Profesor IPB Jelaskan Fenomena Kucing Jantan 3 Warna
Kucing jantan dengan tiga warna jumlahnya sangat jarang, bahkan bisa dibilang tidak ada. Fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Penulis Iman Herdiana17 Mei 2021
BandungBergerak.id - Pecinta kucing mungkin sudah tahun bahwa kucing jantan umumnya hanya memiliki satu atau dua warga. Jarang sekali kucing jantan yang memiliki tiga warga. Kucing dengan belang tiga warga lazimnya dimiliki kucing betina.
Jarang atau tidak adanya kucing jantan belang tiga memunculkan mitos dan kepercayaan tertentu di masyarakat. Disebutkan bahwa kucing belang tiga ini memiliki kekuatan gaib yang sanggup menambah kemampuan supranatural pemiliknya. Ada juga cerita lain, bahwa pejantan atau bapak kucing akan membunuh anak jantannya yang berwarna belang tiga, sehingga kucing jantan belang tiga tersebut tidak ada yang hidup.
Namun menurut Ronny Rachman Noor, Guru Besar IPB University sekaligus geneticist, mitos atau kepercayaan yang berkembang di masyarakat tentang kucing tiga warna sebaiknya tidak dipercaya. Sebab, tidak ada dasar ilmiahnya, kata Ronny, dikutip Senin (17/5/2021), dari laman resmi IPB University.
Ronny yang juga pemerhati pendidikan dan budaya mengatakan fenomena genetik yang menjadi misteri pada kucing belang tiga atau dalam dunia perkucingan dikenal kucing Calico, sebenarnya terkait dengan kromosom.
Kucing domestik memiliki jumlah kromosom sebanyak 38 buah. Kromosom di setiap sel tubuh kucing ada dalam keadaan berpasangan yaitu 19 pasang. Di antara 19 pasang krosomom yang dimiliki oleh kucing, ada 18 pasang yang disebut dengan kromosom autosom (autosomal chromosome) dan sepasang kromosom sex (sex chromosome). Pasangan kromosom didapat separuh dari pejantan dan separuhnya lagi dari induknya.
Jadi seekor kucing jantan akan memiliki 18 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom sex (XY), sedangkan kucing betina memiliki 18 pasang autosom dan sepasang krosomosm sex (XX).
“Warna Calico melibatkan beberapa mekanisme pewarisan sifat yang terletak di kromosom autosom dan kromosom sex. Warna yang paling umum terlibat adalah warna merah dan hitam atau pengganti warna merah dapat saja berupa warna lain yaitu orange, kuning dan cream, sedangkan warna hitam dapat saja berupa warna lain yaitu coklat, tabby dan biru,” ujar Ronny.
Kedua kelompok warna pada kucing dalam ilmu genetika pewarisannya dikenal dengan sex linked co-dominant. Artinya warna merah dan hitam ini adanya di kromosom sex dan pewarisannya tidak saling mendominasi.
Jadi variasi warna kucing jantan hanya ada dua saja yaitu merah (orange, kuning dan cream) dan hitam (coklat, tabby dan biru) saja, karena hanya memiliki satu kromosom sex saja. Sedangkan kucing betina dapat saja memiliki warna merah (orange, kuning dan cream), warna hitam (coklat, tabby dan biru) dan warna tortoiseshell jika dalam keadaan heterosigot.
Kucing Belang Tiga
Kemunculan warna belang tiga pada kucing dipengaruhi cara pewarisan sifat terpaut kelainan (sex linked). Juga ada pengaruh gen yang ada di autosom yang mengontol kemunculan warna solid dan warna totol-totol putih. Ada tiga kombinasi pola warna yang dihasilkan oleh gen ini, yaitu polos jika gennya ada dalam keadaan homosigot resesif (ss), totol putih terbatas jika ada dalam keadaan heterosigot (Ss) dan totol putih yang intensif jika gennya ada dalam keadaan homosigot dominan (SS).
Warna belang tiga akan muncul jika kombinasi gen yang menghasilkan warna tortoiseshell bersamaan dengan gen yang menyebabkan warna totol putih baik homisigot (SS) maupun heterosigot (Ss).
“Jadi secara genetik, hanya ada kucing belang tiga betina saja karena kucing betina memiliki dua krosomosm X (XX) dan gen pengontrol munculnya warna merah (orange, kuning dan cream) dan warna hitam (coklat, tabby dan biru) yang ada di kromosom sex X ada dalam keadaan heterosigot,” jelasnya.
Namun meski kejadiannya sangat jarang, masih ada kemungkinan muncul kucing jantan belang tiga atau pemilik tiga warna. Fenomena ini bisa terjadi karena abnormalitas jumlah kromosom X nya, yaitu memiliki kelebihan kromosom X, sehingga kucing jantan yang biasanya memiliki kromosom sex XY kini memiliki kromosom sex XXY.
Pada manusia, kelainan kelebihan kromosom XXY ini juga terjadi yang dinamakan dengan Klinefelter Syndrome. Kelebihan kromosom X inilah yang memungkinkan warna merah (orange, kuning dan cream) dan warna hitam (coklat, tabby dan biru) ada dalam keadaan heterosigot. "Namun biasanya mortalitas saat kebuntingan ataupun sesaat setelah lahir kucing ini sangat tinggi. Kalaupun kucing jantan belang tiga ini dapat bertahan hidup sampai dewasa biasanya tidak dapat bereproduksi karena adanya tambahan kromosom X ini,” imbuhnya.
Dengan kata lain, kemunculan kucing jantan belang tiga yang sangat jarang memang terkait dengan fenomena genetik karena abnormalitas kelebihan kromosom sex X. Sedangkan kematian kucing jantan belang tiga di kandungan dan sesaat setelah lahir bukan dimakan bapaknya, melainkan karena mortalitas yang tinggi akibat kelebihan kromosom X ini dan biasanya sudah mati sebelum atau sesaat setelah dilahirkan. “Dunia kucing memang sangat menawan dan masih banyak rahasia yang akan diungkap,” ceritanya.