BIOGRAFI JONATHAN RIGG 1809-1871 #4: Pemilik Kapal Laut Jane Serena
Jonathan Rigg juga sempat memiliki kapal laut dengan nama Jane Serena yang dipergunakan sebagai kapal kargo untuk mengangkut barang, paket pos, serta penumpang.
Atep Kurnia
Peminat literasi dan budaya Sunda
22 Februari 2023
BandungBergerak.id – Apa yang diusahakan Jonathan Rigg selama tinggal di Surabaya? Pencarian data membuktikan dia adalah pemilik kapal laut yang diberi nama Jane Serena. Bisnisnya ternyata tidak jauh dari yang telah dilakukan kakek jauhnya, Robert Addison. Menurut Bataviasche Courant (4 Maret 1820), Robert menyediakan kapal laut Melpomene, kapal penumpang atau barang ke Inggris atau pelabuhan Eropa lainnya. Selain itu, ia juga berniaga barang, seperti anggur Madeira, terigu, mentega, keju Amerika, serta lilin Spermaceti (Bataviasche Courant, 3 Februari 1821).
Kapal laut Jane Serena yang dimiliki Jonathan Rigg tertera dengan jelas dalam Almanak en Naam-Register van Nederlandsch-Indië voor 1851 (1851: 266). Di situ tertulis bahwa namen der vaartuigen (nama kapal lautnya) Jane Serena, namen der gezaghebbers (nama yang punya otoritas atau kapten kapalnya) C. Brodie, namen der eigenaren (nama pemiliknya) J. Rigg, dan grootte in lasten (berat bersihnya) 156.
Soal kapan Jonathan Rigg mulai memiliki Jane Serena, bisa ditemukan dalam catatan perjalannnya “A Trip to Probolinggo” dalam The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, Vol II (1848: 537-563, 661-670). Di awal tulisan yang ia selesaikan di “Sourabaya, 31st December, 1846” itu Jonathan menyatakan, “It having been arranged that the new barque Jane Serena should commence her adventures on the deep, by proceeding to Pahiton in Probolinggo to take in a cargo of Sugar for Singapore. I volunteered to go with her in order to expedite her movements as much as possible, since the approach of the north west monsoon rendered it adviseable to despatch the vessel as soon as practicable from the eastern shores of Java. I embarked at Sourabaya on Sunday the 22. November 1846, soon after day break, and, as the tide had already begun to turn in our favor, the anchor was immediately weighed, and we soon drifted eastward past the roadstead”.
Artinya, “Sudah diatur kapal baru Jane Serena harus memulai petualangannya di kedalaman, berlanjut ke Pahiton di Probolinggo untuk mengambil muatan gula yang akan dibawa ke Singapura. Saya secara sukarela pergi bersamanya untuk mempercepat geraknya sebisa mungkin, karena mendekatnya musim hujan barat laut mengisyaratkan lebih baik memberangkatkan kapal sesegera mungkin dari pesisir timur Jawa. Saya naik di Surabaya pada hari Minggu, 22 November 1846, segera setelah matahari terbit, dan saat pasang berubah sesuai harapan, jangkar segera diangkat, dan kami segera mengapung ke arah timur melalui pangkalan laut”.
Selain terekam dalam catatan, perjalanan Jonathan Rigg dari Surabaya ke Probolinggo tertulis pula dalam Javasche Courant edisi 2 Desember 1846. Di situ dikatakan, ia berangkat dari Surabaya pada 22 November 1846 dengan menumpang Jane Serena bernakhoda L.G. Lanekes, tujuannya Probolinggo.
Dari pasase catatan perjalanan dan rekaman koran itu, saya tahu paling tidak sejak 22 November 1846, Jane Serena masih dikatakan kapal baru. Artinya, bisa jadi, saat itu Jonathan Rigg dan mitra kerjanya baru membeli kapal itu dari pihak lain dan kapalnya sendiri sudah lama. Atau bisa jadi pula, Jane Serena saat itu baru selesai dibuat atas pesanan Jonathan Rigg dan mitra kerjanya. Dari kutipan tersebut, saya juga menjadi tahu Jane Serena digunakan sebagai kapal kargo atau muatan barang.
Mengenai fungsi Jane Serena ternyata bukan hanya untuk mengangkut barang, melainkan juga membawa para penumpang dan paket pos. Untuk mendapatkan rinciannya, termasuk akhir riwayat kapal tersebut, saya akan menelusuri koran-koran lama terbitan tahun 1846 hingga 1856.
Lelang Bangkai Kapal dari Utara Jepara
Saya menemukan lagi berita tentang Jane Serena dalam Javasche Courant edisi 16 Desember 1846. Di situ diwartakan Jane Serena berangkat dari Surabaya pada 6 Desember 1846 ke Singapura dan Riau, dengan kapten kapal L.G. Danekes, disertai penumpang dua orang Arab (“Dec. 6. Ned. bark Jane Serena, L. G. Danekes, naar Singapoer en Riouw, met twee Arabieren”). Agaknya ini adalah perjalanan kedua kalinya Jane Serena dari Surabaya, mengingat sebelumnya berangkat dari Surabaya pada 22 November 1846.
Memasuki 1847, kian banyak catatan kedatangan dan keberangkatan kapal Jane Serena. Di antaranya pada 7 Juli 1847, dengan kapten kapal J. Barthelemij, kapal tersebut bertolak ke Paradessie (Javasche Courant, 10 Juli 1847). Menjelang akhir Juli 1847, Jane Serena dikatakan tiba ke Semarang pada 28 Juli 1847 setelah menempuh perjalanan sehari dari Rembang, dengan penumpangnya Bock, Kommaas dan Ehrencro. Kapten kapalnya masih sama, Barthelemij (Javasche Courant, 4 Agustus 1847).
