Seruan Menolak Hubungan Diplomatik dengan Israel dari Bandung, Genosida terhadap Rakyat Palestina masih Terus Terjadi
Rencana Presiden Prabowo Subianto membuka hubungan diplomatik dengan Israel menimbulkan reaksi tegas dari elemen masyarakat Bandung. Israel menjajah Palestina.
Penulis Yopi Muharam31 Mei 2025
BandungBergerak.id - Masyarakat Kota Bandung menggelar aksi menolak rencana Presiden Prabowo Subianto yang akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Berbagai lapisan elemen tumpah ruah di Bola Dunia monumen Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis, 29 Mei 2025.
Di tengah kepadatan lalu-lintas, massa aksi menggemakan yel-yel ‘Free-free Palestine, Israel go to hell [pergi ke neraka]’. Mereka menyuarakkan ketidaksetujuannya atas pernyataan Prabowo untuk membuka hubungan dengan Israel.
Salah satu orator perempuan mengatakan pernyataan Prabowo untuk mengakui kedaulatan Israel telah mengkhianati rasa kemanusiaan. Bahkan menurutnya, Israel tak berhak diakui sebagai negara yang berdaulat karena telah merebut tanah Palestina.
“Normalisasi terhadap hubungan diplomatik kepada Israel begitu menyakiti kami,” ujar Yulia Bhayangkari dengan suara bergetar saat memegang pengeras suara. Menurutnya dengan pengakuan Israel sebagai negara dan melakukan hubungan diplomatik akan mengusir rakyat Palestina dari tanahnya.
“Kalau pernyataan-pernyataan tersebut diakui bahwa Israel akan diakui sebagai sebuah negara, otomatis warga Palestina akan terusir dari lahannya,” tuturnya menahan isak.
Dia menegaskan, sebelum Palestina merdeka dari penjajahan Israel, dia akan terus melakukan aksi dan terus bersuara. “Mereka [Israel] sudah biadab lebih dari binatang. Kami tidak akan pernah berhenti [bersuara] sampai benar-benar Palestina merdeka,” lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan mengakui Israel di hadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat joint statement bersama di Istana Merdeka, Jakarta, 28 Mei 2025. Pengakuan tersebut bakal dilakukan jika Palestina dijadikan sebagai negara berdaulat.
Presiden ke-8 itu mengatakan akan menjamin keamanan Israel setelah mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka. “Begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap untuk mengakui Israel dan kami siap untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” ungkap Prabowo.
Prabowo juga mendukung penuh rencana Prancis dan Arab Saudi untuk menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi pada Juni mendatang, di New York, Amerika Serikat. KKT tersebut akan membahas Solusi Dua Negara dan mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Pengkhianatan terhadap Kemanusiaan
Ungkapan Prabowo untuk membuka hubungan dengan Israel menuai kontroversi. Ati, anggota Mujahidah Sahabat Palestina mengatakan, dirinya menolak keras rencana hubungan diplomatik yang dicanangkan Presiden Prabowo. Dia terdorong mengikuti aksi ini karena hati nurani dan kemanusiaan. Baginya tak layak Indonesia bekerja sama dengan Israel atas dasar apa pun.
“Saya seorang ibu. Saya tidak bisa membiarkan melihat anak-anak Palestina di bantai,” tegas Ati.
Ati menegaskan, membuka hubungan diplomasi dengan Israel tidak menjamin kemerdekaan penuh bagi rakyat Palestina. “Apa pun yang terjadi, Israel tidak akan membiarkan Palestina merdeka,” tandasnya.
Selama negara Israel beridiri, Ati mengatakan kemerdekaan untuk rayat Palestina menjadi semu. Maka dari itu, dia mengatakan normalisasi dengan Israel adalah hal yang sia-sia.
Eka, kerabat Ati, mengatakan, ketimbang pemerintah Indonesia membuka ruang diplomasi dengan Israel, lebih baik Indoensia fokus mengirimkan bantuan kemanuasiaan. “Kirimkan bantuan berupa uang, kalau makanan biasanya diblokade oleh Israel,” terangnya.
Mereka juga sepakat untuk menyerukan boikot bagi barang-barang yang menyuplai dana ke Israel. Bagi mereka, boikot brand tertentu setidaknya membuat kerugian, sehingga suplay untuk Israel berkurang. “Boikot sampai bangkrut,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Bagas Suhendar, peserta aksi bela Palestina menyebut hubungan pemerintah dengan Israel dapat dilihat dari program Danantara. Bagas menyoroti salah satu anggota Dewan Pengawas Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Tony Blair adalah seorang loyalis Zionis Israel.
Mantan Perdana Menteri Inggris 1997-2007 itu terlibat dalam hubungan erat dengan Israel selama menjabat sebagai PM Inggris. Menurut Bagas, melibatkan Tony dalam pengurusan Danantara sudah sangat salah. Tony sendiri ditunjuk sebagai pengawas Danantara pada 24 Februari 2025 di Istana Negara, Jakarta.
“Dalam struktur kepengurusan danantara terdapat beberapa nama-nama yang juga kemudian menjadi bagian pendukung dari Israel,” tegasnya.
Bagas melanjutkan, seharunya pemerintah mendukung penuh kemerdekaan Palestina tanpa embel-embel apa pun. “Seperti yang pernah dilakukan juga oleh Soekarno melalui Konferensi Asia Afrika,” lanjutnya.
Baca Juga: PALESTINA BERGERAK #1: Sastra Palestina, Kolonialisme, dan Pemanusiaan
PALESTINA BERGERAK #2: Tanah (dan) Sastra Palestina
Genosida masih Terjadi
Israel telah menjatuhkan 100.000 ton bahan peledak atau tujuh kali lipat dari bom Hiroshima di tanah Palestina. Sekadar diketahui, bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat ke kota Hisrhima, Jepang pada 9 Agustus 1945, memiliki daya ledak sekitar 15 kiloton.
Sejak serangan 7 Oktober 2023 lalu, kantor media pemerintah Gaza mengatakan serangan Israel menyebabkan banyak korban, menghancurkan infrastruktur, dan memblokir bantuan.
Melansir dalam laman Anadolu atas pemboman yang dilakukan Israel di tanah para nabi itu, rezim Zionis telah menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina. Israel juga melakukan lebih dari 12.000 pembantaian, termasuk 11.926 pembantaian terhadap anggota rumah tangga rakyat Palestina, dan menghapus total 2.200 keluarga termasuk 6.350 orang dari catatan sipil.
Mengenai krisis kesehatan, kantor berita Gaza melaporkan lebih dari 2,1 juta kasus penyakit menular yang disebabkan oleh pemindahan paksa dan runtuhnya infrastruktur kesehatan Gaza, termasuk 71.338 kasus hepatitis. Semenjak invansi Israel ke tanah Palestina, korban genosida terus terusir hingga terkahir mereka berada di perbatasan akhir Gaza, yaiut Rafah.
Kehancuran juga meluas ke infrastruktur keagamaan, pasukan Israel menghancurkan 828 masjid secara keseluruhan dan 167 sebagian, menargetkan tiga gereja, dan menghancurkan 19 dari 60 kuburan baik secara keseluruhan maupun sebagian. Di tengah krisis kelaparan, Israel juga menyerang 66 fasilitasn bantuan, seperti 20 dapur makanan, 37 aid centers dan memblokir 37.400 truk bantuan dan bahan bakar.
...
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB