Buku Bandung: Inspirasi dari Teras Cikapundung
Abi, seekor anak lebah madu, terpukau menyaksikan suasana Teras Cikapundung, Bandung. Terinspirasi, ia mengajak kawan-kawannya membersihkan sungai di dekat rumah.
Penulis Tri Joko Her Riadi18 Maret 2021
BandungBergerak - Abi, seekor anak lebah madu, terpukau menyaksikan suasana Teras Cikapundung, Bandung. Di taman sungai itu, ia melihat batu-batu hias, lampu-lampu, serta kursi-kursi yang tertata rapi. Tidak ketinggalan: “air mancur yang kalau malam tampak berwarna pelangi”.
Tergoda oleh aliran sungai yang membelah Kota Bandung itu, Abi segera mengenakan rompi pelampung. Ia ajak sang ayah, seekor lebah madu dengan kumis tebal melintang, untuk bermain arung jeram.
“Kamu berani bermain arung jeram?” tanya sang ayah.
“Tentu saja!” jawab Abi.
Keesokan harinya, tidak jauh dari rumahnya sendiri, Abi menyaksikan pemandangan sungai yang sama sekali berbeda. Sampah berserakan di mana-mana. Dari sang ayah, si lebah madu kecil itu mendapatkan penjelasan tentang sekian banyak ancaman yang bisa datang, mulai dari penyakit kulit hingga banjir.
Dari sang ayah pula, Abi tahu bahwa dahulu kondisi sungai tersebut tidak seburuk itu. Air sungai “sangat jernih” sehingga “ikan-ikan kecil di sungai terlihat jelas”.
Mendengar cerita itu, Abi buru-buru ngacir dengan sepedanya. Ia temui Epan, si gajah kecil yang jadi kawan bermainnya. Ia ceritakan pengalamannya mengunjungi Teras Cikapundung.
“Kita buat taman sungai di tepi sungai dekat rumah kita, yuk!” kata Abi.
Epan sepakat. Ia dan Api mengajak tiga teman mereka: Dogi, Ucil, dan Musmus. Kelima bocah itulah yang kemudian mengajak seluruh warga bergotong-royong membersihkan sungai dan membuat taman bermain.
Di ujung cerita, ayah Abi, yang bangga atas inisiatif baik anaknya, menghadiahkan beberapa fasilitas bermain, seperti ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit.
Buku Pendidikan Karakter
Kisah Abi yang terinspirasi kunjungannya ke Teras Cikapundung, Bandung, termuat dalam buku cerita bergambar Teras Cikapundung yang terbit pada Agustus 2017. Buku ini merupakan buku ke-21 Seri Fabel Abi yang mencantumkan logo Pendidikan Karakter di pojok kanan sampulnya.
Ada lima orang di Tim Kreatif buku yang diterbitkan oleh Bee Media Pustaka ini: Anee Rahman dan A. Saibani sebagai penulis, Hermansyah sebagai ilustrator, Dika M.D.P sebagai penanggung jawab artistik, serta Adim Goekind yang mengurusi pracetak.
“Buku cerita Fabel Abi adalah buku pendidikan karater tematik yang dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan minat baca sekaligus menyiapkan bahan bacaan yang menarik untuk anak di usia dini,” tulis Saibani.
Di sampul belakang buku ditambahkan keterangan tentang tiga keunggulan buku, yakni “mengenalkan 18 nilai pendidikan karakter bangsa dan 9 nilai antikorupsi, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan ilustrasi yang menarik, serta mengandung hikmah cerita yang merupakan pesan moral.
Teras Cikapundung, lokasi wisata yang menginspirasi Abi, memiliki sejarah panjang yang tidak diceritakan di buku ini. Pernah ada sebuah kampung di sana. Penduduknya lebih dari 100 orang. Termasuk puluhan anak-anak yang tiap sore bermain di bantaran sungai sebelum belajar dan mengaji bersama di musala. Menjadi bagian dari Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cadadap, kampung itu juga dikenal dengan nama Kampung Kolase.
Proyek pembangunan Teras Cikapundung, yang menyedot anggaran senilai belasan miliar Rupiah, membuat seluruh rumah di Kampung Kolase, yang sudah ditinggali selama puluhan tahun, rata dengan tanah. Setelah negosiasi panjang selama hamper tiga tahun, warga dipindahkan ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Sadangserang pada awal Oktober 2015. Empat bulan berselang, tepatnya 30 Januari 2016, Teras Cikapundung diresmikan oleh para pejabat sebagai ruang publik baru yang digadang-gadang mampu menjadi lokasi edukasi lingkungan, terutama sungai.
Apakah kisah di balik proyek Teras Cikapundung ini bisa menginspirasi kelahiran sebuah buku anak-anak yang memuat nilai-nilai pembentukan karakter seperti Seri Fabel Abi? Kita patut menunggu.
Informasi Buku
Judul: Teras Cikapundung
Penulis: Anne Rahman dan A. Saibani
Penerbit: Bee Media Pustaka, Jakarta
Cetakan: I, Agustus 2017