• Berita
  • Vaksinasi Covid-19 Lansia Kota Bandung Belum Tuntas

Vaksinasi Covid-19 Lansia Kota Bandung Belum Tuntas

Kematian pada kasus Covid-19 Kota Bandung masih didominasi kalangan lanjut usia (lansia). Kematian pada kasus Covid-19 Kota Bandung masih didominasi kalangan lanjut

Petugas kesehatan menyuntik vaksin Covid-19 untuk lansia di Puskesmas Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, 27 April 2021. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Boy Firmansyah Fadzri10 Agustus 2021


BandungBergerak.idKematian pada kasus Covid-19 Kota Bandung masih didominasi kalangan lanjut usia (lansia). Vaksinasi Covid-19 yang diharapkan menjadi tameng bagi kalangan rentan ini seakan mentok di angka 53 persen dosis pertama dan 47 persen dosis kedua, dari 206.046 lansia yang ada di Kota Bandung.

Sisanya, atau hampir setengahnya (47 persen) dari jumah lansia Kota Bandung, belum divaksin karena berbagai kendala. Salah satunya karena komorbid atau penyakit penyerta, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung. Ironisnya, penyakit penyerta yang kerap memicu komplikasi fatal saat lansia terinfeksi Covid-19 adalah ketiga penyakit tersebut.

Pemprov Jabar merilis penyebab kematian pasien Covid-19 di Jabar paling tinggi karena telat masuk rumah sakit atau terlambat mendapat pertolongan medis (53 persen). Sedangkan penyakit penyerta yang menyebabkan kematian pada pasien Covid-19, pertama diabetes, lalu hipertensi, dan ketiga penyakit jantung.

Kendala komorbid, misalnya dialami Nonon, seorang nenek berusia 76 tahun yang gagal mendapatkan vaksin karena tekanan darah tinggi yang dideritanya. Ia sempat mau divaksin, namun hipertensinya yang tak terkendali terpaksa membuatnya batal mengikuti program imunisasi nasional tersebut.

“Sempat mau divaksin, cuma kan ibu teh hipertensi. Tinggi, suka lebih dari 180, jadi waktu itu kami pesimis dan memutuskan untuk pulang lagi,” ujar Erlinda, anak Nonon, saat dihubungi Bandungbergerak.id, Selasa (10/8/2021).

Tak hanya Nonon yang gagal divaksin, Erlinda yang berusia 49 tahun juga terancam tidak bisa mendapatkan vaksin Covid-19 karena darah tinggi. Walau demikian, Erlinda berharap segera bisa mendapatkan giliran vaksinasi mengingat risiko penyebaran wabah Covid-19 masih mengintai masyarakat.

Di Kota Bandung, kasus aktif dan terkonfirmasi didominasi oleh orang dewasa berkisar 20-29 tahun, namun kasus kematian akibat Covid-19 didominasi masyarkat usia lanjut dengan presentase mencapai 4,4 persen.

Baik Pemrov Jabar maupun Pemkot Bandung, sama-sama menghadapi pekerjaan rumah besar untuk mencari solusi terbaik bagi warga-warganya yang berusia senior.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Jumlah Pasien Dirawat Menurun, Korban Wafat masih Bertambah
Kasus Covid-19 Kota Bandung Turun bukan Berarti sudah Aman

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rosye Arosdiani Apip, tidak menampik Kota Bandung masih menghadapi perkerjaan rumah yang perlu segera diselesaikan. Hanya saja vaksinasi terhadap kelompok rentan, seperti lansia, anak, remaja dan kelompok lainnya, pihaknya masih menghadapi teknis di lapangan.

Khusus pada lansia, cakupan vaksinasinya tersendat karena dipengaruhi kondisi kesehatan lansia sendiri. Alih-alih membuat tubuh mereka kebal, kondisi mereka yang renta membuat vaksin Covid-19 tidak akan efektif.

“Memang kendalanya ada pada screening kesehatan. Banyak lansia yang dinyatakan tidak lolos screening kesehatan. Kami berusaha setidaknya lebih dari 70 persen lansia mendapatkan vaksin,” ujar Rosye Arosdiani Apip, dalam konferensi pers virtual, Selasa (10/8/21).

Rosye mengklaim, pihaknya konsisten melakukan penyesuaian terkait vaksinasi kepada lansia. Hasilnya, ada tiga penyesuaian kebijakan terkait screening kesehatan bagi calon penerima vaksin.

“Kita sudah melakukan tiga kali penyesuaian screening. Terkini bagi calon penerima vaksin dengan komorbid telah diperbolehkan mendapat vaksis. Dengan syarat kondisi komorbid masih terkendali,” tambahnya.

Adapun mengenai vaksinasi Covid-19 untuk kalangan rentan lainnya, yaitu ibu hamil, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Di antaranya, usia kandungan empat bulan atau tiga belas minggu. Sementara ibu hamil yang memiliki komorbid, berpeluang mendapatkan vaksin dengan syarat mendapat rekomendasi dari dokter. Tekanan darah tertinggi yang diperbolehkan maksimal di angka 180.

Rosye mengatakan, penanggulangan pandemi Covid-19 membutuhkan kerjasama semua pihak. Ia pun berharap masyarakat turut serta ambil bagian dalam program vaksinasi nasional, dengan tetap mengindahkan disiplin protokol kesehatan 5M.

“Harapannya masyarakat kota Bandung dimohon untuk kerjasamanya. Untuk keluar dari situasi pandemi memang dibutuhkan kerjasama juga disiplin menerapkan 5M dibarengi vaksinasi. Kita harus bergandeng tangan bersama-sama,” tutup Rosye.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//