Data Jumlah Penumpang Kereta Api dari Kota Bandung 1999-2020, Anjlok di Tahun Pandemi
Jumlah penumpang kereta api dari Kota Bandung sangat fluktuatif di atas angka 10 juta orang per tahun. Pandemi Covid-19 sejak 2020 membuat jumlahnya anjlok.
Penulis Sarah Ashilah4 Januari 2022
BandungBergerak.id - Pertumbuhan Kota Bandung, di sepanjang sejarahnya, tidak bisa lepas dari kehadiran moda transportasi kereta api. Selain menopang mobilitas orang, angkutan publik berbasis rel ini menjadi penopang utama bisnis perkebunan kawasan Bandung Raya, terutama pada era kolonial Hindia Belanda. Saat ini dunia perkeretaapian di Kota Bandung memasuki babak baru dengan digulirkannya proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang jalurnya melintas di batas selatan kota.
Ada dua stasiun besar di Kota Bandung, yakni Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong, yang ada di bawah pengelolaan Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung. Dari Stasiun Bandung, warga dapat melakukan perjalanan ke berbagai kota besar lain di seluruh Pulau Jawa, dari Jakarta hingga Yogyakarta dan Surabaya. Sementara itu, Stasiun Kiaracondong menjadi pusat layanan kereta api komuter dan kelas ekonomi.
Data menunjukkan, dalam periode 1999-2020, jumlah penumpang kereta api dari Kota Bandung sangat fluktuatif meski selalu di atas 10 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penumpang kereta api terbanyak tercatat pada tahun 2012, yakni mencapai 23.863.019 orang.
Barulah pada 2020, tahun ketika pandemi Covid-19 dimulai, jumlah penumpang kereta api anjlok di bawah 10 juta orang. Berbagai kebijakan pembatasan mobilitas warga berimbas ke pengoperasian kereta api. Untuk beberapa bulan, layanan transportasi publik ini bahkan sempat ditiadakan, dan baru menggeliat lagi di paruh kedua tahun 2021. Dari 19.562.255 orang di tahun 2019, jumlah penumpang kereta api dari Kota Bandung pada 2020 turun drastis menjadi 8.787.373 orang.
Publikasi "Perkembangan Statistik Transportasi Povinsi Jawa Barat Agustus 2020" mengonfirmasi penurunan tersebut. Jumlah penumpang kereta api dari Daop 2 Bandung, secara kumulatif selama periode Januari-Agustus 2020, berkurang hingga 34,77 persen.