• Kampus
  • Pengaruh Covid-19 pada Perpustakaan UPI dan ITB

Pengaruh Covid-19 pada Perpustakaan UPI dan ITB

Pandemi Covid-19 banyak berpengaruh pada aspek kehidupan. Tak terkecuali pada peminjaman buku di perpustakaan UPI dan ITB.

Villa Isola yang kini menjadi Gedung Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana6 April 2021


BandungBergerak.id - Pandemi Covid-19 berpengaruh pada kehidupan kampus, khususnya pada peminjaman buku di perustakaan. Di sisi lain, kebutuhan informasi ilmiah tak bisa dibatasi. Menjawab kebutuhan ini, Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meluncurkan program Repository UPI View on Screen (RepoVOS) dan Cetak dan Kirim Koleksi Akademik (Ceria).

RepoVOS dan CERIA adalah layanan terbaru di Perpustakaan UPI yang hadir di masa pandemi Covid-19. Kadiv Akuisisi Bahan Kepustakaan Perpustakaan UPI, Hada Hidayat Margana menjelaskan, sebelumnya Perpustakaan UPI tidak bisa diakses secara daring. Sedangkan layanan permintaan file repository yang terproteksi meningkat pesat pada masa pemberlakuan pembelajaran jarak jauh Covid-19.

“Perpustakaan UPI pun mencoba menangkap kebutuhan tersebut dan mencoba untuk meningkatkan layanan prima bagi seluruh sivitas akademika dalam mememenuhi kebutuhan sumber daya pembelajaran,” kata Hada Hidayat Margana, pada acara BISA BERKAWAN (Bincang Santai Bersama Pustakawan): Peluncuran Layanan Perpustakaan UPI yang ditayangkan streaming di media sosial Perpustakaan UPI, Kamis (25/03/2021), dikutip dari laman resmi UPI, Selasa (6/4/2021).

RepoVOS membuat layanan perpustakaan bisa diakses secara fulltext melalui koleksi digital Repository UPI. Program ini juga dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan pembaca UPI (UPI Readers) terhadap koleksi karya tugas akhir mahasiswa.

“Diharapkan, dengan dilayankannya RepoVOS, koleksi Digital Repositori UPI bisa lebih dimanfaatkan secara maksimal, serta UPI Readers mendapatkan kemudahan dan akses tanpa batas,” kata Hada.

Kadiv. Layanan Perpustakaan UPI, Damayanty, menjelaskan layanan baru lainnya, yaitu Ceria yang merupakan layanan pencetakan dan pengiriman koleksi Perpustakaan UPI sesuai dengan pesanan pemustaka secara daring.

Sebelum pandemi, Perpustakaan UPI memilliki layanan Print on Demand yang menyediakan jasa pencetakan untuk koleksi yang dibutuhkan oleh UPI Readers. “Akan tetapi, disesuaikan dengan kondisi saat ini, maka perlu diadakan layanan yang sama tetapi berbasis daring,” kata Damayanty, pada acara yang sama. 

Layanan Ceria ditargetkan untuk pembaca Non-UPI dan pemustaka UPI. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka terhadap koleksi Perpustakaan UPI yang tidak dapat diakses secara langsung.

Saat ini kedua layanan tersebut sudah siap layan, walaupun masih memerlukan pengembangan-pengembangan lebih lanjut. Selanjutnya, Perpustakaan UPI akan terus menciptakan inovasi-inovasi layanan lain untuk memenuhi kebutuhan UPI Readers sesuai mottonya, “Answers at its best to any quest”.

Sementara Kadiv. TI dan Pembelajaran Digital UPI, M. Ridwan Sutisna, menambahkan kepada UPI Readers untuk menjaga baik-baik username dan password dari akun SSO (Single Sign On) yang dimiliki oleh sivitas akademika UPI. Sebab nantinya akan ada pengembangan-pengembangan terhadap akses informasi konfidensial yang hanya bisa diakses dengan akun tersebut.

“Bila ternyata ada masalah terkait akun sivitas akademika UPI, disilakan untuk mengontak secara langsung saluran-saluran layanan pengguna Direktorat STI,” katanya.

Perpustakaan ITB

Lain di Perpustakaan UPI, lain juga perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengatur ketentuan pengembalian buku di masa pandemi. Pada 22 Maret 2021, ITB mengumumkan ketentuan ini di laman resminya.

Dijelaskan, pada masa pandemi, ada Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan dan Adaptasi Kebiasaan Baru sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Institut ITB. Sehingga bagi sivitas akademika yang akan mengembalikan pinjaman buku perpustakaan, dapat memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

Pengecekan peminjaman buku dapat dilakukan dengan login menggunakan akun ITB di sistem https://webpac.lib.itb.ac.id/. Buku dapat dikembalikan dengan menggunakan jasa ekspedisi tercatat yang ditujukan kepada UPT Perpustakaan ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, 40132.

Catatan yang perlu diperhatikan oleh sivitas akademika yang akan mengembalikan buku, yaitu sivitas akademika wajib mencantumkan identitas berupa NIM, nama, dan nomor handphone, sivitas akademika wajib mencantumkan semua nomor barcode buku (contoh dapat dilihat di bagian bawah postingan) yang dituliskan di bawah identitas.

Pastikan buku dikemas dengan baik untuk menghindari kerusakan. Buku yang rusak saat tiba di perpustakaan menjadi tanggung jawab sivitas akademika yang bersangkutan. Sivitas akademika dapat mengembalikan buku secara langsung dengan menitipkan kepada satpam ITB di gerbang utama dengan cara mengemasnya dan mencantumkan tujuan pengiriman.

Jika ada denda keterlambatan buku, maka sivitas akademika harus menyelesaikannya terlebih dahulu dengan cara membayar denda via transfer bank.

Ketentuan tersebut berlaku sampai mahasiswa diizinkan berkegiatan di Kampus ITB yang akan secara resmi diumumkan oleh ITB. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi email sirkulasi perpustakaan ([email protected]).

Editor: Redaksi

COMMENTS

//