• Kolom
  • NGULIK BANDUNG: Dr Tjipto di Balik Kisah Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #4

NGULIK BANDUNG: Dr Tjipto di Balik Kisah Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #4

Pemberitaan tentang rencana peledakan gudang mesiu di Bandung oleh media berbahasa Belanda penuh dengan spekulasi. Menyeret nama Tjipto Mangoenkoesoemo.

Ahmad Fikri

Pendiri Komunitas Djiwadjaman, bisa dihubungi via FB page: Djiwadjaman

Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (1/12/1913) menayangkan foto Tiga Serangkai D. D. (Douwes Dekker), Tjipto, dan Soewardi, kiriman J. H. Rössing. (Sumber foto: Delpher.nl)

1 Juli 2023


BandungBergerak.id – Media berbahasa Belanda yang terbit di Hindia Belanda seperti memakan bulat-bulat penjelasan otoritas setempat yang diklaim sebagai hasil interogasi para tahanan yang ditangkap dalam tuduhan tersangkut rencana peledakan gudang mesiu di Bandung. Seluruh informasi dikembangkan seakan hanya untuk memperkuat spekulasi tersebut.

Tidak terbaca upaya untuk memeriksa kembali fakta-fakta yang disampaikan otoritas keamanan setempat. Berita-berita yang muncul di media selanjutnya berisi serangkaian penangkapan dan penjelasan yang bercampur spekulasi masing-masing dalam bingkai pemberontakan baru komunis di Hindia Belanda.

Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? tanggal 22 Juli 1927, misalnya, memberitakan kisah penangkapan Samoedro di Djokja. Disebutkan, kepala kejaksaan menghubungi kepala polisi agar menangkap Koetjoro, seorang guru di sekolah nasionalis Taman Siswa milik Soewardi, satu dari tiga pendiri Indische Partij (IP). Dari surat yang disita dari de Jeer, diperoleh informasi Samoedro sang buronan menyamar sebagai Koetjoro.

Penangkapan dilakukan dini hari dengan mengepung sekolah nasionalis Taman Siswa di Djokja. Koetjoro langsung dikenali dari fotonya, dan disebutkan langsung mengaku dirinya memang Samoedro, salah satu pemimpin PKI yang buron. Di koran tersebut disebutkan bahwa Kepala Sekolah Taman Siswa Soewardi tidak mengetahui jika guru yang baru diterimanya menjadi pengajar dalam satu bulan terakhir ini ternyata buronan yang dicari-cari polisi.

Kamar tempat Samdoedro tinggal bersama seorang guru di sekolah itu pun langsung digeledah. Di sana ditemukan sejumlah surat yang menjadi bukti korespondensi Samoedro dengan de Jeer.  Samoedro disebutkan di koran itu telah mengakui dirinya memang ikut serta dalam perencanaan aksi kerusuhan pada November 1926 di Batavia. Pengakuan Samoedro tersebut diklaim menjadi bukti bahwa de Jeer tersangkut juga dengan kerusuhan November 1926.

Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? mengembangkan spekulasinya lebih jauh lagi. Dalam artikel yang terbit tanggal 25 Juli 1927, koran tersebut mewawancarai karyawan koran Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië yang terbit di Semarang, Douwes Dekker, salah satu dari tritunggal Indische Partij yang pernah bekerja di koran tersebut. Karyawan koran Semarang tersebut menyebutkan adanya kesamaan antara rencana de Jeer untuk “pembebasan Jawa” dengan cita-cita Indische Partij pada 1912-193.

Secara khusus koran itu menceritakan kembali tentang Soewardi, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Douwes Dekker yang disebut melarikan diri ke Eropa karena keterlibatan ketiganya dalam pendirian Indische Partij. Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? seperti sedang melakukan framing untuk melekatkan peristiwa 17-18 Juli 1927 di Bandung dengan tiga serangkai Indische Partij.

