Festival Budaya Fikom Unpad Menghadirkan 24 Simbol Kebudayaan Dunia
Agenda tahunan Festival Budaya Fikom Unpad mengingatkan pentingnya pemahaman budaya dan mempelajari sejarah konflik di masa lalu.
Penulis Tim Redaksi30 Juni 2025
BandungBergerak.id - Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) mempunyai agenda tahunan Festival Budaya 2025. Terdapat 24 kebudayaan dari setiap negara yang ditampilkan, terdiri dari 5 kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia, dan 19 budaya dari luar negeri. Festival ini diharapkan bisa mengasah pemahaman dan kepekaan generasi muda.
Festival Budaya bagian dari praktik mata kuliah Ilmu Komunikasi Lintas Budaya. Festival Budaya Fikom Unpad sudah ada sejak 37 tahun lalu dan masih eksis hingga sekarang. Sempat terhambat beberapa tahun dikarenakan pandemi Covid-19, sejak 2023 Festival Budaya mulai berjalan kembali.
Tahun ini Festival Budaya Fikom mengangkat tema “Tapestry of Peace: Weaving Cultures, Fostering Unity” yang dilaksanakan Kamis, 26 Juni 2025 di Fakultas Ilmu Komunikasi, Unpad. Menurut Aulia (20 tahun), Project Officer Festival Budaya 2025, menjelaskan tema tersebut diartikan sebagai budaya yang disatukan melalui benang merah, bahwa apa pun rintangannya namun pasti akan ada jalan perdamaiannya.
Selain untuk hiburan, Festival Budaya 2025 juga ingin menunjukkan bagaimana sejarah, konflik, dan perdamaian suatu budaya bisa terjadi. Aulia menambahkan adanya festival budaya ini diharapkan sebagai generasi muda bisa lebih paham dan peka mengenai suatu budaya baik dalam negeri maupun luar negeri.
Farrel (19) mahasiswa Jurnalistik Unpad yang menjadi ambassador Korea Selatan, mengatakan Festival Budaya ini diharapkan dapat membuat para mahasiswa memperluas wawasannya mengenai kondisi dunia saat ini.

“Kalau aku, sebagai mahasiswa jurnalistik harus berwawasan luas, fokus kita ga cuma satu bidang jurnalistik aja, tapi kita harus mengerti berbagai hal. Dari Komunikasi Lintas Budaya ini, menurutku lebih melatih kepekaan kita tentang kehidupan sosial di belahan negara lain yang pastinya membantu kita mengembangkan kemampuan ke-jurnalistik-an kita,” ujar Farrel.
Dari 24 kebudayaan yang ditampilkan, 5 kebudayaan di antaranya berasal dari Sunda, Papua, Jambi, Ternate, dan Dayak. Kemudian 19 budaya dari negara luar seperti Inggris, Vietnam, Spanyol, Selandia Baru, Yordania, Italia, Cina, Jepang, Australia, Mexico, Amerika Serikat, Mongolia, India, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan Portugal.
Budaya-budaya tersebut tidak dipilih berdasarkan alasan khusus, tetapi setiap tahunnya akan ada negara atau budaya daerah yang diganti agar bisa lebih beragam. Khusus untuk kebudayaan Sunda akan selalu hadir karena mewakili lokasi keberadaan Universitas Padjadjaran.
Daya tarik Festival Budaya ini antara lain, performance dari penyatuan dua budaya, kemudian setiap budaya akan mempunyai booth masing-masing yang di dalamnya terdapat makanan tradisional dari budaya yang dibawakan, juga photo booth, games yang berhubungan dengan budaya tersebut, serta ambassador dari setiap budaya yang nantinya akan menjelaskan kebudayaannya masing-masing.
Baca Juga: AussieBanget Corner Hadir di ITB, Monumen Diplomasi dan Jendela untuk Studi ke Australia
Eksternal Day Mahasiswa Unpad, Mengkritik Budaya Patriarki Digital dan Ketimpangan Gender

Festival Budaya sebagai Wadah Kolaborasi dan Pertukaran Informasi
Festival Budaya Fikom Unpad 2025 terbuka untuk umum. Suasana yang berisi tawa dan sorak membuat euforia dari Festival Budaya Fikom Unpad sangat terasa. Sekalipun acara hanya dilakukan dalam sehari, namun tetap ramai peminat. Pengunjung yang hadir pun tak hanya dari internal Fakultas Ilmu Komunikasi, tetapi juga dari fakultas lain, bahkan eksternal Unpad.
Ika Kusmayadi, dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Lintas budaya Unpad menyatakan, Festival Budaya bagi pihak eksternal dapat meningkatkan eksistensi Fikom Unpad agar dapat lebih dikenal.
Netha (20), mahasiswa Fakultas Keperawatan angkatan 2023, menambahkan awalnya ia menghadiri Festival Budaya karena melihat salah satu performance yang berlatih di dekat rektorat. Dia pun tertarik dan mencari tahu soal penampilan tersebut. Dari mulut ke mulut akhirnya dia mengetahui bahwa penampilan tersebut untuk Festival Budaya Fikom Unpad 2025.
Netha yang akhirnya hadir dalam Festival Budaya Fikom Unpad 2025 menyatakan, dirinya sangat menikmati Festival Budaya tahun ini. Baginya, Festival Budaya Fikom Unpad 2025 merupakan pengalaman baru baginya dan membuat dirinya bisa mempelajari budaya baru, baik dari pakaian, fun fact dari setiap budaya, dan bagaimana dua budaya bisa tergabung dalam satu penampilan. “Fesbud tahun ini 9 per 10-lah, karena semuanya totalitas, apalagi kostumnya lucu-lucu,” ujarnya.
Festival Budaya menjadi dorongan bagi mahasiswa untuk melakukan riset dan memahami berbagai kebudayaan secara nyata. “Festival Budaya ini kan kita emang harus riset banyak hal banget, dan itu sumbernya terbatas. Jadi kita belajar untuk memilah sumber-sumber yang baik,” ungkap Aila (18), ambassador dari Korea Selatan.
Dalam persiapan waktu yang hanya satu bulan, Festival Budaya menjadi upaya untuk meningkatkan kerja sama setiap anggota kelas. Mereka melakukan pembagian pekerjaan hingga koordinasi dengan program studi lainnya. Hal ini membuat Festival Budaya tidak hanya mempelajari keragaman kebudayaan, melainkan juga mengasah kolaborasi antarmahasiswa.
Komunikasi antarindividu menjadi hal yang penting karena setiap perwakilan kebudayaan harus menyiapkan berbagai aktivitas dan informasi di dalam booth mereka. Itulah mengapa Festival Budaya menjadi ruang yang ideal untuk saling bertukar wawasan, mempererat kerja sama, dan memperkaya pemahaman lintas budaya.
***
*Reportase ini dikerjakan reporter BandungBergerak Aqeela Syahida Fatara dan Vallencya Alberta Susanto
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB