• Cerita
  • Kecamatan Cibiru: Pohon Biru dan Gerbang Kota di Timur Bandung

Kecamatan Cibiru: Pohon Biru dan Gerbang Kota di Timur Bandung

Nama Kecamatan Cibiru berasal dari kata biru. Namun persoalannya, warna biru bagi masyarakat Sunda kurang familiar, berbeda dengan warna hijau (hejo).

Sein Farms di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Kecamatan ini satu dari sedikit kecamatan yang masih memiliki lahan pertanian atau sawah. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana5 April 2021


BandungBergerak.id - Mengapa Cibiru menjadi nama Kecamatan Cibiru? Padahal warna biru kurang familiar dengan masyarakat Sunda sebagai etnis yang paling banyak menghuni Bandung, Jawa Barat. Masyarakat Sunda lebih akrab dengan warna hijau (hejo) ketimbang warna biru.

Catatan klasik pun jarang yang mengambil diksi dari kata biru. Menurut T Bachtiar dalam buku “Toponimi Susur Galur Nama Tempat di Jawa Barat” (Penerbit Layung, 2009), menyebut warna biru, walau jarang, terdapat dalam bahasa Sunda sehari-hari. “Walaupun, warna biru tidak pernah disebut dalam cerita pantun, apalagi dalam naskah kuna,” tulis T Bachtiar.

Meski demikian, T Bachtiar menemukan kata biru dalam ungkapan “Euweuh nu ngaharu biru” yang artinya tidak ada yang menghiraukan. “Di luar warna bodas (putih), beureum (merah), hideung (hitam), dan koneng (kuning), warna biru memang kurang akrab dibandingkan dengan warna hejo (hijau),” lanjut T Bachtiar.

Misalnya tercermin dalam pribahasa dan babasan “Hejo tihang”, yang artinya suka berganti-ganti pekerjaan atau tempat tinggal. Dan masih banyak lagi pribahasa dalam bahasa Sunda yang memakai istilah hejo. Warna hejo pun mempunyai gradasi warna yang rinci, seperti hejo ngagedod, hejo botol, hejo daun, hejo pucuk cau, hejo carulang.

Lalu, dari manakah nama Cibiru berasal? T Bachtiar menjelaskan penamaan Cibiru bersumber dari nama pohon, yakni pohon biru. Di Cibiru pernah tumbuh pohon biru yang di Jawa disebut pohon biyu dan di Bugis disebut pohon baru (Garuga pinnata ROXB), sehinga pohon tersebut menjadi ciri mandiri kawasan tersebut. “Maka dinamailah termpat tersebut Cibiru atau Biru,” terang T Bachtiar.

Data Penduduk Kecamatan Cibiru

Kecamatan Cibiru menempati lahan seluas 6,5 kilometer persegi. Daerah ini terdapat di timur Bandung yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung. Sehingga Cibiru menjadi gerbangnya Kota Bandung.

Salah satu tempat terkenal di daerah ini ialah Bundaran Cibiru yang merupakan ujung Jalan By-Pass Soekarno-Hatta. Bundaran ini kerap menjadi patokan orang-orang yang mau masuk dan keluar Bandung.

Tak jauh dari Bundaran Cibiru dan tugu selamat datang ke Kota Bandung, terdapat tempat ngetem bus antar kota antar provinsi. Jalur ini dilalui bus-bus jurusan ke jalur tengah dan selatan dengan tujuan Garut dan sekitarnya, serta tembus ke Jawa Tengah.

Calon penumpang biasa menunggu bus di sekitar bundaran tersebut. Sebaliknya, penumpang yang datang dari luar Bandung juga biasa turun di Bundaran Cibiru. 

Kecamatan Cibiru terdiri dari lima kelurahan, yakni Pasirbiru, Cipadung, Palasari, dan Cisurupan yang terbagi ke dalam 53 RW dan 283 RT. Jarak kecamatan ini dengan pusat pemerintahan Kota Bandung 33 kilometer.

Wilayah Cisurupan dan Palasari menempati lahan paling luas di atas 2 kilometer persegi, sedangkan Pasirbiru dan Cipadung menempati lahan di atas 1 kilometer persegi. Masing-masing kelurahan berada pada ketinggian antara 681 sampai 761 meter di atas permukaan laut.