Koran yang lain ada yang memilih mengembangkan spekulasi mengenai propaganda komunis di kalangan tentara yang melibatkan prajurit asal Manado. Deli courant, misalnya, dalam terbitannya tanggal 25 Juli 1927 menurunkan artikel panjang berjudul De Nieuwe Verzetsplannen (Rencana Resistensi Baru) yang menyoroti keresahan akibat desas-desus yang masih berkembang mengenai ancaman gerakan komunis kembali. Koran tersebut menyebutkan, para tahanan yang terlibat peristiwa kerusuhan komunis pada November 1926 yang telah dibebaskan, masih meneruskan propagandanya. Peristiwa di Bandung yang melibatkan tentara disebut sebagai bukti terbarunya.

Deli courant mengaitkan isu ini dengan meningkatnya aktivitas Partij Sarekat Islam. Kendati organisasi kelompok Islam tersebut tidak terbukti terlibat dengan gerakan komunis, suaranya makin condong menyerang keras pemerintah Hindia Belanda. Koran tersebut meyakini adanya keterkaitan antara aktivitas Partij Sarekat Islam dengan organisasi Korban Diri yang belakangan disebut menjadi otak di balik rencana peledakan gudang mesiu di Bandung. Rencana peledakan tersebut diyakini berkaitan dengan ancaman kerusuhan di Batavia pada hari yang sama, yang belakangan digagalkan otoritas keamanan setempat (dengan terbunuhnya satu anggota PKI di Tjempaka Poetih). 

Karikatur yang terbit di koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? (26/11/1919) menampilkan sosok Tjipto Mangoenkoesoemo mengenakan beskap dan belangkon. (Sumber foto: Delpher.nl)
Karikatur yang terbit di koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? (26/11/1919) menampilkan sosok Tjipto Mangoenkoesoemo mengenakan beskap dan belangkon. (Sumber foto: Delpher.nl)

Baca Juga: NGULIK BANDUNG: Kisah di Balik Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #3
NGULIK BANDUNG: Kisah di Balik Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #2
NGULIK BANDUNG: Kisah di Balik Percobaan Peledakan Gudang Mesiu 18 Juli 1927 #1

Merembet ke Tjipto

Seperti tinggal menunggu waktu, rencana peledakan gudang mesiu pun merembet pada Tjipto Mangoenkoesoemo. Nama Tjipto sebagai bagian tritunggal Indische Partij yang tengah menjalani hukuman pengasingannya di Bandung, adalah satu-satunya yang  belum dikaitkan langsung dengan peristiwa tersebut.

Benar saja. Koran  De koerier tanggal 12 Agustus 1927 menerbitkan berita perkembangan penyelidikan kasus de Jeer.  Seorang wakil jaksa penuntut umum (substituut-officieren van justitie) dari Batavia yang sudah tinggal beberapa hari di Bandung disebutkan telah memeriksa Tjipto sehari sebelumnya.

Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? di tanggal yang sama menurunkan berita dengan judul yang provokatif:  Tjipto eindelijk! (Akhirnya Tjipto!).  “Wij dachten ook al: waar blijven in deze dagen van onrust, nu hun kans schooner is dan ooit, de oud-leiders der I. P. ? (Kami juga berpikir: di mana mantan pemimpin IP (Indische Partij) di hari-hari kerusuhan ini, sekarang peluang mereka lebih baik dari sebelumnya?)”  demikian yang dituliskan koran tersebut (12/8/1927).

Berita koran tersebut, yang terbit esok harinya, makin tendensius. Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie? tanggal 13 Agustus 1927 menurunkan artikel dengan mengutip kantor berita Aneta  yang isinya keterangan Mr. Werkman, jaksa yang memeriksa Tjipto. Isinya menyudutkan Tjipto.

Werkman mengaku sudah mengkonfrontir pengakuan de Jeer pada Tijpto. De Jeer dalam interogasinya mengaku bahwa sudah dua kali tinggal bersama Tjipto dan membicarakan berbagai rencana pemberontakan. Tjipto membantahnya dengan menyebut pengakuan de Jeer tersebut fantasi.

