• Foto
  • Mengunjungi Situs Megalitikum Gunung Padang

Mengunjungi Situs Megalitikum Gunung Padang

Gunung Padang di Cianjur menjadi pusat kontroversi terkait keberadaan piramida. Selain riset, orang terus berdatangan untuk belajar, berwisata, dan melakoni ritual.

Fotografer Virliya Putricantika8 November 2021

BandungBergerak.id -  Gunung Padang ada di pusaran kontroversi setidaknya dalam 10 tahun terakhir. Situs megalitikum di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini disebut-sebut merupakan sebuah piramida raksasa yang umurnya lebih tua dari bangunan serupa di Mesir dan Peru.

Merujuk riset arkeologis dan geomorfologis, Gunung Padang Cianjur, dengan total luas 3.132 meter persegi, terbentuk oleh material letusan gunung api purba, bersama gunung-gunung lain yang lebih kecil ukurannya. Dapat dikatakan, ketika datang ke Gunung Padang, sebenarnya pengungjung sedang berada di pusat gunung api purba.

Manusia yang hidup pada masa megalitikum lantas menyusun batu-batu andesit basaltis hasil letusan gunung api purba itu menjadi beberapa bagian di Gunung Padang. Ada lima teras yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Sebagai batas antarbagian, misal area berkumpul dan area beribadah, batu-batu disusun berjajar dengan posisi vertikal.

Setiap teras di Gunung Padang memiliki peruntukan masing-masing. Teras pertama merupakan gerbang utama, ditandai dengan keberadaan “Batu Gamelan” yang dapat mengeluarkan bunyi seperti alat musik tradisional.

Sementara itu, teras kedua, ketiga, dan keempat tidak memiliki perbedaan ketinggian yang terlalu jauh. Ketiganya melambangkan jiwa sosial.

Teras kelima merupakan bagian yang diyakini paling suci karena di sana terdapat singgasana raja dan altar.

Selain penelitian, orang juga datang ke Gunung Padang Cianjur dengan niat atau tujuan lain. Ada yang datang untuk bertekun melakoni ritual. Yang lain berkunjung untuk belajar langsung tentang alam dan riwayat peradaban seperti yang dilakukan rombongan Geotrek Barat, Sabtu (30/10/2021) lalu.   

Demikianlah banyak cerita terus-menerus lahir tentang Gunung Padang. Sampai hari ini.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//