BandungBergerak.idDari banyak hal yang terjadi di tahun 2024, ada peran rakyat yang harus terus dirawat. Tanpa kecuali peran perempuan yang tersebar di berbagai lini, di lingkup aktivisme, mahasiswi, warga kampung kota, ibu rumah tangga.

Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang dimulai sejak 25 November hingga 10 Desember semakin rutin diperingati bersama, yang juga dilakukan di tahun ini. Namun, bukan berarti usaha-usaha baik perempuan hanya terbatas pada 16 hari saja. Tidak cukup. Jika dibatasi waktu sesingkat itu.

Ada peran ibu rumah tangga yang tanpa batas waktu memperhatikan keluarga dan keamanan untuk pertumbuhan anak-anak yang akan menjadi generasi masa depan. Ada juga mahasiswi yang mengambil peran untuk menyuarakan hak sesama perempuan di tengah aksi. Terlepas apa pun interpretasi personal yang dimiliki masing-masing individu, tapi perempuan tidak pernah abai dengan perannya.

Bersamaan dengan itu pun ada tantangan yang muncul. Kekerasan yang terjadi pada perempuan masih di angka yang tinggi. Berdasarkan riset Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), sepanjang Oktober 2023 sampai Oktober 2024 telah terjadi 290 kasus femisida (pembunuhan terhadap perempuan). Angka itu didapat dari hasil pemantauan berita di media massa.

Perempuan melawan, meski angka kekerasan terhadap perempuan terus meningkat, tapi tidak menjadi akhir perlawanan. Apa yang dilakukan ibu-ibu Dago Elos yang memperjuangkan ruang hidup dari penyerobotan lahan akan terus melangkah. Begitu pun dengan kawan-kawan mahasiswa yang bergerak di isu hak asasi manusia (HAM).

Karena ancaman yang terjadi pada masyarakat Rempang mungkin bisa saja mampir di kota kembang ini. Namun tentunya masih ada hal-hal baik yang dapat dilakukan. Sebagian perempuan ada yang mampir dari diskusi satu ke diskusi lainnya untuk menambah pengetahuan dan memperluas perspektif.

Ada pula yang memutuskan menjelaskan sejarah reformasi di rumah pada anak-anaknya, di tengah kesibukan menata keluarga.

Perjalanan ke depan akan menemukan dinamikanya sendiri. Seperti yang terlihat hari ini, mereka yang memiliki catatan kelam seolah dihapus tak bersalah di rekaman sejarah. Hukum yang tersedia untuk mengawal kehidupan negara ini masih perlu banyak diperbaiki. Sedikitnya apa yang dilakukan masyarakat, perempuan, di tahun 2024 menjadi bahan bakar untuk kehidupan di hari-hari selanjutnya.

*Foto dan Teks: Virliya Putricantika 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//