Antrean Gerobak Sampah di TPS Cikutra Meresahkan Warga
Antrean gerobak sampah di sepanjang Jalan Cikutra bagian selatan dikeluhkan pedagang dan pengunjung rumah sakit.
Penulis Bani Hakiki23 November 2021
BandungBergerak.id - TPS di Kota Bandung masih menghadapi kendala membludaknya tumpukan sampah. Faktor penyebabnya belum berubah, yakni bermasalahnya pengangkutan ke TPA Sarimukti. Salah satu lokasi yang masih mengalami tumpukan sampah ialah TPS Cikutra.
Terhitung ada 18 gerobak sampah penuh muatan yang mengantre di sekitar TPS pada Selasa (23/11/21) siang. Jumlah itu kemungkinan terus bertambah. Diketahui, ada lebih dari 20 gerobak sampah yang biasa menyumbang sampah di lokasi tersebut.
Banyak warga yang mengkhawatirkan kondisi ini bisa jadi semakin parah bila tidak segera ditangani. Menurut seorang warga yang tinggal di sekitar TPS Cikutra, Wasidi (44), antrean sampah ini telah mengganggu aktivitas pasar di sepanjang Jalan Cikutra bagian selatan.
“Ini baunya nyebar dari ujung ke ujung, di dalam TPS sudah penuh jadi gerobak-gerobak sisanya parkir di pinggir jalan. Takutnya ada kuman atau virus yang nempel ke dagangan pasar. Ngerinya sih gitu,” tuturnya saat ditemui di sekitar TPS Cikutra, Selasa (23/11/21)
Tidak ada batas atau jarak di antara TPS dan pasar, banyak pedagang yang merasa dirugikan akibat tumpukan sampah tersebut. Sebab, sejak dua pekan terakhir jumlah pembeli berkurang. Pedagang yakin ada kaitannya dengan tumpukan sampah di TPS.
Terlebih musim hujan membuat bau TPS semakin menyengat. Tumpukan sampah seringkali teurai dan berserakan hingga ke tengah jalan dan lapak para pedagang.
Salah satu pedagang sekitar, Erna (50) mengaku terpaksa lebih sering menutup lapaknya sejak tumpukan sampah membludak di TPS Cikutra. Lapak Erna salah satu dari sebagian lapak yang jaraknya tepat berada di sekeliling TPS.
“Alasannya jelas, kalau selamanya (sampah) menumpuk sampai meluber ke mana saya jadi gak bisa jualan. Siapa juga yang mau belanja sambil ngambu (menghirup) bau sampah. Ini ge (juga) sayur, (daging) ayam jadi gak kelihatan segar,” kata Ema.
Kondisi TPS kian mengkhawatirkan karena posisinya yang berdekatan dengan Rumah Sakit Santo Yusuf. Posisi TPS dengan rumah sakit saling berhadapan, hanya sekitar 10-15 meter dari pintu masuk RS. Kondisi tersebut dikeluhkan salah satu pengunjung rumah sakit.
“Geuleuh (jijik) aja sih kelihatannta juga, jadi anomali. Padahal RS mah harusnya higienis,” tutur Yudha (28), seorang pengunjung RS Santo Yusuf ketika ditemui sekitar pintu masuk, Selasa (23/11/21).
Para Pekerja cuma Pasrah
Di balik sederet kekhawatiran warga dan kerugian para pedagang, para pengurus dan pekerja harian TPS Cikutra meyimpan lebih banyak keluh kesah selama dua pekan terakhir. Mereka mengaku tidak bisa berbuat lebih menghadapi tumpukan sampai yang terus bertambah.
Ada sekitar 10 orang pekerja yang sedang berada di lokasi pada Selasa (22/11/21) siang, tapi tidak ada pekerjaan yang bisa mereka lakukan. Setelah berkeliling mengangkut sampah, aktivitas pun berhenti karena kapasitas TPS dan gerobaknya penuh.
Herman (60), seorang pekerja harian lepas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung tidak bisa menjelaskan lebih jauh kendala yang mereka hadapi. Alasannya karena takut disalahkan oleh pihak berwenang.
“Ya pokoknya kondisinya sekarang seperti ini, gak ada yang bisa dilakuin. Kami mah cuma kerja aja, takut salah ngomong. Masalahnya sama aja, belum tahu mau gimana,” ungkapnya ketika disambangi di TPS Cikutra, Selasa (23/11/21).
Biasanya sampah di TPS Cikutra diangkut menggunakan truk sampah menuju TPA Sarimukti minimal 3 - 4 kali, bergantung jumlah volume hariannya. Namun, rotasi pengangkutan turun drastis hingga satu kali per hari, bahkan sering tidak ada pengangkutan sama sekali.
Untuk menanggulanginya, sebagian kecil sampah sempat diangkut kembali untuk dibakar di suatu tempat. Tetapi upaya ini hanya berjalan beberapa hari saja karena sulit membendung dampak polusinya.
Bandungbergerak.id telah menghubungi Kepala DLHK Kota Bandung, Dudy Prayudi untuk mengonfirmasi kondisi tersebut. Namun, belum ada tanggapan lebih lanjut. Saat ini, TPA Sarimukti hanya beroperasi setiap Senin-Jumat selama 8 jam dalam sehari.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, TPA Sarimukti saat ini sudah normal beroperasi. Memang sebelumnya TPA di Kabupaten Bandung Barat tersebut sempat mengalami kendala.
"Karena waktu itu jam operasional dibatasi, nah sekarang sudah kembali normal. Mudah-mudahan kita bisa kejar ritase, menormalkan kembali," harap Yana Mulyana yang meninjau TPA Leuwigajah, melalui siaran pers, Senin (22/11/ 2021).
Untuk mengurangi jumlah sampah Kota Bandung, Yana akan terus mendorong warga memilah sampah, sehingga saat sampah tiba di TPS akan lebih mudah terolah berdasarkan klasifikasinya. Sampah nonorganik akan dipisahkan karena masih memiliki nilai ekonomi. Kemudian sampah organik dibikin kompos.
"Tapi prinsipnya kita coba di TPS itu, ya sekian persen selesai. Sehingga betul-betul sedikit sekali, kalau pun harus terangkut ke TPA," lanjutnya.
Mengenai kunjungannya ke TPA Leuwigajah, ia menepis akan menjadikan TPA tersebut sebagai tempat pembuangan sampah kembali. Menurutnya, TPA Sarimukti merupakan tempat pembuangan akhir yang menggunakan metode open dumping. Dengan metode ini, sampah ditumpuk begitu saja tanpa melalui pemrosesan, sama halnya dengan TPA Leuwigajah yang sejak 2005 ditutup akibat longsor sampah.
Ia mengatakan, TPA Sarimukti seharunya melakukan pemrosesan sampah. Saat ini tumpukan sampah di TPA Sarimukti sangat banyak.
“Karena ketika saya ke sana sudah sangat tinggi (sampahnya). Sebelah sananya curam juga, tapi mudah-mudahan tidak terjadi (longsor)," kata Yana Mulyana.