• Kampus
  • ITB Mulai Kuliah Tatap Muka, Unpad Siap Permanenkan Kuliah Hybrid

ITB Mulai Kuliah Tatap Muka, Unpad Siap Permanenkan Kuliah Hybrid

Kuliah tatap muka ITB diawasi dengan aplikasi deteksi Covid-19. Sementara Unpad akan mematenkan kuliah hybrid.

Pencegahan Covid-19 pada kuliah tatap muka di ITB dengan aplikasi bernama AMARI. (Sumber: ITB)*

Penulis Iman Herdiana22 Januari 2022


BandungBergerak.idPada masa pandemi yang genap sudah berlangsung dua tahun ini, sejumlah kampus di Bandung mulai menerapkan kuliah tatap muka. Salah satunya Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah membuka kembali kampus untuk kegiatan akademik. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, ITB mengandalkan aplikasi bernama AMARI yang bisa memantau tinggi rendahnya aktivitas (kerumunan).

Sementara itu, Universitas Padjadjaran (Unpad) memilih mematenkan perkuliahan hybrid atau bauran antara daring dan luring. Sehingga ke depan, mahasiswa bisa memilih kuliah tatap muka atau kuliah online. Unpad berencana membuka kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas lebih luas pada semester genap 2021/2022 Februari mendatang.

Aplikasi AMARI yang diandalkan ITB untuk memantau penyebaran COVID-19 sendiri sudah dipakai sejak 2021 lalu, beberapa hal yang dilakukan tim AMARI ITB dalam mencegah penularan Covid-19 yaitu dengan tele-medicine yang bekerja sama dengan Unpad, lalu ada tele-edukasi, dan pengadaan self-questionnaire untuk self-awareness responden terkait kondisi responden.

“Dari tiga kegiatan tersebut, saya bertugas untuk melakukan analisis spasial dari data yang terkumpul, khususnya dari self-questionnaire yang menjadi syarat masuk ke kampus ITB,” kata Teguh, salah satu Tim AMARI ITB, dikutip dari laman resmi ITB.

Hasil analisa tim kemudian dapat dijadikan acuan bagi pihak yang berkepentingan, seperti rektorat untuk melihat perilaku aktivitas kampus pada level gedung, karena berkaitan dengan regulasi pembatasan aktivitas (salah satunya adalah pembatasan jumlah orang yang beraktivitas di tempat yang sama).

AMARI ITB memberikan informasi gedung-gedung mana di ITB dengan indikasi aktivitas tinggi atau rendah sehingga dapat mengestimasi tingkat risiko penularan Covid-19 pada satu gedung akibat tingginya aktivitas di sana. Di sisi lain, informasi ini juga bermanfaat untuk pengaturan kebijakan di ITB terkait efektivitas peraturan yang sudah dikeluarkan.

Teguh mengatakan, untuk tahun 2022 ini, hal serupa masih akan tetap dilakukan walaupun dengan banyak penyesuaian. Pada intinya, walaupun program vaksinasi sudah berjalan dengan baik, tetapi masa pandemi masih belum berakhir dan masih berpotensi untuk kembali merebak sehingga protokol kesehatan Covid-19 masih harus terus dilakukan, khususnya pada masa perkuliahan hybrid (bauran) yang saat ini sudah mulai dilakukan.

“Kalau kondisi pandemi masih berlangsung, harapan ke depannya tentu saja tidak terjadi clustering di ITB sehingga kita harus tetap waspada. Format kuisioner dan pola kerja tim AMARI akan terus diesuaikan dengan perkembangan situasi Covid-19 dan juga berorientasi pada responden,” ucap Teguh.

Unpad Permanenkan Kuliah Hybrid

Sebagai persiapan menggelar kuliah tatap muka dalam skala luas, Rektor Unpad Rina Indiastuti telah melakukan peninjauan terhadap fasilitas kelas hybrid di kampus Fakultas Farmasi dan Fakultas Hukum, Rabu (19/1). Peninjauan dilakukan guna memastikan sejauh mana fakultas di Unpad siap menyelenggarakan pembelajaran hybrid.

“Kita ingin memastikan fasilitas siap dan bagaimana pembiasaan protokol kesehatan dilakukan,” ujar Rektor.

Rektor menjelaskan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas untuk kegiatan praktikum sejak Oktober 2021 lalu dinilai berhasil dilaksanakan. Sivitas akademika dan tenaga kependidikan telah terbiasa melakukan kegiatan tridarma perguruan tinggi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Berbekal pembiasaan tersebut, Unpad optimistis untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas lebih luas pada semester genap 2021/2022 Februari mendatang. Pembukaan kampus tidak hanya untuk kegiatan praktikum saja. Kegiatan perkuliahan lainnya akan dicoba dikembangkan dengan sistem hybrid.

“Targetnya tahun akademik 2022/2023 kita akan mungkin membuka secara hybrid untuk semua perkuliahan,” kata Rektor.

Selain memperkuat protokol kesehatan, metode pembelajaran pun mulai dibiasakan melakukan kombinasi luring dan daring. Dosen harus dibiasakan mengajar di dua ruang tersebut.

Metode hybrid ini akan menjadi era baru pembelajaran di kampus. Metode ini nantinya akan diterapkan tidak hanya ketika situasi pandemi. Pascapandemi, mahasiswa tetap akan mengikuti perkuliahan secara hybrid.

“Kalau pandemi semakin turun, mahasiswa semua boleh masuk kampus, tetapi mereka boleh memilih kelas fisik atau sebagian memilih kuliah di luar kelas. Kita akan buat ruangan-ruangan yang memungkinkan mahasiswa online dari kampus,” jelasnya.

Rektor melanjukan, saat ini mahasiswa masih mengikuti pembelajaran hybrid dari rumah. Ke depan, mahasiswa mengikuti pembelajaran secara hybrid tetapi dia tetap berada di area kampus. Diharapkan, ekosistem akademik dan kemahasiswaan dapat berjalan optimal.

Agar menunjang capaian tersebut, setiap fakultas didorong untuk memperbanyak ruang-ruang yang nyaman untuk mahasiswa berdiskusi, melakukan asistensi, hingga berkuliah secara daring. Selain itu, para dosen pun akan difasilitasi untuk pengembangan materi pembelajaran hybrid.

“Kita tidak akan beralih ke full luring. Mahasiswa kita biasakan ada di dua ruang. Konten perkuliahan semuanya akan disimpan di LiVE Unpad yang bisa diakses dari mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja,” kata Rektor.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//