• Berita
  • Cuaca Bandung Masuk Pancaroba sampai Mei 2021

Cuaca Bandung Masuk Pancaroba sampai Mei 2021

Fenomena yang harus diwaspadai selama pancaroba ialah hujan deras, petir, angin kencang, angin puting beliung, hujan butiran es, dan kebakaran.

Jalan Layang Pasteur Surapati (Pasupati) yang melintasi Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Jalan layang ini menjadi gerbang Bandung dari wilayah barat (Jakarta). (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana21 April 2021


BandungBergerak.idBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung mengingatkan cuaca Bandung saat ini masuk masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Fenomena yang harus diwaspadai selama pancaroba ialah hujan deras dengan durasi singkat, petir, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan butiran es, dan kebakaran.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Rasmid, mengatakan pancaroba diperkirakan akan berlangsung sampai Mei 2021. Selama masa pancaroba cuaca menjadi tidak menentu. Sebagian wilayah di Bandung akan mengalami cuaca panas terik, tetapi sebagian lagi mengalami hujan deras.

BMKG mencatat hingga saat ini masih ada sebagian wilayah di Bandung, umumnya Jawa Barat, yang memiliki potensi hujan cukup tinggi. Masih ada sisa-sisa musim hujan kemarin yang curah hujannya terbilang tinggi, yakni 40 persen. Rasmid menilai, angka curah hujan tersebut lebih tinggi dari biasanya.

“Musim hujan kemarin terbilang cukup ekstrem,” katanya, di Bandung, dikutip dari siaran pers, Selasa (20/4/2021).

Penyebabnya, sambung Rasmid, karena terjadinya beberapa fenomena yang bertumpuk di waktu bersamaan. “Seperti La nina, itu menyumbang uap air untuk wilayah Indonesia. Ada juga fenomena gangguan iklim atau cuaca di sekitar khatulistiwa," terang Rasmid.

Sebelumnya, BMKG mencatat fenomena La Nina di perairan Samudera Hindia dan Pasifik masih berlangsung paling tidak hingga Mei 2021 dengan kecenderungan menuju netral. La Nina adalah kondisi di mana suhu permukaan laut Pasifik mengalami penurunan.

Dampak La Nina ialah cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan walaupun saat kemarau. Tingginya curah hujan akibat La Nina diprediksi bisa menyebabkan banjir di beberapa daerah di Indonesia.

Awas Kebakaran

Pancaroba menuju musim kemarau menjadi lampu kuning bagi bencana kebakaran di Kota Bandung. Tahun lalu, menurut data Kota Bandung dalam Angka tahun 2020, total kebakaran di Bandung sebanyak 272 kali. Dengan kata lain, setiap bulannya terjadi lebih dari 22 kali kebakaran.

Total area yang terbakar sepanjang tahun itu seluas 61.029 meter persegi atau lebih dari 8 kali luas lapangan sepak bola. Kebakaran ini menewaskan 7 orang dan korban luka 82 orang. Kebakaran paling sering melanda perumahan warga, yakni 99 kasus, bangunan umum 51 kasus, pasar dan bangunan industri masing-masing 3 kasus, dan bangunan lainnya 116 kasus.

Penyebab kebakaran paling sering karena listrik 49 kasus, disusul kompor 28 kasus, dan penyebab lainnya seperti lampu, rokok, dan lain-lain.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran maupun bencana lainnya di masa pancaroba, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung menyatakan siap siaga selama 24 jam dan terus melakukan langkah-langkah mitigasi.

"Dalam penanggulangan bencana kami sudah siap, baik dari segi alat maupun SDM. Peralatan kami sudah mumpuni di saat terjadi hujan deras dan angin kencang," ungkap Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Logistik Diskar PB Kota Bandung, Roby Darwan.

Ia mengingatkan warga agar mampu mengenali dan menjaga lingkungan sekitar tempat tinggalnya. "Misalnya sering banjir. Mereka harus sudah mulai bisa mitigasi untuk keluarganya dan warganya, sehingga banjir itu tidak menyebabkan kerugian bagi mereka," terangnya.

Apalagi saat musim kemarau nanti tak hanya lingkungan, tetapi warga diimbau untuk lebih sering mengecek instalasi listrik di rumahnya. Terlebih jika rumah mereka terbuat dari bahan yang mudah terbakar, seperti kayu.

"Karena ketika kayu yang kering terkena percikan listrik itu apinya bisa cepat tinggi. Jadi jangan lupa sering mengecek terutama aliran listrik, karena dari kasus kebakaran yang kami terima itu sering terjadi karena konsleting listrik," ujar Roby.

Pentingnya Mitigasi

Sekjen Bandung Mitigasi Hub, R.L Firmansyah mengatakan, bencana terkait cuaca yang harus diwaspadai di Bandung meliputi, kebakaran, banjir, hujan ekstrem hingga puting beliung. Hal ini harus menjadi kewaspadaan pemerintah daerah maupun masyarkat dengan selalu melakukan pengurangan dampak risiko bencana atau mitigasi.

Mitigasi harus dilakukan konsisten agar membangun sikap kewaspadaan dan kesiapsiagaan manakala terjadi bencana. Firmansyah mengakui, isu mitigasi bencana memang tidak seksi karena dianggap tidak banyak berdampak.

“Kita melakukan mitigasi harus terus menerus. Seperti dulu sekolah, upacara bendera rutin. Begitu juga dalam mitigasi bencana, bagaimana cara menghadapi banjir. Perlu dirutinkan, lama-lama akan masuk bawah sadar jadi aware,” terang Firmansyah, saat dihubungi BandungBergerak, baru-baru ini.

Dengan konsistennya mitigasi, ada kesiapsiagaan yang dibangun. Sehingga begitu ada isu atau bahkan peristiwa bencana, reaksi pertama masyarakat maupuan pemerintah daerah bukan panik.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//