Tidak hanya itu, prajurit Manado yang terlibat dalam rencana peledakan gudang mesiu juga mengaku dalam interogasinya bahwa Tjipto hadir dalam serangkaian pertemuan yang dilakukan oleh kelompok mereka di Cimahi. Tjipto lagi-lagi membantah pernah mengikuti pertemuan seperti pengakuan para tentara itu.

De koerier yang terbit di tanggal yang sama (13/8/1927) juga menurunkan isi berita yang serupa. Namun ada informasi yang ditambahkan dalam artikel koran tersebut, yakni pengakuan de Jeer bahwa ia pernah mengikuti pertemuan yang diselenggarakan kelompok prajurit Manado yang saat ini berada dalam tahanan karena keterlibatannya dengan propaganda komunis. Seorang prajurit Manado yang ditangkap di Tjimahi juga mengaku mengenali foto de Jeer.

Dalam terbitan selanjutnya, rincian kisah interogasi tersebut mulai tersebar. Koran Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie? tanggal 15 Agustus 1927 menurunkan berita berjudul “Tjipto eindelijk in den val? (Tjipto akhirnya masuk perangkap?)” yang berisi seputar hasil interogasi Tjipto. Namun, lagi-lagi hanya mengutip penjelasan Werkman.

Koran tersebut menuliskan bahwa Tjipto mengaku memang pernah berhubungan dengan de Jeer. Dua kali de Jeer menginap di rumahnya di Jalan Pangeran Soemedang nomor 89 Bandung. Namun Tjipto mengaku, saat itu malah mencurigai de Jeer adalah mata-mata yang dikirim untuk mengawasinya. Tjipto mengaku, de Jeer menyampaikan hal-hal yang aneh. Misalnya meminta Tjipto menggunakan pengaruhnya untuk menunda pemberontakan hingga dua tahun, juga menceritakan hal yang dinilainya tidak masuk akal karena de Jeer mengaku akan menggunakan uang yang diperolehnya dari pinjaman di luar negeri sebesar 70-80 juta Gulden untuk membantu pembebasan Hindia Belanda. Tak hanya itu, de Jeer sempat menceritakan teah menemukan meriam dan granat jenis baru yang daya hancurnya lebih besar dari yang sudah ada saat ini. Soal dirinya menghadiri pertemuan dengan prajurit Menado, Tjipto menyangkalnya.

Sejumlah koran juga menghubungkan Tjipto dengan kelompok Oedjungbroeng yang dimotori anggota PKI lama. Koran De koerier (18/8/1927) dalam artikelnya Het Complot van Oedjungbroeng (Plot Oedjungbroeng)” mencurigai hubungan tersebut karena Tjipto memiliki properti dan sawah di Oedjungbroeng.

Het is ons namelijk bekend, dat dr. Tjipto Mangoenkoesoemo — wiens verder lot afhankelijk is van de gegevens, die thans door mr. Werkman verzameld worden — in Ooedjoengbroeng enkele sawahvelden en eene woning bezit, waarover het toezicht wordt uitgeoefend door zijn zwager (Kita tahu bahwa Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo—yang selanjutnya nasibnya bergantung pada data yang sekarang dikumpulkan oleh Pak Werkman—memiliki beberapa sawah dan sebuah rumah di Ooedjoengbroeng, yang diawasi oleh saudara iparnya),” tulis De koerier (18/8/1927).

Masuknya nama Tjipto membuat spekulasi plot komunis di balik rencana kerusuhan 17-18 Juli 1927 di Bandung berkembang semakin liar. Seperti tinggal menunggu waktu, spekulasi peristiwa rencana peledakan gudang mesiu di Bandung akan menyeret nama salah satu figur pendiri Indische Partij dalam pusaran. (Bersambung)

*Tulisan kolom Ngulik Bandung merupakan bagian dari kolaborasi bandungbergerak.id dan Komunitas Djiwadjaman. Simak tulisan-tulisan lain Ahmad Fikri atau artikel-artikel lain tentang Tjipto Mangoenkoesoemo 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//