• Berita
  • Kasus Covid-19 Kota Bandung Turun bukan Berarti sudah Aman

Kasus Covid-19 Kota Bandung Turun bukan Berarti sudah Aman

Kasus Covid-19 Kota Bandung bisa dikatakan turun jika rasio tes dan tingkat kasus positif konsisten dilakukan.

Warga mulai bebas di pusat Kota Bandung, Minggu (8/8/Agustus 2021). PPKM level 4 sendiri dipepanjang hingg 16 Agustus mendatang. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Boy Firmansyah Fadzri10 Agustus 2021


BandungBergerak.idPerkembangan kasus pandemi Covid-19 di Indonesia dilaporkan melandai dalam beberapa hari terakhir. Begitupun di Kota Bandung. Dari sisi epidemologi penyakit, penurunan kasus bukan berarti aman.

Pemkot Bandung sebelumnya merilis sejumlah indikator turunnya kasus Covid-19 Kota Bandung, sebagaimana tertera pada Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung. Indikator lain, turunnya tingkat keterisian rumah sakit (BOR).

Namun penurunan kasus Covid-19 tersebut belum bisa menjadi acuan bagi publik atau masyarakat umum bahwa situasi pagebluk telah terkendali. Nuning Nuraini, epidemiolog matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan, data penurunan kasus mesti dikonfirmasi dengan rasio tes dan tingkat kasus positif. Begitupula halnya dengan BOR rumah sakit yang sangat bergantung pada tingkat kasus positif.

“Artinya begini, jika data menurun sementara jumlah rasio tes konsisten tinggi dan positivity ratenya rendah, maka kondisinya sudah mulai aman,” terang Nuning Nuraini kepada BandungBergerak.id melalui pesan teks, Senin (9/8/21).

Positivity rate atau tingkat penularan (R) yang ideal adalah 5 persen. Tetapi Nuning menyebut nilai R di bawah 10 persen pun relatif sudah baik. Sementara pusat data Covid-19 Pemkot Bandung sendiri tidak disertai dengan pengumuman nilai R maupun jumlah testing, tracing, treatment (3T).

Meski data publik yang tersedia tidak bisa dikatakan sepenuhnya merepresentasikan realitas, Nuning beranggapan tren penurunan yang terjadi dalam sepekan terakhir mestinya dapat menjadi acuan untuk kebijakan yang sifatnya pencegahan. Klaim penurunan tersebut perlu disertai indikator lain yang dapat menguatkan klaim.

“Menurut saya pribadi, data yang seperti ini (data publik yang tersedia pada pusat informasi Covid-19) bagus untuk preventif ke depan, namun jika turun harus benar-benar dikonfirmasi semua informasinya agar tidak salah langkah,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan pemerintah untuk tetap berhati-hati dalam memberikan beberapa relaksasi kebijakan di masa mendatang. Terutama apabila pemerintah hendak membuka kembali aktivitas masyarakat seperti ekonomi, pendidikan, dan perkantoran. Pemerintah diminta untuk tidak terburu-buru melakukan kebijakan pelonggaran.

“Jadi untuk membuka kembali bisnis, sekolah, dan perkantoran secara penuh, baiknya dilakukan secara bertahap dan berhati-hati menghindari terjadinya situasi yang tidak bisa diprediksi,” ujarnya.

Nuning menegaskan, disiplin protokol kesehatan dan pembatasan mobilitas sejauh ini masih menjadi kombinasi utama untuk memutus mata rantai penyebaran dan mengendalikan Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan.

“Prokes tetap menjadi syarat utama ya, dan saya juga tetap cenderung bagi yang mamang tidak urgent sebaiknya tidak perlu melakukan mobilitas sampai kondisi benar-benar kondusif dalam beberapa bulan ke depan,” kata Nuning.

Sebagai gambaran, angka rata-rata kasus terknonfirmasi Covid-19 Kota Bandung dalam sepekan terakhir memang mengalami penurunan ketimbang pekan ketiga pada bulan Juli 2021. Tercatat 314 angka rata-rata kasus terkonfirmasi pada 15-22 Juli 2021, sementara pada pekan pertama Agustus menjadi 210 kasus per harinya.

Persentase Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit Kota Bandung yang tadinya sempat meroket ke angka 91 persen, kini menjadi 49,34 persen.  Berselisih nyaris sebelas persen dengan rekomendasi WHO, yakni 60 persen.

Upaya lain Pemkot Bandung dalam meredam Covid-19 adalah dengan menggencarkan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan data yang dirilis Bandung Command Center, capaian vaksinasi Covid-19 Kota Bandung mencapai 48 persen untuk dosis pertama dan 26 persen untuk dosis kedua.

Penurunan kasus juga terjadi pada jumlah kematian karena Covid-19, walaupun korban meninggal ini belum sepenuhnya hilang. Per 1 hingga 8 Agustus 2021 misalnya, angka kematian yang dicatat Pusicov Kota Bandung tertinggi adalah 14 kematian pada tanggal 5 Agustus 2021.

Beni Syaban, salah seorang pemangku jenazah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, menyebut tingkat penguburan jenazah korban Covid-19 terus berkurang.

“Jumlah yang jenazah yang dimakamkan di sini (TPU Cikadut) memang menurun drastis. Sehari paling banyak sekitar 8-13 jenazah,” ujar Beni Syaban saat dihubungi Bandungbergerak.id pada Sabtu (7/8/21).

Sebelumnya, antara Juni – Juli, penguburan korban Covid-19 di TPU Cikadut lebih dari 20 kasus per hari. Para petugas pernah memakamkan 70 kasus dalam sehari semalam.

Baca Juga: Puskesmas Padasuka Bandung: Jangan Abai Prokes meski sudah jarang Mendengar Ambulans
Data Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Kota Bandung 2008-2020, Melonjak di Tahun Pandemi

Stok Vaksin Covid-19 Kota Bandung Tergantung dari Pusat

Ketua Harian Satuan Gugus Tugas Penangan Covid-19 kota Bandung, Ema Sumarna mengaku terus menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat sebagai upaya memastikan ketersediaan vaksin Covid-19 untuk Kota Bandung. Menurutnya, ketersediaan vaksin memang sangat bergantung pada suplai dari pemerintah pusat.

“Semuanya mengandalkan ketersediaan stok vaksin yang disiapkan oleh daya dukung APBN, sehingga kita tinggal optimalisasi,” kata Ema, dalam siaran persnya.

Dalam mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok, setidaknya 1.952.358 warga kota Bandung harus mendapatkan vaksin hingga dosis kedua. Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Bandung menggunakan dua pendekatan vaksinasi, yakni berdasarkan administrasi dan teritorial yang berazaskan domisili.

Singkatnya, program vaksinasi di Kota Bandung tidak hanya diperuntukan bagi warga dengan KTP Kota Bandung, melainkan juga warga yang tinggal dan berkerja di Kota Bandung.

Ema berharap, vaksinasi Covid-19 dilakukan secara optimal dan masif di seluruh kecataman dengan target 11.000 orang tervaksin dalam satu hari. Diharapkan pada September jangkauan vaksinasi mencapai 79 persen dan pada Desember bisa mencapai 100 persen.

“Kalau sudah terbangun (herd immunity), tidak ada alasan lagi. Semua kegiatan di Kota Bandung harus berjalan seperti biasa, terutama kegiatan ekonomi dan sosial lainnya,” tutup Ema.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//