Dari Semarang, Jane Serena berangkat menuju ke Indramayu pada 1 Agustus 1847 (Javasche Courant, 11 Agustus 1847). Pada 18 Agustus 1847, Jane kapal tersebut tiba di Batavia, setelah menempuh perjalanan sehari dari Indramayu (Javasche Courant, 21 Agustus 1847).
Dari tulisan Daniel Couperus Steyn Parvé (“Nota over den Verkoop van Tin in China door Tusschenkomst van de Factorij der Nederlandsche Handel-Maatschappij voor Rekening van het Gouvernement”, dalam De toekomstige wijze van beheer en verantwoording der geldmiddelen van Nederlandsch Indie, 1852: 142) bahkan mengemuka keterangan yang menyatakan sejak 1847, kapal laut Jane Serena sudah digunakan untuk mengangkut timah ke Tiongkok. Parvé mengatakan dari 1846 hingga 1852, sudah ada 40.000 pikul timah Bangka yang telah dikirimkan ke Tiongkok melalui Nederlandsche Handel-maatschappij. Adapun jumlah timah yang dikirim dengan kapal Jane Serena pada September 1847 sebanyak 2.000 pikul.
Barang lain yang pernah diangkut oleh Jane Serena adalah kuda Makassar (“Makassaarsche Paarden”). Sebagaimana yang diiklankan E.S. Voute & Co dalam Javasche Courant edisi 22 Juli 1848, mereka akan melelang sebanyak 30 ekor kuda Makassar pada 24 Juli 1848. Puluhan kuda itu baru tiba, dibawa kapal Jane Serena dari Makassar, dengan kapten kapal Barthelang (“pas van Makasser aangebragt, met het schip Jane Serena, kapt. J. Barthelang”).
Tentang pengiriman dari Tiongkok dan Makassar via Jane Serena terekam pula dalam laporan perdagangan impor dan ekspor di Batavia antara 9 hingga 11 Juli 1849. Laporan singkat (“Handelsberigten”) ini dimuat dalam Javasche Courant edisi 14 Juli 1849. Tambahan informasinya, saat itu kapten kapalnya bukan lagi Barthelemij atau Barthelang, melainkan Bouden.
Demikian pula dengan berita pengiriman barang oleh Jane Serena antara 8-10 Januari 1850, kapten kapalnya berbeda lagi. Dalam rentang itu, Jane Serena yang dinakhodai C. Kemish, mengangkut barang ke Padang. Muatannya antara lain arak, bir Belanda dan Inggris, konyak, anggur medeira, cuka, terigu, gerabah dari tanah, gula putih, sosis de boulogne, kantong kopi, daging babi, limun, kantong jerami, serutu, alat tulis, keju, kain, daging asap, lidah sapi, dasi, mentega, jenewer, kapas, kembang api, dan lain-lain (Javasche Courant, 12 Januari 1850).
Sejak Maret 1850, kapten kapalnya Brodie. Ini antara lain mengemuka dalam iklan yang dipasang agen Jane Serena di Semarang, Dorrepaal & Co, dalam Samarangsch advertentie-blad edisi 16 Maret 1850. Dalam iklan dikatakan, Jane Serena dengan kapten Brodie tersedia untuk mengangkut kargo dan penumpang ke Surabaya, Ambon, Ternate, dan Manado, pada awal minggu depan (“Vracht en passage naar Soerabaija, Amboina, Ternate en Menado met het Ned.-schip Jane Serena, kapitein Brodie, om in het begin der volgende week”).
Kapten Brodie atau C. Brodie inilah yang tercatat dalam Almanak en Naam-Register van Nederlandsch-Indië voor 1851 (1851: 266). Sekaligus dalam pengumuman De Directeur der Posterijen J. Boshouwer tentang penutupan batas waktu pengumpulan paket surat di kantor pos Weltevreden pada sore 9 Oktober 1851. Paket surat itu akan dibawa dalam Jane Serena, dengan nakhoda Kapten Brodie, dari Batavia menuju Padang (Javasche Courant, 8 Oktober 1851).
Berita terakhir mengenai kapal Jane Serena terekam dalam Javasche Courant edisi 2 April 1856. Dalam berita tersebut, saya jadi tahu hingga 25 Maret 1856, saat agen Jane Serena di Semarang, Dorrepaal & Co, mengumumkan pelelangan bangkai kapal itu. Konon, pada hari Rabu, 23 April 1856, bangkai Jane Serena yang terdampar di ngarai sebelah utara Jepara (“Het wrak van het Nederlandsch-Indisch schip Jane Serena, zoo als hetzelve is liggende of niet liggende op de klippen ten oosten van Japara”) bersama jangkar, rantai, senjata, tolak bara dari besi, dan lain-lain, akan dilelang kepada publik.
Saya belum mendapatkan keterangan, apakah hingga Jane Serena menjadi bangkai kapal masih dimiliki oleh Jonathan Rigg? Besar kemungkinan tidak lagi, bila saya kaitkan dengan pecah kongsinya Jonathan dengan Adam & Co pada 31 Desember 1852. Meskipun tidak menutup kemungkinan masih dimiliki oleh Jonathan Rigg, mengingat hingga menjelang kematiannya ia kerap bolak-balik menggunakan kapal laut.