• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Risiko Penggunaan Media Sosial untuk Pendidikan Anak

MAHASISWA BERSUARA: Menimbang Risiko Penggunaan Media Sosial untuk Pendidikan Anak

Penggunaan media sosial membawa risiko bagi anak. Orang tua dan pendidik memegang peranan penting untuk mengawasi dan membimbing anak menggunakan media sosial.

Wanda Nurjanah

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Murid SDN 025 Cikutra, Bandung, menunggu jaringan internet stabil saat simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer tingkat SD/MI sebagai pengganti Ujian Nasional, 22 Oktober 2021. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

3 Januari 2024


BandungBergerak.id – Penggunaan media sosial oleh anak kecil dapat memberikan manfaat dalam pembelajaran, seperti stimulasi kognitif dan keterampilan motorik halus (Suminah et al., 2022). Di lain sisi bahwa penggunaan media digital dapat menghadirkan variasi dan inovasi dalam pembelajaran, namun peran guru dan orang tua sangat menentukan dalam mempersiapkan media tersebut secara maksimal agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar (Kurniasih, 2019). Namun penggunaan jejaring sosial juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik secara positif maupun negatif (Handayani et al., 2022; Mirna, n.d.).

Terkait penggunaan jejaring sosial, orang tua hendaknya memperhatikan pemantauan dan pengendalian jejaring sosial anaknya, serta pendidikan dini bagi anak kecil (Palupi, n.d.; Siswanto et al., 2022). Penggunaan jejaring sosial yang berlebihan dapat menimbulkan masalah fisik, psikis, dan perkembangan pada anak (Limardi et al., 2019). Pemanfaatan jejaring sosial perlu dilakukan secara bijak dan terkendali, dengan tetap memperhatikan dampak positif dan negatifnya terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua dan guru harus memainkan peran penting dalam memantau dan membimbing penggunaan jaringan sosial oleh anak-anak (Kurniasih, 2019a; Siswanto et al., 2022; Suminah et al., 2022).

Penguatan keterampilan teknologi dan digital pada anak usia dini dapat dilakukan melalui pemanfaatan media digital dalam pembelajaran. Penggunaan media digital memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan literasi pada anak usia dini, seperti pemahaman huruf, pengenalan bunyi huruf, kesadaran fonemik, dan konsep menulis (Satriana et al., 2022). Selain itu, penggunaan media digital juga dapat memicu minat dan perhatian anak terhadap materi pembelajaran, yang memungkinkan mereka untuk menyerap informasi dengan lebih baik (Kurniasih, 2019).

Baca Juga: Akses Internet di Jawa Barat tidak Merata, Anak-anak Sekolah Merana
Mengenal Penyebab Diskriminasi Gender di Dunia Pendidikan
MAHASISWA BERSUARA: Menangkal Dampak Media Sosial pada Masyarakat Indonesia di Era Digital

Literasi Digital pada Anak

Penting juga untuk mengenalkan literasi digital sejak dini, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam memanfaatkan media digital di sekitar mereka untuk mencari dan menggunakan informasi, berpartisipasi dalam kegiatan fisik, bermain, atau hiburan yang sehat dengan bimbingan orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik memegang peran kunci dalam mengembangkan kemampuan anak terkait literasi digital, seperti pemanfaatan perangkat elektronik untuk mengumpulkan dan memahami informasi, memahami bahwa gambar, teks, cerita, dan film di perangkat elektronik memiliki arti, serta kemampuan menggunakan perangkat elektronik untuk merekam ide, perasaan, aktivitas, atau lingkungan sekitar. Penggunaan media digital perlu dilakukan dengan hati-hati dan terarah, dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya pada perkembangan anak. terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua dan pendidik harus memainkan peran penting dalam memantau dan membimbing penggunaan media digital oleh anak-anak (Nisa’, 2020; Nurma & Suyadi, n.d.; Satriana et al., 2022).

Penggunaan media sosial dapat membawa risiko bagi anak-anak, seperti potensi paparan konten tidak sesuai usia, gangguan pada konsentrasi dan produktivitas, serta masalah privasi dan keamanan. Paparan konten tidak sesuai usia dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, sehingga perlu adanya edukasi dan pengawasan dari orang dewasa di sekitar mereka. Gangguan pada konsentrasi dan produktivitas juga dapat terjadi akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Selain itu, masalah privasi dan keamanan juga perlu diperhatikan, terutama dalam hal penggunaan data pribadi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memainkan peran penting dalam mengawasi dan membimbing anak dalam menggunakan media sosial, serta memahami kebijakan privasi dan keamanan yang berlaku pada platform media sosial yang digunakan.

Orang tua memainkan peran penting dalam mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anak. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka tidak terpapar konten yang tidak sesuai usia, seperti konten semi-pornografi atau konten kekerasan. Selain itu, orang tua juga harus memastikan bahwa penggunaan media sosial tidak mengganggu konsentrasi dan produktivitas anak, serta memperhatikan masalah privasi dan keamanan. Orang tua dapat melakukan beberapa tindakan untuk mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anak, seperti membatasi waktu penggunaan media sosial, memantau aktivitas anak di media sosial, dan memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang aman dan sehat. Orang tua juga dapat memanfaatkan fitur pengaturan privasi pada platform media sosial untuk memastikan bahwa data pribadi anak-anak mereka aman.

Penggunaan Media Sosial untuk Pendidikan Anak

Media sosial dapat membawa manfaat dan risiko dalam pendidikan anak. (Rahman, n.d.) dalam penelitiannya mengungkapkan, penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan sebagai media belajar telah dipandang penting pada pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi, karena sebagai bagian dalam dunia berjaringan sosial, pengguna media telah melampaui diri mereka sendiri dan menjadi bagian dalam suatu jaringan yang lebih luas.

Salah satu manfaat media sosial dalam pendidikan anak adalah meningkatkan keterampilan sosial dan teknologinya. Anak dapat belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, membangun relasi dan memperluas jaringan sosialnya. Selain itu, jejaring sosial juga dapat membantu anak-anak mempelajari keterampilan teknologi yang diperlukan untuk masa depan. Anak-anak dapat belajar cara menggunakan perangkat lunak dan aplikasi serta memahami cara menggunakan teknologi  untuk tujuan  positif.

Namun, jejaring sosial juga dapat menimbulkan risiko terhadap pembelajaran anak. Anak-anak mungkin terpapar konten tidak pantas di media sosial, seperti kekerasan, pornografi, dan kata-kata kotor. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan psikologis mereka. Selain itu, anak-anak dapat menjadi korban cyberbullying di media sosial, yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional mereka. Cyberbullying dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Anak-anak juga bisa menjadi terlalu bergantung pada media sosial, sehingga mengganggu keseimbangan antara kehidupan online dan offline. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka.

Orang tua dan pendidik harus memantau penggunaan media sosial anak-anak dan membimbing mereka untuk menggunakan media sosial secara aktif dan bertanggung jawab. Anak-anak harus diberi batasan waktu dan penggunaan media sosial harus dikelola dengan hati-hati. Selain itu, orang tua dan pendidik harus memberi contoh dan menjalankan fungsi kontrol. Saat menggunakan jejaring sosial, anak harus memperhatikan batasan tertentu dan memeriksa keaslian informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, pemanfaatan jejaring sosial dapat membawa manfaat positif bagi pendidikan anak bila digunakan secara hati-hati dan seimbang.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//