• Berita
  • Setahun Pandemi Covid-19 di Bandung, Vaksinasi Merata Jadi Kunci

Setahun Pandemi Covid-19 di Bandung, Vaksinasi Merata Jadi Kunci

Genap setahun pandemi Covid-19 di Bandung, vaksinasi yang secara merata menjangkau warga menjadi kunci.

Warga mengenakan masker protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di depan Gedung De Majestic, Jalan Braga, Bandung. Gedung ini mengalami banyak fungsi, mulai konser musik hingga bioskop. (Foto: Iqbal Kusumadirezza/BandungBergerak.id)

Penulis Ahmad Fikri19 Maret 2021


BandungBergerak - Maret 2021 ini menandai genap setahun pandemi Covid-19 di Bandung. Vaksinasi yang secara merata menjangkau warga bakal menjadi kunci keberhasilan menangani pandemi. Salah satu tantangan terdekat adalah perayaan lebaran yang dikhawatirkan memicu angka penularan lewat terciptanya kerumunan-kerumunan.

Pemerintah Kota Bandung mencatat kasus pertama Covid-19 di Kota Kembang terjadi tanggal 17 Maret 2020, yakni pasien laki-laki warga Babakan Ciparay yang memiliki riwayat perjalanan di Ibu Kota Jakarta. Temuan ini berselang dua pekan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Per 17 Maret 2021, situs web Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung menyebut 14.390 kasus Covid-19. Dari jumlah tersebut, 13.126 kasus dinyatakan sembuh dan 262 orang kehilangan nyawa. 

Kasus Covid-19 tersebar di 30 kecamatan di Kota Bandung. Andir menjadi kecamatan dengan jumlah kasus positif terbanyak, yakni 803 kasus. Jumlah pasien meninggal paling banyak ditemukan di Kecamatan Batununggal dengan 19 kasus. Pusicov juga mencatat jumlah kontak erat sebanyak 22.614 kasus, kontak erat sembuh 22.216 kasus, suspek 17.768 kasus, serta suspek sembuh 16.506 kasus.

Sementara itu situs web Covid-19.go.id mengumumkan jumlah akumulatif kasus positif sebanyak 1.437.283 kasus, termasuk 1.266.673 kasus sembuh dan 38.915 kasus meninggal dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global pandemi yang pertama kali diketahui pada akhir 2019 tersebut telah menjalar ke 223 negara dan menyebabkan 120.383.919 terkonfirmasi positif dengan 2.664.386 orang di antaranya meninggal dunia.

Vaksin

Babak baru Covid-19 terjadi ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin hasil uji klinis Sinovac di Bandung, Senin, 11 Januari 2020.

Empat hari kemudian, program vaksinasi pertama di Bandung digelar. Nazriel Irham alias Ariel NOAH masuk ke dalam kelompok vaksinasi pertama ini. Program vaksinasi sekaligus menjadi babak baru dalam perkembangan perang melawan Covid-19.

Vaksinasi diharapkan bisa memulihkan ekonomi yang terpukul sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau karantina wilayah untuk mengerem laju pandemi. Aktivitas ekonomi yang menimbulkan kerumunan dibatasi, termasuk menutup mall, sekolah, dan membatasi aktivitas sosial keagamaan.

Pemerintah pusat dan daerah menghadapi dilema antara mengutamakan kesehatan sekaligus mengorbankan ekonomi. Covid bikin serba salah, seperti diakui Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana.

Namun ia yakin memilih PSBB pada awal pandemi adalah keputusan yang benar. “Di satu sisi ekonomi memang terkorbankan, seolah-olah, tapi itu adalah ternyata pilihan yang benar setelah pandemi ini berjalan setahun ini,” kata Yana, di Taman Dewi Sartika, Bandung, Selasa, 16 Maret 2021.

Kepala Dinas Perdagangan dan Industrian Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan tiga bulan setelah PSBB baru dilakukan sejumlah pelonggaran. Sejumlah sektor perindustrian boleh beroperasi, termasuk pembukaan mall.

Meski demikian, perekonomian Bandung yang mengandalkan jasa dan perdagangan sudah terlanjur terpukul. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung anjlok hingga -2,28 persen.

