukan sekedar mengejar nilai dan mengikuti pola baku.

Fleksibilitas keilmuan mahasiswa juga diperlukan karena di era globalisasi, mahasiswa dituntut untuk memahami hal-hal di luar bidangnya sendiri. Cara belajar yang adaptif serta kemampuan lintas disiplin menjadi modal penting untuk menghadapi tantangan global, yang menuntut lebih banyak keterampilan, tidak hanya untuk mempelajari, tetapi juga untuk melakukan penelitian aktif dan menciptakan inovasi. Oleh karena itu, penerapan fleksibilitas akademik memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menjelajahi berbagai disiplin ilmu, mengeksplorasi minat, dan mengadaptasi berbagai cara belajar.

Pendidikan liberal arts menekankan konsep interdisipliner yang adaptif terhadap kebutuhan era globalisasi. Dalam perkembangannya, liberal arts mengalami tiga fase evolusi: dari fondasi filosofis awal, pergeseran ke arah tuntutan pasar dan profesionalisme, hingga kebangkitan kembali yang memadukan nilai-nilai tradisional dengan keterampilan modern (Satchanawakul & Liangruenrom, 2025). Pendekatan ini memfasilitasi integrasi lintas disiplin untuk menjawab tantangan global yang kompleks (Satchanawakul & Liangruenrom, 2025). Meski masih menghadapi hambatan seperti skeptisisme terhadap prospek kerja dan struktur akademik yang kaku, model ini menawarkan fleksibilitas pendidikan yang mengintegrasikan pemikiran kritis, relevan secara budaya dan memiliki kesadaran sosial untuk menyiapkan lulusan yang adaptif dan sadar global (Satchanawakul & Liangruenrom, 2025).

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan langkah dasar evolusi pendidikan Indonesia menuju model pendidikan liberal arts dengan kebebasan belajar yang diperlukan. Kebijakan ini merefleksikan inovasi pendidikan yang memadukan prinsip-prinsip Bologna Process (BP), esensi liberal arts education (LAE) sebagai gagasan transformatif dalam sistem pendidikan nasional (Hidayat, 2024).

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi fondasi dalam kebijakan pendidikan tinggi Indonesia yang mengedepankan pembelajaran yang integratif dan mengedepankan kebebasan akademik serta pengembangan karakter mahasiswa sebagai pelajar aktif. Melalui fleksibilitas yang ditawarkan, mahasiswa didorong untuk tidak hanya memiliki keahlian di bidangnya, tetapi juga menjadi individu yang adaptif, kritis, serta memiliki kepedulian sosial. Dengan berakar pada unsur-unsur liberal arts education (LAE) dan Bologna Process (BP), Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu pilar pendidikan tinggi  yang inklusif dan dinamis, merefleksikan semangat belajar yang inovatif sesuai dengan kebutuhan di tengah dinamika era modern ini (Hidayat, 2024).

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Jolly Roger, Bendera Sang Ratu Adil
MAHASISWA BERSUARA: Republik Ketakutan, Bendera One Piece, dan Kemunduran Akal Sehat Penguasa
MAHASISWA BERSUARA: Bagaimana Akses Transportasi Umum yang Terbatas Membebani Mahasiswa Bandung

Fleksibilitas Akademik

Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menghadapi banyak tantangan yang menghambat kemajuan yang diharapkan. Ketidaksiapan institusi dalam menyesuaikan sistem akademik terlihat pada regulasi internal yang kaku, menyulitkan konversi Satuan Kredit Semester (SKS) dari kegiatan di luar program studi. Padahal, keterampilan lintas studi merupakan salah satu tujuan utama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam pengambilan mata kuliah di luar program studi, hal yang serupa pun terjadi. Alih-alih memberikan fleksibilitas yang dijanjikan, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) justru dibatasi kebijakan administratif yang linear, membatasi ruang eksplorasi mahasiswa. Ketika implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tidak selaras dengan kebijakan akademik yang ada, potensi fleksibilitas akademik yang seharusnya terjadi pun terhambat (Maolana, 2024).

Pentingnya fleksibilitas akademik dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tuntutan masa depan. Bukan sekedar mengikuti arus, mahasiswa sudah seharusnya aktif, inovatif dan adaptif untuk menghadapi tantangan-tantangan di era global. Hal inilah yang ditekankan dalam pembelajaran interdisipliner, salah satunya melalui sistem liberal arts.

Liberal arts sendiri telah diimplementasikan di program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang seharusnya menjadi titik balik pendidikan tinggi nasional. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berpotensi menjadi wadah yang sesuai untuk meningkatkan eksplorasi diri mahasiswa dan mengintegrasikan kurikulum yang inovatif. Sayangnya, fleksibilitas akademik di berbagai perguruan tinggi cenderung terbatas. Ditambah lagi, penghapusan berbagai program dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menunjukkan adanya kemunduran pada fleksibilitas pendidikan. Diharapkan, di tahun mendatang, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mengarah pada sistem liberal arts dapat lebih dikembangkan lebih lanjut, bukan justru dihapus sebagian. Keterbukaan dari institusi pendidikan tinggi di Indonesia sangat diperlukan agar implementasi program ini dapat berjalan dengan lebih baik.

 

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//