RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #3: Perekrutan Anggota dan Pembentukan Afdeeling
Jauh sebelum hari resmi kelahirannya pada 25 Desember 1912, Indische Partij telah melakukan banyak pertemuan dan perekrutan anggota di berbagai daerah. Bergerak.
Hafidz Azhar
Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung
18 Desember 2022
BandungBergerak.id - Sebelum Indische Partij diresmikan pada 25 Desember 1912, tim formatur Indische Partij melakukan perekrutan anggota dan pembentukan afdeeling (cabang) di beberapa daerah. Tidak hanya itu, Douwes Dekker dan kawan-kawan juga menggelar vergadering (pertemuan) untuk merumuskan rencana-rencana partai yang menjadi ancaman pemerintah kolonial itu.
De expres 4 Oktober mengabarkan beberapa agenda kepengurusan Indische Partij di daerah-daerah di Pulau Jawa. Di antaranya, pertemuan yang berlangsung di Kendal pada 3 Oktober 1912 dengan memperoleh 38 orang anggota dan f 108 untuk kas Indische Partij.
Selain laporan tentang vergadering di Kendal, De expres juga mengabarkan pertemuan di Cirebon. Pertemuan itu menghasilkan rencana untuk mengirim utusan kepada Gubernur Jenderal, selain penetapan pengurus cabang Cirebon yang terdiri dari: P. H. Court sebagai ketua; G. D. Schafer sebagai sekretaris; A. R. Leunissen sebagai bendahara; serta R. W. N. Lewis, dan V. L. Portier sebagai komisaris.
Di Batavia, pertemuan dipimpin langsung oleh Douwes Dekker. Pertemuan yang diadakan di taman dan kebun binatang, Weltevreden pada 3 Oktober 1912 ini dihadiri oleh 250 orang. Terjadi perdebatan alot di antara pihak Douwes Dekker dengan Bergmeijer, Fabricius, Tersteeg, dan Faasen, sehingga vergadering pun ditutup pada pukul 11 malam.
Kendati belum dibentuk kepengurusan, pertemuan di Batavia tersebut telah menghasilkan 150 anggota baru dan uang sebesar f 150 untuk kas. Dalam pertemuan itu juga tim formatur telah merencanakan untuk menetapkan kepengurusan Indische Partij afdeeling Batavia (De expres, 4 Oktober 1912).
Di Bandung, kota tempat berdirinya Indische Partij, dibentuk juga pengurus afdeeling. Hasil pertemuan tim formatur menetapkan bahwa Indische Partij afdeeling Bandung dipimpin oleh H. C. Kakebeeke, dengan didampingi Th. A. L. Carp sebagai sekretaris; E. A. A. Gobee sebagai bendahara, serta Dr. R. Mohammad Saleh Mangkoepradja bersama Dr. M. Soeradji sebagai komisaris (De expres, 4 Oktober 1912).
Selain pertemuan-pertemuan yang sudah berhasil terlaksana, ada juga beberapa vergadering afdeeling yang masih dalam penjadwalan, seperti pertemuan Indische Partij afdeeling Semarang, pertemuan afdeeling Bandung, dan pertemuan afdeeling Yogyakarta. Konon, rapat yang akan diadakan di Semarang akan berlangsung pada tanggal 5 Oktober 1912 malam di ruangan atas Perkumpulan Militer Semarang, disertai dengan pengawasan yang ketat. Bukan hanya itu. Rencananya pertemuan tersebut juga mewajibkan calon anggota untuk mendaftar terlebih dulu sebelum acara itu dimulai. Adapun agenda yang akan berlangsung dalam pertemuan di afdeeling Semarang itu di antaranya adalah pertimbangan rancangan statuta dan pemilihan pengurus Indische Partij afdeeling Semarang (De expres 4 Oktober 1912).
