Sekolah Tatap Muka di Bandung Ditargetkan Setelah Vaksinasi Covid-19
Menuntaskan vaksin untuk guru dan tenaga kependidikan di Kota Bandung dirasa ambisius. Sampai 14 April baru 2.744 guru sudah divaksin dari target 30 ribu lebih.
Penulis Iman Herdiana14 April 2021
BandungBergerak.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengandalkan vaksinasi Covid-19 sebagai patokan untuk membuka sekolah tatap muka di Bandung. Pemkot menargetkan jangkauan vaksinasi Covid-19 kepada sebanyak 36.000 guru dan tenaga kependidikan hingga Mei 2021 mendatang.
“Totalnya 36 ribu (target). Kita optimis sampai bulan Mei selesai dosis kedua. Terpenting vaksinnya aman dengan jenisnya Sinovac,” ujar Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, dikutip dari siaran persnya, Rabu (14/4/2021), saat meninjau vaksinasi di SDN 23 Pajagalan Kecamatan Astana Anyar.
Target tersebut mengacu pada jumlah guru dan tenaga kependidikan yang ada di Kota Bandung, yakni lebih dari 30 ribu. Ema menjelaskan untuk mengejar target itu, dalam satu hari Pemkot Bandung akan memvaksin sekitar 400-500 guru dan tenaga kependidikan.
“Contoh di sini saja targetnya 940 orang untuk kecamatan Astana Anyar. Hari ini targetnya 400 orang, besok 500 orang,” jelasnya.
Ema mengatakan, vaksinasi tidak hanya untuk guru. Melainkan juga untuk pegawai bagian tata usaha, anggota satuan pengamanan (Satpam), tenaga kebersihan. Syaratnya, mereka bekerja di wilayah sekolah.
“Ada cleaning service yang bekerja di sekolah swasta. Makannya saya sebut sumber daya pendidikan. Bukan hanya guru dan TU, tapi satpam atau tenaga kebersihan juga masuk,” jelasnya.
Sementara itu, dalam siaran pers sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanagara mengatakan, vaksinasi Covid-19 di Bandung dilakukan atas kerja sama banyak pihak, antara lain, Dinas Pendidikan, PGRI dan sejumlah yayasan.
Lewat kerja sama tersebut diharapkan terjadi percepatan vaksin bagi guru dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, pembelajaran tatap muka di sekolah bisa segera dilaksanakan. Ia mentargetkan, vaksinasi selesai bulan Mei.
“Tentu semakin banyak yang berpartisipasi membantu percepatan agar lansia dan guru bisa segera divaksin dan selesai sebelum Bulan Mei. Sehingga pembelajaran tatap muka bisa segara berjalan dengan lancar dan pandemi segera berakhir. Karena tanpa dukungan dari semua percepatan ini tentu tidak dapat tercapai,” kata Ahyani.
Meski demikian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani, tidak merinci sediaan vaksin untuk Kota Bandung. Sebab, pasokan vaksin untuk tiap kota di Indonesia tergantung dari pemerintah pusat.
Namun Rosye Arosdiani tetap optimis target vaksinasi untuk seluruh guru dan tenaga kependidikan di Bandung bisa cepat terealisasi sebelum berlakunya sekolah tatap muka yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Juli 2021.
Hitung-hitungannya, Kota Bandung memiliki 30 kecamatan. Vaksinasi Covid-19 akan dipecah dalam klaster-klaster kecamatan. Masing-masing kecamatan ditargetkan bisa menjadi tempat penyuntikan minimal untuk 500 orang guru dan tenaga kependidikan.
Sehingga dalam satu bulan, vaksinasi COVID-19 akan menjangkau 15.000 guru dan tenaga kependidikan, dan dalam waktu dua bulan akan menjangaku 30 ribu guru dan tenaga kependidikan.
Tak Cukup Andalkan Vaksin
Pengamat pendidikan dari Kalyana Mandira, Ben Satriana, mengatakan pembukaan sekolah tatap muka tidak bisa mengandalkan sepenuhnya pada vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan. Karena vaksinasi hanya akan melindungi guru dan tenaga kependidikan saja.
Sementara pihak murid maupun orang tua murid yang sehari-hari berinteraksi dengan anak mereka, tidak bisa atau belum divaksinasi Covid-19. Anak-anak sendiri memang tergolong pada kelompok yang tidak bisa divaksin Covid-19.
“Sebenarnya yang penting tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Karena vaksinasi akan hanya melindungi guru saja. Tidak berarti dengan vaksinasi pihak sekolah dan guru bisa lengah (penerapan protokol kesehatan),” kata Ben Satriana, saat dihubungi BandungBergerak.id.
Di sisi lain, Ben melihat target menuntaskan vaksin untuk guru dan tenaga kependidikan di Kota Bandung dirasa cukup ambisius. Menurut catatan Ben, sampai 14 April 2021 baru 2.744 guru yang sudah divaksin. Artinya masih ada lebih dari 30 ribu guru di Kota Bandung yang belum divaksin.
Di sisi lain, jatah vaksin untuk kota/kabupaten di Indonesia masih sangat tergantung dari pasokan vaksin pemerintah pusat. Sejauh ini belum diketahui berapa jatah vaksin untuk tiap kabupaten/kota tersebut, termasuk untuk Kota Bandung.
“Dengan ketidakjelasan tersebut, Pemkot tidak bisa berharap pada vaksin. Tetap syarat mutlak PTM adalah kemampuan untuk menjalankan dan mengawasi pelaksanaan Prokes (protokol kesehatan) oleh sekolah,” tandasnya.