• Berita
  • Cerita Warga Korban Gempa Kabupaten Bandung, Rumah Terguling dan Barang-barang Pecah

Cerita Warga Korban Gempa Kabupaten Bandung, Rumah Terguling dan Barang-barang Pecah

Warga korban gempa Kabupaten Bandung membutuhkan makanan dan perlengkapan sehari-hari seperti selimut dan pakaian.

Warga melewati rumah terguling di Desa Cibeureum pasca gempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah19 September 2024


BandungBergerak.idAisah (63 tahun) baru beres melaksakan ibadah salat duha, Rabu, 18 September 2024. Matahari masih belum terlalu panas karena waktu baru menunjukkan ke angka 09.51 di Kampung Lapangsari, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Tiba-tiba rumah Aisah bergetar dan barang-barang bergoyang menakutkan.

Aisah berlari terbirit ke luar rumah, tanpa alas kaki. Yang ada di benaknya adalah keselamatan cucu-cucunya. "Saya lari cari cucu-cucu saya yang di sekolah," cerita Aisah, warga RT 01, RW 18 kepada BandungBergerak di lokasi.

Aisah merupakan salah satu warga kampung Lapangsari yang merasakan dahsyatnya getaran gempa berkuatan 4,9 magnitudo yang berpusat di Sesar Garsela, Garut.

Aisah berserta anak dan cucunya terpaksa harus mengungsi dengan mendirikan tenda sederhana di kebun dekat rumah. BMKG mencatat rentetan gempa susulan masih terjadi.

"Seadanya aja semoga gak ada hujan. Takut besar lagi, kerasa besar banget. Ibu sudah dari dalam, lari ke luar, terkejut," cerita Aisah.

Rumah Aisah tidak begitu banyak yang mengalami kerusakan. Berbeda dengan rumah-rumah anak-anaknya dan tetangga yang kerusakannya parah. Malah salah satu rumah anaknya posisinya menjadi miring karena gempa, bagian dalamnya hancur.

Petugas medis menutup terpal tenda rawat darurat di luar bangunan Puskesmas Kertasari yang rusak pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Petugas medis menutup terpal tenda rawat darurat di luar bangunan Puskesmas Kertasari yang rusak pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

"Gak bisa dihuni,” ucapnya.

Pengalaman serupa dirasakan Lia Julia (47 tahun), warga RT 03 RW 18 Desa Cibereum. Lia sedang mencuci piring ketika gempa menyebabkan seisi ruangan pecah. Lia menghambur ke luar rumah.

Lia pikir gempa sudah reda, ia kemudian membersihkan pecahan piring di dalam rumahnya. Akan tetapi, gempa kemudian terjadi kembali.

Lia berserta keluarga harus menjauh dari rumahnya. Ia mendirikan tenda terpal sederhana dengan kerangka kayu seadanya. "Sekarang mah di sini dulu takut," ungkap Lia.

Di lapangan bola Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari, terdapat enam tenda sederhana yang didirikan warga. Ecep Sohiman (57 tahun) menuturkan, di tenda yang ia huni terdapat 48 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 89 orang.

Di tenda tersebut ada bayi yang baru 6 hari lahir, ada juga lansia, dan orang sakit. “Sementara memilih di sini takut ada gempa susulan," beber Ecep.

Menurut Ecep, saat ini warga korban gempa membutuhkan tenda, makanan, selimut, dan keperluan sehari-hari lainnya.

Pantauan di lokasi bencana, gempa yang memporakporandakan Kecamatan Kertasari juga merusak sejumlah fasilitas publik seperti Puskesmas Kertasari yang ruang UGD-nya hancur, perawatan untuk sementara dialihkan ke tenda darurat. Ada juga rumah warga yang terguling. Sekolah juga turut rusak. 

Warga tinggal di tenda terpal plastik pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga tinggal di tenda terpal plastik pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Transportasi Kereta Tidak Terganggu

Gempa bumi yang dirasa di Bandung dan sekitarnya dinyatakan tidak berdampak untuk perjalanan transportasi kereta maupun kereta cepat. Manager Humas PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan perjalanan kereta khususnya di Daop 2 Bandung dinyatakan aman.

Ayep menerangkan, saat menerima informasi terjadinya gempa, seluruh perjalanan kereta api khususnya di wilayah Daop 2 Bandung langsung dilakukan berhenti luar biasa (BLB) untuk memastikan jalur yang akan dilewati aman dan tidak ada kendala.

Tindakan itu dilakukan untuk memastikan tidak adanya kerusakan baik pada jalan rel atau struktur jembatan yang ada di wilayah Daop 2 Bandung. Tindakan itu juga dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.

Ada 11 kereta api yang terganggu perjalanannya karena tindakan BLB dampak dari gempa bumi. Setelah dilakukan pengecekan secara menyeluruh, pukul 10.32 WIB seluruh lintas Daop 2 Bandung dinyatakan aman untuk dilalui.

Ayep menyampaikan permohonan maafnya atas tertahannya perjalanan 11 KA selama beberapa menit ketika dilakukan pengecekan untuk memastikan perjalanan KA aman dan selamat.

“Seluruh perjalanan kereta api aman pasca gempa. Tidak ada dampak kerusakan di stasiun maupun di jalur rel akibat gempa tersebut,” jelas Ayep, dari siaran pers yang diterima BandungBergerak, Rabu, 18 September 2024.

