• Buku
  • Sukarno dan Suharto Sama-sama Wariskan Buku Masakan di Akhir Kekuasan

Sukarno dan Suharto Sama-sama Wariskan Buku Masakan di Akhir Kekuasan

Ada sejumlah persamaan Sukarno dan Suharto. Sama-sama presiden, sama-sama lahir di bulan Juni, dan juga menerbitkan buku masakan di akhir kekuasaannya.

Dua buku masakan yang disusun Presiden Sukarno dan Suharto. Buku Sukarno berjudul Resep Masakan Nusantara (1967), dan Suharto menerbitkan Aku Cinta Masakan Indonesia (1997). (Dok. Penulis)

Penulis Jusair30 April 2021


BandungBergerak.idSukarno dan Suharto ternyata punya sejumlah persamaan. Keduanya sama-sama Presiden Republik Indonesia, dilahirkan di bulan yang sama, Juni. Bung Karno lahir 6 Juni 1901 sementara Pak Harto lahir 8 Juni 1921. Kesamaan lainnya, keduanya meninggalkan warisan berupa buku tebal resep makanan bangsanya. Sukarno wariskan buku “Resep Masakan Nusantara: Mustika Rasa”, dan Suharto menerbitkan buku "Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI)”.

Resep Masakan Nusantara karya Sukarno dicetak 1967 oleh PT.Al Maarif beralamat di Jalan Tamblong, Kota Bandung, kerjasama dengan Pustaka Antara. Nama PT.Al Maarif, perusahaan penerbitan buku-buku Islam dan percetakan umum, tercantum di jilid belakang buku resep 1116 halaman itu.

Al-Maarif milik Muhammad bin Umar Bahartha, seorang migran Arab Hadhrami. Sampul depan Mustika Rasa terasa sangat Indonesia, bergambar perempuan ayu berdiri depan meja berkonde kalung melingkar di lehernya.

Tubuh langsing perempuan itu terbungkus kebaya motif kembang merah terang cerah kian cemerlang dengan lipstik merah terulas di bibirnya, sementara tangannya memegang pisau hendak mengiris bahan bumbu. Tampak petai hijau menonjol tergeletak di meja. Gambar sampulnya menyiratkan ritual memasak di dapur adalah pekerjaan terhormat.

Proyek pengadaan buku Mustika Rasa makan waktu lama, dimulai tahun 1960 dan terbit 1967, tepat di akhir kekuasaan Sukarno sebagai Presiden RI. Amanat Sukarno tetap ditulis pada awal buku besar resep masakan Nusantara, bagai catatan wasiat. Sukarno meminta dilakukan pencatatan resep-resep panganan sejak 1960. Sukarno lebih menyukai untuk berdikari dalam segala hal, dalam hal ini ia ingin negara menyusun sendiri sebuah kookboek makanan Nusantara.

Di Memo Kabmen no.98 tahun 1960 Menteri Pertanian (Mentan) Bridjen Aziz Saleh menuliskan amanat Presiden Soekarno yang meminta diupayakan sebuah kookboek (buku memasak) yang lengkap untuk seluruh Indonesia, dengan menugaskan Lembaga Teknologi Makanan.

Menurut Aziz Saleh, Mustika Rasa adalah penunjuk jalan bagi rakyat Indonesia di daerah mana pun agar bagaimana bahan-bahan makanan yang terdapat di daerahnya itu diolah menjadi makanan lezat dan berfaedah.

Titah Bung Karno pun dilaksanakan, Panitia Buku Masakan Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertama no.304/M.P/1961 dan Kepmen Pertama no 136/M.P/1962. Panitia lantas mengumpulkan resep masakan secara masif, yaitu meminta dikirimkan resep-resep via angket. Angket dikirimkan ke Pamong praja, dinas kesehatan, pendidikan, pertanian, perikanan, organisasi-organisasi, sekolah-sekolah kewanitaan dan jawatan-jawatan lainnya.

Namun pengisian angket hasilnya tak maksimal, lalu dilakukan pencatatan langsung. Panitia juga mengerahkan sarjana nutrisi untuk mengunjungi pengirim resep yang datang via angket lalu mencoba memasaknya. Kitchen test dilakukan untuk mengukur ketepatan takaran bumbu dab bahan makanan sehingga kelezatannya terasa sempurna.

Buku masakan kekayaan kuliner Nusantara itu terdiri 9 bagian. Bagian pertama, berisi uraian mengenai pengolahan makanan, bahan makanan, penyusunan menu, daftar gizi, istilah-istilah memasak, bahan bakar, dan menata meja makan (table manner).

Bagian kedua hingga bagian ketujuh, barulah berisi resep-resep makanan utama, lauk pauk berkuah, tak berkuah, digoreng, dan ada pula yang dibakar. Bagian kedelapan berisi resep jajanan pasar; di bagian kesembilan tersaji resep minuman khas Nusantara.

Proses pencarian resep di kitab ini bisa dilakukan melalui daftar index. Sedangkan di Daftar Isi, pembaca juga dapat memilih perkategori bahan utama makanannya yang tercantum di belakang buku, seperti ikan, ayam, bebek, daging (sapi, kerbau, kambing, dll) udang, telur, sayur, terigu, susu, buah-buahan dan bahan utama lainnya.