Pelonggaran terbaru tertuju pada arena permainan anak, kegiatan kesenian, serta salon kecantikan. Pelonggaran ini tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 28 Tahun 2021. Elly mengatakan, selama ini arena bermain anak-anak terpaksa tutup selama setahun pandemi. “Maret ditutup dan Maret ini baru dibuka, ada yang setahun tutup, ini tidak diberikan relaksasi sebelumnya,” kata dia.

Hingga saat ini sudah 12 mall yang mengajukan permohonan untuk boleh membuka arena permainan anak dan salon kecantikan. Arena permainan anak yang diloloskan pun baru sebatas arena permainan perorangan.

Maka vaksinasi Covid menjadi tumpuan baru di tengah kelesuan ekonomi. Elly optimis vaksinasi bisa menyelamatkan ekonomi yang terpuruk.

Selain itu, momen program vaksinasi dinilai pas karena menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Sebab pegawai toko dan ritel menjadi salah satu target sasaran vaksinasi. Jika mereka divaksin, akan menumbuhkan rasa aman masyarakat yang akan berbelanja keperluan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran.

Jumlah pegawai toko dan ritel yang menjadi sasaran vaksinasi mendekati angka 44 ribu, yakni 22 ribu pegawai toko swalayan, 12 ribu pekerja di mall, dan sedikitnya 10 ribu orang pegawai toko mandiri di seantero Kota Bandung. Di luar itu terdapat kurang lebih 17 ribu orang pedagang pasar.

Akan tetapi menurut data terakhir baru 1.740 orang pegawai toko ritel, dan 1.450 orang pekerja di mall yang sudah divaksin. Di sisi lain, pasokan vaksin masih sangat terbatas.

Program vaksinasi Covid sangat tergantung pada pasokan vaksin dari pemerintah pusat. Saat ini sasaran program vaksinasi baru sebatas profesi layanan publik dan lansia.

Kepala Dinkes Bandung Ahyani Raksanagara menyebut sasaran vaksinasi tahap 2 sebanyak 130 ribu orang. Sedangkan realisasinya baru menyasar 25 ribu orang. Artinya, jumlah vaksin masih sangat terbatas. “Saya mohon semua bersabar karena tahapan ini diatur pemerintah pusat,” kata Ahyani.

Namun waktu terus berjalan, ketersediaan vaksin berpacu dengan kecepatan penularan Covid yang tak kunjung mereda.

Tukang tahu menjalankan protokol kesehatan masker.  Maret ini genap 1 tahun pandemi Covid-19 di Bandung. (Iqbal Kusumadirezza)
Tukang tahu menjalankan protokol kesehatan masker. Maret ini genap 1 tahun pandemi Covid-19 di Bandung. (Iqbal Kusumadirezza)

Kilas Balik Pandemi di Bandung

Tanggal 12 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO resmi menaikan status COVID-19 dari epidemi menjadi pandemi, yaitu wabah yang menyebar secara global sejak kasus pertama yang terjadi di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Tanggal 12 Maret itu virus Corona sudah menginfeksi lebih dari 125.000 orang dan menewaskan lebih dari 45.000 di seluruh dunia. Covid tidak ditemukan hanya di benua Antartika.

Di saat yang sama, Bandung mulai kedatangan pasien yang diduga Covid sejak 3 Maret 2020. Total ada 31 orang yang dipantau, seperti tercatat dalam siaran pers Humas Pemkot Bandung. Mereka dipantau karena memiliki gejala yang ada pada pasien Covid, yakni batuk dan pilek, serta baru bepergian dari negara terjangkit.

Berikutnya, 16 Maret 2020, Dinkes Bandung mengumumkan 3 orang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 6 Pasien Dalam Pengawasan (DPD) Covid-19. ODP adalah orang yang masuk ke Indonesia dari negara terjangkit. PDP atau suspek adalah orang yang terindikasi memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemkot kemudian merilis berita seorang pasien positif Corona yang merupakan warga Babakan Ciparay. Pasien laki-laki ini sempat dirawat di Jakarta, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tanggal 4 Maret 2020 dan dinyatakan positif Corona 14 Maret 2020.

Selain pasien warga Babakan Ciparay, RSHS juga merawat dua pasien lainnya rujukan dari Bekasi. Keduanyan perempuan, dan masuk RSHS tanggal 13 Maret 2020, lantas terkonfirmasi positif Covid 14 Maret 2020.