Warga dengan luka kepala tinggal di tenda terpal plastik pasca gempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga dengan luka kepala tinggal di tenda terpal plastik pasca gempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Adapun sejumlah perjalanan KCIC Whoosh harus dibatalkan untuk memastikan keselamatan dan keamanan seluruh perjalanan kereta cepat Whoosh. Pasca terjadinya gempa, sesuai SOP Keselamatan dan Keamanan, Tim Kerja KCIC langsung melakukan pemeriksaan menggunakan kereta perawatan.

Pemeriksaan menyeluruh membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk memastikan tidak ada faktor eksternal yang dapat mengganggu Jalur KCJB, seperti longsoran bukit batu di kanan kiri trase, longsoran tanah atau dampak alam lainnya. Pemeriksaan dilakukan di seluruh jalur KCIC sepanjang 144 KM yang kebanyakan melalui area perbukitan.

Pasca pemeriksaan, berdasarkan pantauan awal di OCC (Operation Controll Center) Tegalluar atas semua sensor yang terpasang dan visualisasi dari pantauan 1.399 CCTV yang tersebar di semua jalur, terpantau tidak terlihat kerusakan di Prasarana KCJB saat siaran pers ini diterima pada sore hari. Tujuh rute Halim-Tegalluar dan tujuh rute Tegalluar-Halim pun dinyatakan batal berangkat.

“Untuk masyarakat yang sudah membeli tiket dan terdampak pembatalan jadwal dapat melakukan proses pembatalan dengan bea tiket yang akan dikembalikan 100 persen. Proses pembatalan dapat dilakukan di seluruh loket Stasiun Whoosh Halim, Padalarang, Tegalluar Summarecon dan Hall KA Feeder Stasiun Bandung,” ungkap Eva Chairunisa, Corporate Secretary PT KCIC.

Baca Juga: Gempa Garut Merusak Ratusan Rumah di Kabupaten Bandung, Sebagian Warga Mengungsi ke Tenda Darurat
Gempa Sesar Garsela Merusak Sejumlah Fasilitas Publik di Kabupaten Bandung

Sumber Gempa

Gempa bumi yang terjadi pukul 09:41 WIB, Rabu (18/9/2024) berpusat di Kabupaten Bandung, dirasakan hingga ke Kota Bandung dengan magnitudo 5,0. Gempa bumi itu disusul oleh beberapa gempa susulan yang terjadi hingga sekitar delapan kali dengan magnitudo bervariasi antara 2 hingga 2,9.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi tersebut berada di darat pada koordinat 7,19°LS – 107,67°BT, berjarak sekitar 24 km Tenggara Kab. Bandung, dengan magnitudo (M 5,0) pada kedalaman hiposenter 10 km.

Sementara menurut data dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,24°LS dan 107,52° BT dengan magnitudo 5,3 mb dan kedalaman 10 km. Gempa bumi susulan dirasakan dengan pusat gempa pada koordinat 7,21°LS – 107,7°BT pada kedalaman 8 Km dengan magnitudo M 3.2 berjarak 21 Km Barat Laut Kab. Garut.

Ruang rawat gawat darurat Puskesmas Kertasari yang rusak pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Ruang rawat gawat darurat Puskesmas Kertasari yang rusak pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Mufid menyampaikan, catatan dari Badan Geologi, lokasi pusat gempa bumi di wilayah Kabupaten Bandung umumnya tersusun oleh morfologi dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Wilayah itu disebut dominan tersusun oleh tanah sedang (kelas D) pada dataran bergelombang, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan. Selain itu, daerah sekitar pusat gempa bumi umumnya tersusun oleh batuan berumur Kuarter (batuan sedimen dan batuan gunungapi).

“Sebagian batuan Kuarter tersebut telah mengalami pelapukan. Batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lepas, urai, tidak terkonsolidasi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi. Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar normal ke arah timur laut barat daya,” ungkap Wafid pada keterangan video dan tertulis yang diterima BandungBergerak, Rabu, 18 September 2024.

Warga mendorong mobil rusak tertimpa bangunan roboh di Desa Cibeureum pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Warga mendorong mobil rusak tertimpa bangunan roboh di Desa Cibeureum pascagempa magnitudo 4,9 mengguncang Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 18 September 2024. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Wafid menerangkan, sebaran pemukiman penduduk yang terdampak guncangan gempa bumi sebagian besar terletak di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian ini pun tidak menyebabkan tsunami karena berpusat di darat. Namun begitu, gempa ini mengakibatkan kerusakan, seperti rumah masyarakat, fasilitas pendidikan, fasilitas ibadah, hingga gedung pemerintahan di Kabupaten Bandung.

Wafid pun menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Ia juga mengimbang kepada masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.

“Oleh karena Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi,” ungkapnya.

Wafid juga memberi rekomendasi, karena Kabupaten Bandung tergolong rawan bencana gempa bumi, maka bangunan di kawasan ini harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi, untuk menghindari risiko kerusakan dan harus dilengkapi dengan jalur, serta tempat evakuasi.

*Liputan ini mendapatkan sokongan data dari Awla Rajul, kawan-kawan yang baik silakan membaca tulisan lain Muhammad Akmal Firmansyah atau artikel-artikel lain tentang Gempa

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//