Persib Melawan SV Austria Salzburg, Kalah di Jakarta, Imbang di Bandung
Amat disayangkan bahwa kini Persib jarang tampil di tingkat internasional. Dengan sejarahnya yang panjang, Persib seharusnya sering tampil di pentas internasional.
Audi Maulana Yusuf
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN SGD Bandung.
25 Februari 2022
BandungBergerak.id - Pada peringatan ke-25 tahun berdirinya PSSI di tahun 1955, mereka mencoba mendatangkan tim sepakbola besar Austria, SV Austria Salzburg (kini FC Redbull Salzburg). Salzburg datang untuk menjajaki kekuatan beberapa tim sepakbola di Indonesia di antaranya PSSI Muda, PSSI Banteng, Persibaja, Persidja, PSSI Harimau, PSP Padang, PSMS, dan khususnya Persib Bandung.
Di mana pertandingan melawan Persidja, Persibaja dan Persib dilaksanakan 2 kali. Persib dapat menjajal kekuatan Salzburg ini pada tanggal 29 Juni 1955 di Jakarta dan pertandingan keduanya berlangsung di Bandung pada tanggal 24 Juli 1955. Pertandingan pertama berlangsung di Stadion Ikada Jakarta disaksikan hampir 30.000 penonton, ini merupakan pertandingan uji coba pertama Salzburg di Indonesia. Menurut laporan koran De locomotief: Samarangsch handels-en advertentie-blad terbitan 30 Juni 1955 tidak hanya masyarakat biasa yang berada di Tribun. Namun, juga terdapat tamu kehormatan yakni, Menteri Luar Negeri Indonesia: Mr. Sunario, Menteri ekonomi Indonesia: Prof. Ir. Roosseno, Menteri Pertahanan: Iwa Kusumasumantri, Ketua Parlemen: Sartono, Konsul Jendral Austria dan Ketua panitia olimpiade Indonesia: dr.Halim.
Di bawah panasnya Stadion Ikada Jakarta pertandingan berlangsung pada pukul 16.30. Mendarat di Jakarta, Salzburg membawa 2 pilar pentingnya yang sempat bermain di Olimpiade 1952 di Helsinki mewakili Austria di cabor sepakbola yaitu Rudolph Krammer dan Franz Feldinger. Beberapa pemain Persib yang dimainkan di 11 line up pertama terdiri dari: Sulaksono, Rukma, Anas, Nandang, Hafid, Tjo Koo Ho, Amung, Freddy Timisela, Omo, Adang dan Wittarsa sementara 11 line up pertama Salzburg terdiri dari: Krammer, Dannerberger, Jelenik, Feldinger, Remely, Lindner, Fleck, Hochleitzner, Konig, Wondrka, dan Girschik.
Di babak kedua, perminan Salzburg agak sedikit menurun dikarenakan faktor cuaca yang panas, hal ini dimanfaatkan oleh beberapa pemain Persib untuk membangun serangan. Namun, percobaan serangan mereka pun acap kali gagal. Setelah sekitar 30 menit memasuki babak kedua atau lebih tepatnya sekitar menit ke-70 para penonton mulai meninggalkan bangku tribunnya, tak lama 7 menit dari sana gawang Persib kebobolan yang ketiga kalinya lewat aksi pemain sebelah kanan Salzburg, yaitu Wondrka. Nampaknya, gol ketiga tersebut menjadi killing the game sehingga menutup pertandingan ini dengan skor 3-0 untuk kemenangan SV Austria Salzburg.
Persib Menjamu Salzburg di Stadion Sidolig
Setelah pertandingan pertama melawan Persib, Salzburg melakukan pertandingan lainnya dengan beberapa tim PSSI dan juga beberapa tim besar di Indonesia sebelum akhirnya mereka kembali harus bertemu dengan Persib. Karena, memang agenda Salzburg di Indonesia ini selama sebulan dengan memainkan 11 pertandingan.
Satu bulan kemudian tentunya Sulaksono dkk, memiliki tugas balas dendam di pertandingan keduanya melawan Salzburg yang berlangsung di Stadion Sidolig Bandung pada 24 Juli 1955. Pertandingan melawan Persib inilah yang sekaligus menjadikan pertandingan pertama dan terakhir tour Salzburg di Indonesia.
Menurut koran Java Bond: niuws,handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie terbitan tanggal 25 Juli 1955. Di bawah guyuran hujan deras di Stadion Sidolig, Persib Bandung memiliki misi balas dendam atas kekalahan pertamanya di Jakarta. Menurut keterangan R.R.I mereka telah menjual hampir 20.000 tiket pertandingan. Ini merupakan jumlah yang fantastis mengingat Stadion Sidolig tidak memiliki kapasitas tribun sebesar itu, maka sudah pasti stadion kecil ini langsung terlihat seperti lautan manusia. Penonton berdiri di dekat garis lapangan membuat tugas hakim garis menjadi lebih sulit. Tidak hanya sampai di situ, banyaknya genangan air di Lapangan Sidolig membuat lapangan bak kubangan lumpur, aliran bola pun tak sederas aliran hujan, maka terpaksa laga hanya berlangsung selama 2x35 menit. Tidak banyak yang bisa diulas dari pertandingan balas dendam di Bandung ini. Intinya permainan kedua tim saling serang sehingga bisa menghasilkan skor akhir 2-2. Walaupun sebenarnya di menit akhir Salzburg dapat mencetak gol ketiganya ke gawang Persib. Namun, bola dianggap oleh wasit belum melewati garis gawang.
Pertandingan ini sekaligus merupakan penutup tour SV Austria Salzburg di Indonesia dengan hasil 11 kali pertandingan: 6 hasil kemenangan, 4 hasil imbang dan 1 kekalahan. memasukan 35 goal serta kemasukan 19 goal.
Ada hal yang menarik dari laga Persib melawan Salzbrug ini, di Kota Bandung ada majalah “Warta mata hari Minggu” yang memanfaatkan momen ini sebagai galang dana untuk Palang Merah Indonesia.
Di mana, maksud dari iklan tersebut adalah, nanti “Warta mata hari Minggu” akan mengabarkan berita tentang pertandingan Persib melawan Salzburg ini. Maka, bagi yang berminat untuk membeli majalah ini seharga Rp 1 silakan datang di alamat yang tertera yakni di Jalan Nias nomor 2. Nantinya pembaca majalah ini selain mendapatkan berita tentang hasil pertandingan di laga balas dendam tersebut uang hasil penjualan majalah pun akan diberikan untuk Palang Merah Indonesia.
Sungguh amat disayangkan ketika tulisan ini terbit, klub kebanggaan kota Bandung ini jarang tampil di tingkat internasional lagi. Padahal tim yang memiliki basis suporter yang fanatik serta memiliki umur yang sudah tidak muda lagi. Persib seharusnya bisa lebih memantapkan kehadirannya minimal di kancah Asia Tenggara terlebih dahulu, mengingat Maung Bandung dengan sejarahnya sudah banyak merasakan pahit-manisnya sepak bola di Indonesia. Persib butuh lebih banyak lagi uji coba internasional, bahkan main di tingkat internasional seperti AFC atau Asia Champions League (ACL).