Mengatasi Depresi dengan Mikroba
Salah satu gangguan kesehatan mental adalah depresi. Data Kemenkes mencatat sepanjang 2022, sebesar 6,1 persen (11.315.500 orang) di Indonesia mengalami depresi.
Penulis Iman Herdiana11 Januari 2023
BandungBergerak.id - Manusia terdiri dari fisik dan mental yang keduanya harus sama-sama sehat. Khusus mengenai kesehatan mental, sekarang ini angka depresi terus bertambang beriringan dengan semakin kompleksnya kehidupan yang dijalani manusia.
Dikutip dari laman ITB, Rabu (11/1/2023), disebutkan salah satu jenis gangguan kesehatan mental adalah depresi. Data Kemenkes (Kementerian Kesehatan) mencatat sepanjang tahun 2022, sebesar 6,1 persen (11.315.500 orang) di Indonesia mengalami depresi.
Salah satu terobosan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental dilakukan tim mahasiwa ITB yang meneliti peran mikroba terhadap depresi. Tim bernama Lactopression ini awalnya tertarik mempelajari mental disorder.
Muhammad Irsyad Ramadhan (Biologi ITB 2020), perwakilan tim, menjelaskan salah seorang anggota tim menjelaskan, depresi merupakan salah satu mental disorder yang sering kali dialami oleh banyak orang dewasa khususnya mahasiswa.
Tim kemudian melakukan penelitian untuk mengatasi depresi melalui pendekatan mikroba dan biologis. Dihasilkan karya yang berjudul "Inovasi Psikobiotik dengan Kombinasi Bakteri Lactobacillus dan Ekstrak Piperin dari Cabai Jawa (Piper retrofractum) sebagai Alternatif Terapi Gangguan Depresi Mayor".
Proses panjang kurang lebih satu tahun mereka lalui untuk mengikuti kegiatan Pimnas. Diawali dengan pengajuan proposal untuk PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) hingga akhirnya lolos pada tahap pendanaan dan dinyatakan layak mengikuti Pimnas ke-32.
“Kendala utama yang kami hadapi adalah keterbatasan akses laboratorium kampus untuk uji coba karena kondisi pandemi mengakibatkan agenda mereka sempat terganggu,” kata Muhammad Irsyad Ramadhan (Biologi ITB 2020), menjelaskan kendala yang dihadapi tim selama melakukan penelitian.
Konsep Gut-brain axis menjadi landasan penelitian tim Lactopression di mana bakteri dan mikroba mampu mengatur mood seseorang. Melalui bakteri Lactobacillus dan Ekstrak Piperin dari Cabai Jawa (Piper retrofractum) menjadi formula psikobiotik, mereka coba aplikasikan kepada hewan uji Mencit.
Hasil penelitian menunjukkan, formula tersebut dapat berpengaruh signifikan menurunkan depresi pada Mencit sebesar empat kali lipat. Harapannya, formula psikobiotik yang mereka kembangkan bisa diuji lebih lanjut pada manusia sehingga angka depresi pada manusia dapat ditekan.
Tim Lactopression terdiri dari Viona Setiawan (Mikrobiologi 2020), Bilqis Naura Safira Rizam (Biologi 2020), Violeta Valencia (Mikrobiologi 2020), dan Muhammad Irsyad Ramadhan. Tim berada di bawah bimbingan Indra Wibowo, selaku dosen pada Kelompok Keahlian Fisiologi, Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Tim ini mengukir prestasi di Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) PIMNAS ke-35 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, 30 November-4 Desember 2022.
Peran Pekerja Sosial dalam Menangani Depresi
Masih soal depresi, Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI mengangkat tema kesehatan mental dalam lanjutan seri diskusi yang dilakukan pada Kamis, (6/4/2017) di Miriam Budiardjo Resource Center, Kampus FISIP UI, Depok.
Diskusi tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan program penanganan kesehatan jiwa di Indonesia hingga implementasinya di masa sekarang.
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut Prof. Hans Pols dari University of Sydney, Hans yang menjelaskan tentang seluk beluk penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia sejak tahun 1930-an.
Menurutnya, sejarah penangangan masalah kejiwaan sangat penting untuk dipelajari agar implementasi yang dilakukan sekarang dapat tepat sasaran.
Selain itu, hadir juga ketua Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) DKI Jakarta, Nova Royanti Yusuf. Nova membahas tentang implementasi program kesehatan jiwa sesuai Undang Undang No. 18 Tahun 2014. Menurutnya, peran pekerja sosial sangat penting dalam penangan orang dengan gangguan jiwa.
“Peksos sangat berperan dalam hal ini, misalnya sebagai liaison antara keluarga dan pihak rumah sakit atau panti. Peksos juga memiliki tugas mengubah stigma masyarakat tentang ODGJ,” tuturnya.
Tema yang dibicarakan dalam diskusi ini berhubungan dengan tema Hari Kesehatan Sedunia 2017 yang jatuh pada 7 April yaitu “Depression: Let’s Talk”. Tema global tersebut diturunkan menjadi tema nasional yaitu “Depresi: Yuk Curhat!.” Depresi tentu saja menjadi salah satu penyebab orang mengalami masalah kejiwaan. Untuk itu, curhat menjadi penangan yang tepat untuk mengurangi depresi pada seseorang.