Dalam De expres edisi 12 Desember 1912, terdapat juga informasi terkait rencana rapat umum anggota yang digelar oleh afdeeling Semarang. Dalam berita itu dilaporkan bahwa Indische Partij afdeeling Semarang akan mengadakan rapat umum anggota yang berlangsung di Gedung Alhier pada tanggal 14 Desember malam, dengan tujuh agenda yang sudah disiapkan, yaitu pidato pembukaan oleh ketua afdeeling Semarang, pembacaan risalah rapat sebelumnya, pertimbangan rancangan Anggaran Dasar yang baru, pengangkatan delegasi untuk pertemuan umum di Bandung tanggal 25 Desember 1912, pertimbangan kedudukan asas Indische Partij terhadap Indische Bond, pembentukan kelompok kemeriahan dan pawai musik orkestra, serta segala pembahasan yang akan disampaikan dalam rapat umum anggota.
Setelah Indische Partij afdeeling Bandung terbentuk, para pengurus cabang di wilayah itu berkali-kali menggelar pertemuan umum anggota. Selain mendirikan kring, Indische Partij cabang Bandung juga mengadakan perkumpulan yang cukup rutin. Salah satunya, rapat umum untuk seluruh anggota yang direncanakan bertempat di antara Toko Dunlop dan Centrum Voor pada Minggu pagi, tanggal 15 Desember 1912. Konon, tujuan digelarnya rapat umum itu adalah untuk mempersiapkan pertemuan umum yang diadakan oleh Pengurus Pusat Indische Partij pada tanggal 25 Desember (De expres, 12 Desember 1912). Pertemuan umum inilah yang kemudian menjadi hari resmi berdirinya partai politik pertama di Hindia Belanda, meskipun pergerakannya telah hadir di bulan-bulan sebelumnya.
Di Yogyakarta, rapat anggota afdeeling akan diadakan pada tanggal 6 Oktober 1912 di sebuah Loge. Adapun agenda yang akan berlangsung dalam pertemuan tersebut yaitu penjelasan mengenai tujuan Indische Partij, peresmian anggota dan penentuan kontribusi, pemilihan pengurus afdeeling, serta pembahasan rancangan Anggaran Dasar (De expres, 4 Oktober 1912).
Baca Juga: RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #2: Dari Indische Bond, Insulinde sampai Indische Partij
RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #1: Cikal Bakal Kemunculannya di Bandung
Mekanisme Indische Partij
Sebagai organisasi berpengaruh, Indische Partij tentu saja mempunyai mekanisme tersendiri. Salah satunya, memberikan tugas kepada anggota Indische Partij yang telah bergabung untuk merekrut anggota baru di berbagai wilayah. Setelah itu, para anggota baru yang sudah direkrut akan dimasukkan ke dalam divisi-divisi yang telah dibentuk dalam kepengurusan afdeeling (De expres, 4 Oktober) sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya masing-masing dalam pergerakan partai.
Kepada seluruh anggota yang resmi bergabung, Douwes Dekker dan kawan-kawan mengumumkan daftar beberapa orang dan lembaga yang dianggap sebagai musuh utama orang Hindia. Antara lain: K. Wybrands dari surat kabar Het nieuws van den dag di Batavia, M. van Geuns dari Soerbajascha Handelsblad, W. C. van der Velde dari Semarangsch Handelsblad, D. F. Dijkstra dari Bandung, Firma G. Kolff & Co dari Bandung dan de Preangerbode, W. Kerremans dari Soerabajasch Niuwsblad, serta koran Mataram di Yogyakarta (De expres 4 Oktober 1912).
De expres edisi 4 Oktober 1912 menampilkan satu tulisan yang berisi ajakan kepada seluruh anggota Indische Partij untuk selalu menyokong uang kontribusi sebagai bentuk soliditas dan melajunya pergerakan Indische Partij. Dengan menggunakan nama Douwes Dekker sebagai pengurus pusat, tulisan itu menyatakan pula salah satu implikasi buruk yang terjadi di tubuh Indische Partij. Ketika partai tidak disokong oleh dana yang kuat, perkembangannya yang lumpuh.
Kamerad!
…Anda tentu mengerti bahwa uang dibutuhkan. Ada biaya yang mesti dikeluarkan di sebelah kiri dan kanan…kami mendorong Anda sekalian untuk membuat kepengurusan cabang dengan segera, dan menentukan kontribusinya. Namun untuk sementara, kami sangat menganjurkan Anda sekalian menuangkan donasi ke Bendahara Partai Pusat. Tentu saja, gerakan seperti kami yang tidak didukung oleh dana yang kuat akan lumpuh dalam aksinya (De expres, 4 Oktober 1912).