• Nusantara
  • Dampak Badai Seroja, Odette, dan Pancaroba pada Cuaca di Bandung

Dampak Badai Seroja, Odette, dan Pancaroba pada Cuaca di Bandung

Sebulan ke depan BMKG meramalkan cuaca ekstrem terjadi di wilayah Jawa Barat. Waspada banjir dan angin puting beliung.

Awan tebal menggantung di langit Kota Bandung, 1 April 2021. Sebagian daerah di Jawa Barat masuk musim musim hujan. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana14 April 2021


BandungBergerak.id - Sepekan terakhir sejumlah titik di Bandung didera hujan deras yang disertai angin kencang dan petir. Ada juga sebagian tempat yang tidak kebagian hujan, malah cuacanya cenderung panas.

Menurut Badan Metrologi Klimatologi Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem tersebut tak lepas dari fenomena di atmosfer dan perairan Samudera Hindia dan Pasifik, mulai dari La Nina yang masih berlangsung paling tidak hingga Mei 2021 dengan kecenderungan menuju netral.

La Nina adalah kondisi suhu permukaan laut Pasifik mengalami penurunan. Dampaknya, meningkatnya curah hujan walaupun saat kemarau. Tingginya curah hujan akibat La Nina diprediksi bisa menyebabkan bencana alam berupa banjir di beberapa daerah.

Selain itu, BMKG mencatat saat ini beberapa wilayah di Indonesia ada pada periode transisi atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. Pada masa transisi ini pun masih ada sedikit pengaruhi siklon tropis Seroja dan Odette berupa angin kencang dan tinggi gelombang.

Beberapa waktu lalu, sejumlah wilayah di Indonesia yang dilalui dua siklon tropis tersebut didera hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, terutama di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan wilayah selatan Indonesia.

Kini, Rabu (14/4/2021), BMKG mencatat, siklon tropis Odette telah punah, dan siklon tropis Seroja memasuki daratan Australia. Hal ini akan mengurangi cuaca di Indonesia, khususnya angin kencang dan tinggi gelombang di selatan Indonesia untuk tiga hari ke depan.

Dengan adanya pancaroba dan sisa-sisa pengaruh kedua badai siklon tropis, cuaca ekstrem masih perlu diwaspadai. Cuaca eksrem ini berupa kondisi angin kencang dan tinggi gelombang di bebera wilayah di Indonesia.

“Setelah pengaruh dari siklon tersebut sudah melemah dan punah, potensi hujan kembali terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang bahkan lebat kadang disertai petir/kilat dan angin kencang atau angin puting beliung,” kata Kepala Stasiun BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu, saat dihubungi BandungBergerak.id, Rabu (14/4/2021).

Karakteristik cuaca selama periode transisi atau pancaroba ditandai hujan lebat, bahkan ada hujan es atau hujan di sertai angin kencang atau puting beliung. Cuaca ekstrem ini diramalkan berlaku juga untuk wilayah Bandung maupun Jawa Barat pada umumnya, di mana kelembapannya yang cenderung basah yang berpotensi pembentukan awan-awan hujan.

“Potensi hujan ini dipengaruhi angin, sehingga ada beberapa daerah yang berpotensi hujan disertai petir/kilat,” kata Teguh Rahayu.

Masa pancaroba diperkirakan terjadi selama sebulan ke depan. Artinya, bulan puasa ini akan diwarnai cuaca ekstrem.

“Dalam sebulan ke depan masih perlu diwaspadai terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode transisi. Tetap selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, baik itu diakibatkan oleh hujan lebat disertai petir atau angin kencang dan angin puting beliung,” terngnya.

Bibit Siklon 94 W

BMKG mencatat, terdapat bibit siklon topis 94 W di Samudera Pasifik dari Timur Laut Papua yang berpotensi menguat menjadi siklon tropis dalam seminggu ke depan. Bibit siklon tropis ini mempengaruhi wilayah bagian utara Indonesia, khususnya daerah Timur seperti Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua Barat dan Papua.

