BandungBergerak.id - Di bawah payung hitam dan deretan nisan, Gatot Gunawan bercerita kepada bocah-bocah Kampung Karees tentang korban perang zaman Belanda dan Jepang. Sebagian korban dimakamkan di TPU Pandu (Ereveld Pandu), Jalan Padjdjaran, Bandung.

Para bocah adalah peserta Sekolah Rakyat Kelimutu yang didirikan Gatot Gunawan di Kampung Karees, Bandung. Gatot yang merupakan pegiat sejarah dari komunitas Kelompok Anak Rakyat (Lokra), mengenalkan sejarah dengan cara yang berbeda dibandingkan mata pelajaran di sekolah formal.

Pelajaran sejarah diberikan dengan penelusuran tapak-tapak sejarah yang tersebar di Kota Bandung, termasuk di Ereveld Pandu yang oleh warga setempat disebut permakaman Belanda.

[baca_juga]

Pada kegiatan di Ereveld Pandu itu, Gatot membawa anak-anak Kampung Karees untuk belajar lebih dekat tentang para korban penjajahan Jepang yang meninggal di Kamp Karees jenjang tahun 1942-1945. Kali ini, kegiatan tersebut bertepatan dengan hari lahir Caroline Haaring, salah satu korban perang yang ditahan di Kamp Karees, kamp tawanan Jepang.

Terik matahari yang menyengat pemakaman Belanda tidak membuat anak-anak Karees mengeluh. Mereka menyimak cerita sejarah yang disampaikan sang mentor, Gatot Gunawan, termasuk soal kampung mereka yang dahulunya pernah mempunyai Kamp Karees.

Setelah mendengarkan cerita, anak-anak melakukan rangkaian penghormatan kepada Caroline Haaring dengan menaruh bunga sambil berdoa. Selepas penghormatan kepada Caroline Haaring, mereka mengikuti permainan yang dikarang Gatot, yakni mencari nama-nama korban Kamp Karees yang telah ditandai dengan pita biru.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//