Sukarno percaya teknologi canggih bidang pertanian dan peternakan bisa meningkatkan ketersediaan pangan. Berdirinya Sekolah Djuru Penerang Makanan dengan Prof. Poorwo Soedarmo sebagai Kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) setidaknya menyiratkan urusan makan itu adalah hal serius. Bahkan 25 Januari 1951 yang merupakan tanggal berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan dijadikan sebagai hari Gizi dan Makanan Indonesia.

LMR dahulu bernama Instituut Voor Volksvoeding bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan Eijkman. Buku-buku panduan 4 Sehat 5 Sempurna dibuat pemerintah untuk dijadikan sumber informasi makanan untuk rakyat. Poorwo Soedarmo—pencetus konsep 4 Sehat 5 Sempurna—pun menerbitkan buku pedoman menu-menu makanan sehat berkhasiat di tahun 1951. Bukunya menjadi doktrin standar makanan agar manusia Indonesia sehat kuat.

Buku Masakan Instruksi Pak Harto

Orde Bung Karno berakhir, digantikan Orde Baru yang dipimpin Suharto. Tetapi urusan makanan tetap dapat perhatian. Hal itu setidaknya terlihat dari digelarnya Konperensi Kerja Nasional Perubahan Menu Makanan pada 1974. Suharto menegaskan kekurangan gizi dapat mendatangkan bencana. Kurang makan bukan cuma bikin laju pembangunan melambat, tapi bisa jadi halangan serius.

Proyek penerbitan buku resep makanan mulai dirintis pemerintahan Orde Baru pada 1972 dengan terbitnya buku ‘Tak Mungkin Hidup-Sehat tanpa Makanan’ yang diterbitkan Dinas Penyuluhan Gizi Departemen Kesehatan. Buku ini menjadi pedoman bagi penyuluh/pendidik gizi di daerah untuk disampaikan kepada masyarakat, terutama anak-anak.

“Murid-murid SD di desa tertinggal dan daerah terpencil di luar Jawa dan Bali akan diberikan makanan tambahan karena umumnya makanan mereka kurang gizinya. Makanan tambahan ini akan diberikan 3 kali seminggu dengan memanfaatkan produk pangan hasil pertanian daerah setempat dengan petunjuk makanan sehat dan bergizi yang disiapkan oleh para ahli gizi. Pemberian makanan tambahan bergizi ini diselenggarakan oleh pihak sekolah bekerjasama dengan ibu-ibu anggota PKK yang akan memasak dan menyediakan makanannya, sementara bidan desa yang memberikan petunjuk dan mengawasi dari segi gizinya,” kata Suharto, dalam pidato RAPBN (Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara) di sidang MPR 1996.       

Berawal dari petunjuk Presiden Suharto itulah buku "Aku Cinta Makanan Indonesia" diterbitkan sebagai pedoman praktis dalam pemenuhan gizi anak dan keluarga. Buku ACMI berisi 1.000 resep hidangan Nusantara dari 27 provinsi (jumlah provinsi di Indonesia era Orde Baru). Dicetak PT.Gramedia, buku ACMI adalah kitab petunjuk bagi penyelenggara Program Makanan Tambahan Bagi Anak Sekolah (PMT-AS) daerah tertinggal di 27 provinsi.

PMT-AS daerah tertinggal berpedoman pada Instruksi Presiden (Inpres) no.1 tahun 1997. Inpres itu menunjukkan Presiden Suharto saat itu beritikad mulia membangun generasi penerus yang mendapatkan asupan makanan bergizi baik. Hebatnya pula PMT-AS justru dimulai dari daerah tertinggal di luar pulau Jawa dan Bali dengan mengerahkan anggota-anggota PKK di masing-masing provinsi. Pemerintah mengerahkan anggota PKK yang mayoritas ibu-ibu diharapkan anak-anak  mendapatkan kesan kekeluargaan dan akrab.

Hasil penelitian Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Institut Pertanian Bogor (IPB) turut mengilhami terbitnya buku ACMI. IPB meneliti tentang PMT- AS di lingkungan SD dan Ibtidaiyah di provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan. Penelitian itu turut menginspirasi para anggota PKK pelaksana titah Presiden RI itu untuk segera dilaksanakan pencatatan seluruh resep-resep makanan program PMT AS dari seluruh pelosok nusantara. Dari 1.000 resep yang ditampilkan buku ACMI, terdapat 500 resep jajanan (makanan ringan). Hal itu disesuaikan dengan program pengadaan makanan tambahan, bukan penyediaan makanan lengkap untuk makan siang.

Sampul ACMI berwarna bergambar makanan berat dan ringan. Ada gambar nasi kuning sepaket dengan telur rebus dilumuri sambal, goreng tempe kecil-kecil, semangkuk sayur berisi siomay dan brokoli, senampan jajanan pasar kue-kue lapis dan legenda jajanan kita, yaitu gorengan bala-bala berudang.

Penyusunan resep di buku ACMI dibuat berdasarkan alfabetis. Buku pedoman membuat makanan setebal 542 halaman ini buah karya para anggota PKK pelaksana PMT AS yang pertama dan terakhir karena Suharto dilengserkan dari jabatan Presiden RI, buah dari gerakan reformasi mahasiswa semester pertama tahun 1998.

Sukarno mempersembahkan Resep Masakan Nusantara terbitan 1967 dan Suharto mewariskan Aku Cinta Masakan Indonesia terbitan 1997. Keduanya sama-sama mewariskan buku resep makanan bangsanya di masa akhir kekuasaannya.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//