Pengaruhnya siklon berupa peningkatan potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai kecepatan angin kencang dan tinggi gelombang pada sebagian pesisir daerah tersebut untuk tujuh hari ke depan. Kecepatan angin berkisar 20 – 30 knot dan tinggi gelombang berkisar 4 – 6 meter.

Sementara Jawa dan wilayah lainnya lebih dipengaruhi angin monsun Australia. Di sisi lain, kondisi atmosfer masih cenderung tidak stabil, masih terdapat potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang oleh awan Comolunimbus.

“Masih terdapat potensi terjadinya puting beliung dan hujan es dalam waktu singkat dan bersifat lokal dalam se pekan ke depan,” kata Teguh Rahayu.

Waspada Banjir

BMKG merilis prakiraan cuaca Kamis (15/4/2021) untuk wilayah Jawa Barat yang didominasi hujan, sekaligus mengingatkan pentingnya kewaspadaan bencana banjir maupun banjir bandang, terutama untuk daerah:

Sukabumi: Parung Kuda, Ciambar, Parakan Salak, Cidahu, Cicurug, Nagrak, Caringin Kadudampit, Sukabumi Sukaraja, Sukalarang;

Cianjur: Pacet, Cugenang, Gekbrong, Warungkondang, Cianjur, Cilaku, Mande, Sukaresmi Cikalongkulon, Cipanas;

Kabupaten Bogor: Tanjungsari, Sukamakmur, Cisarua, Ciawi Caringin, Cigombong. Megamendung, Babakan Madang, Sukaraja, Citeureup, Jonggol Cariu Ciomas Tamansari Gjeruk Pamijahan,Tenjolaya;

Kota Bogor: Bogor Utara. Bogor Tengah Bogor Barat. Bogor Selatan, Bogor Timur.

Sementara untuk masyarkat di pesisir/perairan Selatan Jawa Barat, diharap berhati-hati terhadap gelombang tinggi.

Dampak cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai, antara lain, sulitnya mengendarai kendaraan di jalanan, waspada saat melintas di jembatan yang rendah dari arus air, gangguan lalu lintas karena jalan tertutup banjir, gangguan layanan air bersih/minum, listrik, dan gas, kerusakan pada tanggul-tanggul sungai, longsor atau guguran bebatuan atau erosi tanah.

“Bagi yang sedang dalam perjalanan di jalan raya, apabila terjadi cuaca ekstrim seperti hujan deras disertai petir, diharap segera menepi dan masuk ke gedung, hindari berlindung di bawah pohon besar, menjauhi tebing jika berada di wilayah berbukit,” kata Teguh Rahayu.

Ketika terjadi hujan ekstrem ataupun hujan sedang dengan durasi lama, masyarakat diharap menjauhi aliran sungai yang berpeluang meluap.

Peringatan Dini Banjir dan Longsor

Berdasarkan peringatan dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui surat peringatan tertanggal 7 April 2021 yang ditandatangani Plh Deputi Bidang Pencegahan, Direktur Peringatan Dini, Afrial Rosya, menyampaikan Peringatan Dini dan Langkah-langkah Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Ancaman Bencana Banjir dan Tanah Longsor.

Surat ini ditujukan ke kabupaten/kota di Indonesia. BNPB menekankan pentingnya sosialisasi mitigasi bencana banjr dan tanah longsor dengan menggunakan media elektronik atua media sosial mengat wilayah Indonesia sedang mengalami pancemi Covid-19.

Jawa Barat masuk dalam daftar provinsi yang berpotensi banjir dengan tingkat kewaspadaan menengah. Kota/kabupaten di Jabar yang berpotensi banjir dan longsor meliputi Bandung, Bandung Barat, Bogor, Ciamis, Cimahi dan lain-lain.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//