Di lingkup nasional, wacana karantina wilayah atau lockdown sudah muncul. Angka Covid nasional pada 13 Maret 2020 sebanyak 35 kasus, sebagian besar di Jakarta.  

Tanggal 20 Maret 2020 di Bandung, isu Covid-19 terus menjadi pusat perhatian. Dewan Kemakmuran Masjid Al Ukhuwwah Kota Bandung memutuskan tidak menggelar salat Jumat untuk sementara waktu. Masjid di samping Balai Kota Bandung ini juga tidak menggelar salat berjemaah 5 waktu.

Ketua DKM Al-Ukhuwwah, Bambang Sukardi mengatakan langkah tersebut implementasi Surat Edaran Wali Kota Bandung mengenai pencegahan penyebaran Covid-19 yang salah satunya dengan melaksanakan social distancing. Keputusan ini mendapat dukungan dari Ketua Majels Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Miftah Faridl.

Hingga akhir Maret 2020, sejumlah kasus baru Covid terus bermunculan baik nasional maupun di Bandung, Jawa Barat. Pada 8-10 Maret 2020, berlangsung Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat di Swiss Belhotel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Sekitar 400 peserta mengikuti musyawarah tersebut, termasuk sejumlah kepala daerah seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Belakangan diketahui, dalam Musda Hipmi Jawa Barat ini ada peserta yang positif Covid-19.

Musda Hipmi Jabar kemudian disebut sebagai klaster penyebaran Covid. Terlebih dua pimpinan kepala daerah yang ikut Musda, yakni Bupati Karawang Cellica Nurrachdiana dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, kemudian terjangkit Corona.

Salah satu pengurus DPD PDIP Jabar Gatot Tjahjono meninggal dunia pasca-Musda ini. Kabupaten Karawang pun ditetapkan sebagai zona merah Covid.

Tanggal 24 Maret 2020, kondisi kesehatan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, dinyatakan membaik setelah tinggal di ruang isolasi selama 12 hari sejak dinyatakan positif Covid. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bandung menetapkan Covid-19 sebagai Kasus Luar Biasa alias KLB, menyusur penyebaran Covid yang begitu cepat.

Covid19.bandung.go.id per 31 Maret 2020 mencatat PDP/suspek sebanyak 63 orang, pasien positif sebanayak 8 orang, 4 orang sembuh, 8 orang meninggal dunia.

Awal April 2020 kondisi Covid di Bandung tak kunjung membaik. Belum beres klaster HIPMI Jabar, muncul klaster Gereja Bethel Indonesia (GBI), Lembang. Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, klaster baru ini bermula dari seorang pendeta dan istrinya yang positif Covid-19 dan turut serta dalam acara keagamaan di GBI Lembang. Pendeta dan istrinya kemudian meninggal karena Covid.

Tim Gugus Tugas melakukan pelacakan terhadap peserta keagamaan GBI Lembang. Hasilnya, dari 600 lebih jemaah peserta ritual ini sebanyak 226 di antaranya positif Covid.

Antara Juni dan Juli 2020, di Jabar tercatat ditemukan dua klaster baru penyebaran Covid-19. Pertama, klaster industri yang mengakibatkan PT Unilever Kabupaten Bekasi ditutup 26 Juni 2020. Kemudian di Bandung ditemukan klaster Sekolah Calon Perwira (Secapa) Angkatan Darat (AD) Bandung, Juli 2020.

Di antara rangkaian panjang pandemi Covid-19, satu kabar menggembirakan datang dari vaksin. Tim ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama PT. Bio Farma mulai melakukan uji klinis vaksin Covid-19, 11 Agustus 2020.

Uji klinis dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Klinik Unpad Dipati Ukur, serta 4 Puskesmas di Bandung. Vaksin yang diuji coba berasal dari perusahaan vaksin Sinovac Biotech, China, yang dinilai telah memenuhi standar keamanan Badan POM dan mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.

Sebanyak 1.620 relawan mengikuti uji klinis bersejarah ini. Termasuk Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Forkominda Jabar. Selang 6 bulan setelah penyuntikan vaksin uji coba yang pertama, terbit izin penggunaan darurat untuk vaksin hasil uji klinis ini.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//