Kontur tanah Cibiru tidak merata, ada dataran rendah dan ada pula perbukitan. Hal itu dapat dilihat dari jumlah kejadian bencana alam yang tercatat pernah terjadi banjir di Cigadung dan tanah longsor Cisurupan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung dalam laporan Kecamatan Cibiru dalam Angka 2018 dan 2019, secara administratif Kecamatan Cibiru dibatasi oleh Kecamatan Panyileukan di selatan, Cilengkrang di utara, Cileunyi di timur, dan Ujungberung di Barat.

Jumlah penduduk Kecamatan Cibiru meningkat setiap tahunnya. Tahun 2010, jumlah penduduknya 61.707, tahun 2015 bertambah menjadi 62.060 dan sensus terakhir (data 2016) menjadi 62.298. Warga penduduk Cibiru terdiri dari 31.256 laki-laki dan 31.042 perempuan. Jumlah ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Data kepadatan penduduk Cibiru sebesar 94 jiwa per hektar. Cipadung menjadi kelurahan dengan penduduk paling gemuk, yakni 19.853. Dalam peta, posisi Cipadung ada di tengah-tengah Kecamatan Cibiru, di antara Palasari dan Pasirbiru.

Dari sisi rentang usia, warga Cibiru didominasi anak dan usia produktif. Jumlah warga usia 0-19 tahun sebanyak 23.263 jiwa, dan jumlah usia produktif usia 20-49 tahun sebanyak 27.346 jiwa. Sedangkan warga usia lanjut sebanyak 11.098 jiwa. Mayoritas warga Cibiru berpencaharian swasta dan berdagang, yakni 17.241. Selebihnya adalah PNS, TNI/Polri. Ada juga petani yang jumlahnya 2.681.

Masalah Pendidikan

Dari data persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut jenis kelamin dan pendidikan yang ditamatkan di Kecamatan Cibiru, terdapat 7.936 warga yang tidak/belum pernah sekolah. Penduduk yang tidak/belum tamat SD sebanyak 16.482 jiwa, tamat SD 14.681 jiwa, SMP 10.188 jiwa, SMA 7.272 jiwa, Diploma I/II/III/Akademi 2.987 jiwa, dan universitas 2.161 jiwa.

Dari data tersebut, penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan di Kecamatan Cibiru masih sedikit jika dibandingkan penduduk yang belum mengenyam bangku kuliah.

Akses layanan kesehatan di Kecamatan Cibiru menurut data 2016 cukup merata, terdiri dari 3 Puskesmas, 63 Posyandu, 7 Praktek Dokter, 19 praktek bidan, 4 poliklinik, dan 5 apotek. Sarana kesehatan lainnya ialah fasilitas olahraga berupa lapangan bulutangkis dan footsal yang berdiri masing-masing kelurahan.

Jumlah kepala keluarga (KK) penerima raskin sebanyak kepala 1.727 KK. Jumlah pemberi zakat fitrah sebanyak 38.251 jiwa, dan penerima zakat fitrah 7.043 jiwa. Jenis zakat terdiri dari beras 28.440 kilogram, dan uang Rp806.250.000.

Sedangkan jumlah penduduk penyandang disabilitas di Cibiru tahun 2017 terdapat 75 orang, mulai difabel netra sampai gangguan mental yang tersebar di lima kelurahan.

Denyut ekonomi Kecamatan Cibiru dapat dilihat dari kegiatan usaha yang terdiri dari pertokoan, minimarket, pasar mal yang tersebar di kelurahan-kelurahan. Mal tercatat ada 1 di Kelurahan Cipadung. Tercatat juga 106 warung makan, rumah makan dan restoran.

Perputaran rupiah di kecamatan ini bisa dilihat dari jumlah wajib pajak dan penerimaan PBB Kecamatan Cibiru tahun 2017 yang ditargetkan Rp4.589.689.041 dan terealisasi Rp 3.969.506.502. Terdapat dua bank umum dan 1 Bank Perkereditan Rakyat. Ada juga 5 lembaga keuangan non-perbankan, yakni koperasi.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//