• Kampus
  • Dosen UIN Bandung Tulis Buku Hak-hak Seksualitas Kaum Perempuan

Dosen UIN Bandung Tulis Buku Hak-hak Seksualitas Kaum Perempuan

Pemahaman tentang seksualitas perempuan dipengaruhi teks agama tentang relasi seksual dalam perkawinan. Pemahaman ini kemudian dilanggengkan budaya dan negara.

Islam, Women’s Sexuality, and Patriarchy in Indonesia: Silent Desire, demikian judul buku yang ditulis penulis Irma Riyani, dosen Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung. Buku ini dibedah Rabu (21/04/2021). (Tangkapan layar laman resmi UIN SGD Bandung)

Penulis Iman Herdiana27 April 2021


BandungBergerak.diIrma Riyani, dosen Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, menulis buku dengan topik yang masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Indonesia: seksualitas perempuan. Tema ini diulas dalam buku berjudul “Islam, Women’s Sexuality, and Patriarchy in Indonesia: Silent Desire”.

Irma membeberakan latar belakang pemikiran yang tertuang dalam bukunya pada acara peluncuran dan bedah buku, Rabu (21/04/2021) lalu. Menurutnya, kebanyakan perempuan menganggap relasi seksual dalam pernikahan adalah kewajibannya dan hak suami. Konsekuensinya, perempuan lebih fokus pada melayani dan memuaskan seks suami. Karena pemahaman tersebut, lanjut Irma, kebutuhan seksualitas perempuan atau istri terabaikan dan tidak diperhatikan.

Pemahaman tentang seksualitas perempuan ini dipengaruhi teks-teks agama tentang relasi seksual dalam perkawinan antara istri dan suami. Selain itu, pemahaman ini kemudian dilanggengkan budaya dan aturan-aturan negara. “Padahal baik suami maupun istri sama-sama memiliki hak-hak seksual yang sama dalam pernikahan,” ungkap Irma, seperti dikutip dari laman resmi UIN SGD Bandung, Selasa (27/4/2021).

Buku “Islam, Women’s Sexuality, and Patriarchy in Indonesia: Silent Desire” ditulis dalam bahasa Inggris. Buku 256 halaman dengan ISBN 9780367487515 ini diterbitkan oleh Routledge, anak perusahaan Taylor & Francis Group, Inggris.

Kamala Chandrakirana, aktivis hak-hak perempuan dan HAM yang juga pembina Perkumpulan Rahima (Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-Hak Perempuan), mengatakan Irma melalui bukunya telah menyibak sebuah tirai penutup untuk membawa terang pada kegelapan. “Dalam hal ini kegelapan tentang seksualitas perempuan Muslim dalam perkawinan,” katanya.

Di balik anak judul “silent desire”, terdapat usaha untuk memecah kebisuan yang menyejarah, yaitu kebisuan tentang seksualitas kaum perempuan. “Buku ini menegaskan bahwa seks juga sebagai hak perempuan,” tandasnya.

Ia menegaskan, diperlukan upaya mengubah pemahaman masyarakat tentang hak-hak seksualitas perempuan. Salah satunya, lewat pengalaman-pengalaman perempuan yang mampu menegosiasikan bahwa seks dalam rumah tangga adalah haknya. Bukan semata-mata hak laki-laki.

Euis Nurlaelawati, guru besar ilmu hukum keluarga dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, mengapresiasi penulisan buku yang dilakukan Irma. Buku tersebut ditopang data yang kuat, serta mampu mengisi celah penelitian yang masih jarang dilakukan.

Irma dinilai telah memaparkan seksualitas secara umum, mulai dari perilaku seksual juga berkaitan dengan reproduksi dan hubungannya dengan seksualitas. Irma kemudian menggambarkan detail hubungan perilaku seksual dengan budaya. “Saran saya untuk buku ini agar mensosialisasikan kesetaraan pada laki-laki agar relasinya tidak timpang,” tegas Euis.

Sementara Faqihuddin Abdul Kodir dari Fahmina Institute menilai buku Irma bisa menjadi konter terhadap narasi tentang seksualitas yang selama ini memojokkan perempuan. “Justru teks-teks yang positif terhadap seksualitas perempuan ini banyak sebenarnya tetapi sangat jarang dikutip dan disebarkan. Maka sudah saatnya menyebarkan teks-teks yang positif bagi posisi perempuan dalam Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin,” papar Faqihuddin.

Bedah buku yang digagas Fakultas Ushuluddin UIN Bandung bekerja sama dengan Perkumpulan Rahima itu diikuti sekitar 200 peserta yang berlangsung virtual dari Studio Ushuluddin, Jalan AH. Nasution 105 Bandung. Bedah buku ini merekomendasikan agar penulis membuat versi bukunya dalam bahasa Indonesia, sehingga pesan buku dapat dibaca oleh kalangan yang lebih luas.

Kegiatan tersebut diakhiri penyerahan buku ke Perpustakaan Fakultas Ushuluddin. Jadi, bagi mahasiswa yang ingin membaca lebih jauh tentang buku tersebut, bisa mendatangi dan membacanya di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung lantai 3. Selain itu, perpustakaan Perkumpulan Rahima, Jakarta Selatan, juga mendapat buku Irma.

Wahyudin Darmalaksana, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, menilai buku yang ditulis dosen Fakultas Ushuluddin, Irma Riyani, itu bersifat mengglobal karena diterbitkan oleh penerbit Inggris. “Pesan saya agar apa yang telah dihasilkan Bu Irma sebagai penulis buku ini, dapat ditularkan kepada para sesama dosen lainnya juga para mahasiswa,” tutur Wahyudin.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//