Mengenal Perairan Tempat Karamnya Kapal Selam KRI Nanggala
Kawasan laut Bali merupakan zona pertemuan paparan Sunda di sebelah barat dengan paparan Sahul di sebelah timur. Zona ini dipisahkan oleh Kepulauan Kangean.
Penulis Iman Herdiana27 April 2021
BandungBergerak.id - Kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dinyatakan tenggelam (subsunk) di wilayah perairan Bali pada kedalaman yang diperkirakan 838 meter, Sabtu (24/4). Teori menyatakan, lokasi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala ada pada pada zona laut dalam.
Peneliti kelautan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad) Syawaludin Alisyahbana Harahap, menjelaskan jika melihat dari gambaran lokasi, karamnya KRI Nanggala-402 berada pada zona lereng benua di perairan Bali.
Secara geografis, kawasan laut Bali merupakan zona pertemuan paparan Sunda di sebelah barat dengan paparan Sahul di sebelah timur. Zona ini dipisahkan oleh Kepulauan Kangean, sebelah utara dari pulau Bali.
Zona paparan Sunda termasuk pada perairan dangkal dengan maksimal kedalaman 200 meter. Sementara paparan Sahul terus membentang ke timur hingga kawasan perairan Flores dan perairan Banda yang dikenal sebagai laut terdalam di Indonesia.
Berdasarkan data kedalaman karamnya KRI Nanggala-402, lokasi diperkirakan berada pada wilayah ambang laut perbatasan antara paparan Sunda dan paparan Sahul. “Kemungkinan ada palung-palung juga di sana,” kata Syawal, dikutip dari laman resmi Unpad, Selasa (27/42021).
Dosen Unpad yang juga instruktur selam tersebut menjelaskan, semakin dalam, tekanan akan semakin besar. Hitungannya, ketika turun ke dasar laut, setiap 10 meter tekanan bisa bertambah 1 atmosfer (atm) yang disebut juga tekanan hidrostatis.
Tekanan hidrostatis terutama terasa saat di dalam air atau saat menyelam. Semakin dalam masuk ke kedalaman air, tekanan hidrostatis akan semakin kuat. Sehingga bisa dibayangkan kata Syawal, kalau kedalamannya lebih dari 200 meter, tekanan hidrostatis bisa berkali-kali lipat.
Selain tekanan, temperatur dan arus juga memiliki perbedaan. Semakin turun ke dalam, temperatur semakin berkurang. Sementara perairan Indonesia dipengaruhi oleh pertemuan dua arus samudera, sehingga memiliki dinamika yang sangat tinggi.
Kedalaman laut sendiri dihitung berdasarkan degradasi atau penurunan dari garis pantai. Dimulai dari garis pantai, kedalaman laut akan terus menurun sampai ke tingkat kedalaman tertentu. Wilayah kedalaman dari garis pantai hingga kedalaman 200 meter disebut dengan paparan benua (continental shell).
Menurut Syawal, degradasi kedalaman hingga 200 meter cenderung masih landai. Setelah kedalaman 200 meter, akan terjadi perubahan signifikan hingga sampai 2.000 – 3.000 meter.
Wilayah dasar laut dengan kedalaman 200 – 3.000 meter diistilahkan dengan zona lereng benua (continental slopes) dengan pola penurunan yang terjal. Di zona ini, bisa jadi ada daerah yang lebih dalam lagi yang disebut palung atau celah sempit yang dalam dan memanjang.
Menurut catatan Syawal, Indonesia setidaknya memiliki beberapa palung dalam. Dua di antaranya adalah palung Jawa dengan kedalaman rata-rata 7.140 meter serta palung Weber di wilayah perairan Banda dengan kedalaman rata-rata 7.440 meter.
Syawal mengungkapkan, laut dalam memiliki kekayaan hayati maupun non-hayati. Di sektor hayati, laut dalam merupakan habitat bagi ikan jenis tuna ataupun ikan-ikan besar. Di sektor non-hayati, laut dalam menyimpan potensi energi yang besar, di antaranya arus dan tekanan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Di sisi lain, laut dalam juga menyimpan berbagai cadangan minyak dan gas alam yang melimpah.
Penghargaan untuk Prajurit Hiu Kencana
Sekretariat Negara melalui akun Twitter resmi mengabarkan Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas gugurnya 53 prajurit TNI Angkatan Laut yang menjadi awak kapal selam KRI Nanggala 402 dalam melaksanakan tugas di perairan utara Pulau Bali, melalui pernyataan yang disampaikan Senin (26/4/2021), di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden memanjatkan doa agar arwah putra-putra terbaik bangsa sekaligus patriot terbaik penjaga kedaulatan negara tersebut mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Presiden mengatakan bahwa atas dedikasi dan pengabdian 53 prajurit TNI tersebut, negara akan memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi. Pemerintah juga akan memberikan tanda kehormatan berupa Bintang Jalasena kepada para prajurit Hiu Kencana itu. Adapun bagi putra dan putri yang ditinggalkan, pemerintah juga akan menjamin pendidikan mereka hingga jenjang pendidikan S-1.