• Berita
  • Hampir 2 Pekan Data Covid-19 Bandung Belum Diperbarui

Hampir 2 Pekan Data Covid-19 Bandung Belum Diperbarui

Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung maupun covid19.bandung.go.id terakhir diperbarui hampir dua pekan lalu.

Data Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, Rabu (28/4/2021). Data perkembangan Covid-19 di Bandung sudah lebih dari sepekan belum diperbarui. (Tangkapan layar Pusicov Kota Bandung)

Penulis Iman Herdiana28 April 2021


BandungBergerak.idSampai hari ini, Rabu (28/4/2021), tidak diketahui perkembangan kasus Covid-19 terbaru di Kota Bandung. Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung maupun covid19.bandung.go.id terakhir diperbarui hampir dua pekan lalu atau tanggal 18 April 2021. Padahal keberadaan data pasien diperlukan dalam melakukan penanganan Covid-19 seperti yang direkomendasikan WHO, yakni tracing, testing, dan treatment (3T). 

Data kasus Covid-19 tanggal 18 April 2021 tersebut mencatat, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Bandung sebanyak 16.641 kasus, jumlah Covid-19 aktif (belum sembuh) sebanyak 669 kasus, jumlah terkonfirmasi sembuh sebanyak 15.686 kasus. Sedangkan jumlah meninggal sebanyak 286 kasus.

Data tersebut menyebut, kasus Covid-19 di Bandung tersebar di 30 kecamatan. Semua kecamatan di Kota Bandung termasuk zona kuning atau memiliki kasus positif aktif. Tidak ada satu pun kecamatan yang masuk zona hijau atau biru atau bebas Covid-19.

Tercatat, 10 kecamatan yang memiliki kasus tinggi adalah Antapani 85 kasus, Arcamanik 58 kasus, Buahbatu 52 kasus, Batununggal 47 kasus, Ujung Berung 43 kasus, Lengkong 38 kasus, Rancasari 37 kasus, Coblong 34 kasus, Regol 30 kasus, Cicendo 29 kasus.

Meski demikian, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengklaim, penanganan 3T Covid-19 di Kota Bandung masuk kategori terbaik di Jawa Barat. Tracing atau pelacakan kontak di Kota Bandung didukung 80 Puskesmas yang ada sejak Maret 2020 lalu hingga saat ini, kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bandung, Yorisa Sativa, dalam siaran pers, Selasa (27/4/2021).

Yorisa Sativa menegaskan pihaknya gencar melakukan pelacakan kontak sejak pandemi Covid-19 pertama masuk Bandung, yakni Maret 2020. Pelacakan bahkan dilakukan sampai ke akar rumput. “Untuk memantau penyakit, mendeteksi, satu dapat sekitarnya diambil di-trace langsung dilakukan yang berikutnya yaitu testing," katanya.

Untuk testing, di Kota Bandung mempunyai Lab BSL-2 yang bisa memeriksakan sendiri hasil PCR-nya. Saat ini sudah puluhan bahkan ratusan ribu yang diperiksa dengan pemeriksaan mandiri. "Ini (Lab BSL-2) memudahkan percepatan dalam melakukan 3T ini," katanya.

Sedangkan dalam treatment, Yorisa mengungkapkan terapi plasma konvalesen juga termasuk salah satu pengobatan kepada orang yang sakit Covid-19. Yorisa menegaskan upaya 3T di Kota Bandung sampai saat ini tidak akan kendor selama pandemi covid-19 belum berakhir.

Ditambah dengan tugas baru yakni vaksinasi yang menurutnya sudah siap-siap masuk gelombang kedua. "Vaksinasi sekarang kita sudah mau masuk wave (gelombang) kedua. Tenaga kesehatan sudah 100 persen tervaksin dosis satu dan keduanya," katanya.

"Lalu yang lansia sekarang sedang berproses. Sekarang kita juga sedang prioritas tenaga pengajar, pendidik, guru untuk persiapan Juni PTM (Pembelajaran Tatap Muka), angkanya juga sudah tinggi, percepatannya cukup baik," katanya.

Namun ia mengingatkan, vaksinasi bukan satu satunya penurun atau penolakan Covid-19. Sebab vaksinasi masih membutuhkan penerapan protokol kesehatan secara ketat, yakni 3M 1T. "Jadi ada cara-cara lain yang mendukung selain vaksinasi. Kita tetap harus 5M 1T. Bukan berarti dengan vaksin kita kebal," ucapnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//