SUARA PINGGIRAN: Mendengarkan Wanggi Hoed
Seniman pantomim Wanggi Hoed tidak pernah ragu untuk bersuara di isu-isu sosial, budaya, dan lingkungan. Sedang menekuni kerja riset dan dokumentasi.
BandungBergerak.id - Tanpa berteriak-teriak, Wanggi Hoed demikian akrab dengan dunia pergerakan di Bandung. Ia hadir di banyak diskusi dan aksi. Suaranya lantang lewat praktik diam. Tubuhnya yang bicara.
Lewat seni pantomim, yang sudah ia geluti selama belasan tahun terakhir, Wanggi Hoed terjun ke medan-medan pertarungan sosial, budaya, dan lingkungan. Dengan ringan hati. Dengan tulus. Aksi Kamisan Bandung adalah salah satu gerakan yang ia rintis dan yang masih bertahan dan berdampak hingga hari ini.
Meski namanya sekarang sudah melambung tinggi, sudah sedemikian lekat dengan eksistensi seni pantomim Indonesia, Wanggi Hoed tidak pernah kehilangan kesederhanaan. Ia tanpa banyak bertanya menyediakan diri untuk setiap acara dan aksi komunitas di Bandung.
Awal pekan ini BandungBergerak.id memperoleh kesempatan untuk berbincang dengan sang seniman di kamar kontrakannya di Bandung utara. Salah satu yang ia bagikan adalah 'kesibukan' barunya mengumpulkan poster pertunjukan-pertunjukan pantomim. Ini menandai minat besar seorang Wanggi Hoed pada kerja riset dan pendokumentasian seni pantomim di Indonesia.
Kawan-kawab dapat menyimak obrolan kami dengan Wanggi Hoed di kanal Youtube BB. Silakan berkunjung.
Podcast Suara Pinggiran adalah upaya BandungBergerak.id untuk memberi tempat bagi orang biasa, komunitas, dan kelompok marginal untuk menyampaikan kisah mereka kepada audiens lebih luas.