• Cerita
  • Seribu Proyek di Jalan Dago

Seribu Proyek di Jalan Dago

Jalan Dago boleh jadi jalan paling mahal se-Kota Bandung. Sekian banyak proyek digulirkan. Ratusan miliar rupiah duit rakyat di APBD tersedot.

Kendaran-kendaraan melintas di Jalan Dago, atau Jalan Ir. H. Djuanda, Bandung, Kamis (20/5/20201). Dalam beberapa tahun terakhir ada banyak proyek yang digulirkan pemerintah Kota Bandung di jalan ini. (Foto: Fakhri Fadlurrohman)

Penulis Tri Joko Her Riadi21 Mei 2021


BandungBergerak.idJalan Dago, yang sejak tahun 1970 nama resminya adalah Jalan Ir. H. Djuanda, sejak lama menjadi jalan premium di Kota Bandung. Tanyalah orang-orang reklame dan mereka akan menyebut jalan di bagian utara kota ini sebagai jalan paling mahal. Jalan kelas satu.

Butuh biaya raksasa untuk membuat baliho atau papan iklan di sepanjang Jalan Dago, namun imbalannya sepadan. Tarif pasang iklan di kawasan ini juga jumbo. Jadi, sepadan.

Jalan Dago, yang mulanya didesain sebagai kawasan hunian, telah menjadi salah satu kawasan komersial paling populer di Kota Kembang. Dalam beberapa tahun belakangan, penampakannya berubah pesat. Semakin banyak rumah tua yang awalnya dibangun sebagai tempat peristirahatan berubah fungsi menjadi toko, restoran, atau hotel. Bangunan-bangunan baru juga mencuat dari lahan kosong atau menimpa cagar budaya.

Jalan Dago, yang dulu menjadi tempat saling tunggu bagi warga menuju pasar di pusat kota, kini menjadi pusat aktivitas warga. Tiap akhir pekan kawasan ini diserbu warga, seringkali memicu kemacetan. Kemacetan inilah, seperti halnya kerumuman orang, yang oleh para pelaku reklame dilihat sebagai pasar.

Proyek 5,3 Miliar Rupiah

Di kawasan Dago, yang rajin bersolek bukan hanya bangunan-bangunan komersialnya. Jalan dan trotoarnya juga. Proyek demi proyek terus digulirkan di kawasan ini. Rekam jejaknya bisa kita temukan di situs lelang pengadaan secara elektronik (LPSE) Kota Bandung.

Yang terbaru, Pemerintah Kota Bandung menggulirkan program Pemeliharaan Jalan Ir. H. Djuanda segmen Jalan Cikapayang-Simpang Dago. Nilai harga penawaran sendiri (HPS) mencapai Rp 5,3 miliar. Dalam tender yang masih berlangsung ini, diketahui ada 16 perusahaan yang memasukkan harga penawaran.

Belum diperoleh informasi tentang rincian proyek ini. Digunakan untuk apa saja dana sebesar Rp 5,3 miliar itu. BandungBergerak.id menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung Didi Ruswandi, Jumat (21/5/2021) siang dan diminta mengontak anak buahnya di bagian teknis.

Tidak ada informasi diperoleh karena sang pegawai mengabarkan sedang mengikuti rapat. Dia tidak membalas lagi pesan yang dikirimkan tentang permintaan waktu wawancara.

Berdasarkan pantauan BandungBergerak.id dalam satu pekan terakhir, tidak ditemukan masalah serius di Jalan Dago berikut jalur trotoarnya. Tidak terkecuali taman, dengan berbagai tumbuhannya yang asri. Beberapa waktu lalu bahkan dilakukan pekerjaan perapian tumbuhan oleh petugas di sepanjang jalan tersebut.  

Dari Proyek ke Proyek

Proyek pemeliharaan Jalan Dago yang saat ini sedang dalam proses lelang sudah pasti bukan proyek pertama di kawasan ini. Ada sekian banyak proyek di jalan premium Kota Bandung ini. Sebagian di antaranya bahkan memiliki nama serupa, yakni pemeliharaan jalan.

Pada 2020, atau hanya setahun lalu, ada proyek Pemeliharaan Berkala Jl. Ir. H. Djuanda yang menelan dana APBD Rp 1,8 miliar. Tender dimenangkan oleh Uchi Gozama yang beralamat di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Pada 2015, ditemukan juga proyek serupa. Namanya Peningkatan Jl. Ir. H. Djuanda segmen 1 dari Simpang Dago sampai Batas Kota. Duit APBD yang digelontorkan senilai Rp 5,2 miliar, dengan pemenang tender PT. Trisakti Manunggal Perkasa Internasional yang beralamat di Jalan Srikania, Kota Bandung.

Pada tahun yang sama, digelontorkan juga dana Rp 2,7 miliar untuk proyek Peningkatan Jl. Ir. H. Djuanda segmen 2 dari Simpang Dago sampai Fly Over Pasupati. Pemenang lelang PT. Windu Aji Kencana yang beralamat di Cijawura Hilir, Bandung.

Pada 2013, tercatat ada proyek Peningkatan Jl. Ir. H. Djuanda dari Jalan Martadinata sampai Jalan Surapati yang menyedot dana APBD hingga Rp 1,2 miliar. Pemenang tender CV. Mayang Sari Lestari yang beralamat di Kabupaten Bandung.

Selain temuan proyek dengan nama Pemeliharan atau Peningkatan seperti di atas, juga ada temuan sederet nama proyek terkait Jalan Dago atau Jalan Ir. H. Djuanda. Proyek ini terkait trotoar, penerangan jalan umu, (PJU), dan jalur hijau.  

Pada 2018, ada lelang proyek pemasangan 1 titik lampu PJU senilai Rp 359 juta. Pemenangnya CV. Wilis Fhylosopia yang beralamat di Jalan Cigending, Bandung.

Pada 2016, ada dua proyek Pembangunan Trotoar Jl. Ir. H. Djuanda dengan nilai total mencapai Rp 46,7 miliar. Pemenang tender adalah PT. Era Tata Buana yang beralamat di Kabupaten Garut dan PT. Cahaya Putra Indah yang juga beralamat di Kabupaten Garut.

Masih di tahun 2016, digulirkan proyek pembanguann gorong-gorong senilai Rp 831 juta. Pemenang tender CV Yuns Jaya Berkah yang beralamat di Kabupaten Bandung.

Juga pada 2016, digelontorkan dana Rp 7,5 miliar untuk proyek pembangunan penerangan jalan umum (PJU) klasik di Jalan Dago. Pemenangnya PT. Perlinas Energi Utama yang beralamat di Jalan Setra Dago Utama, Kota Bandung.

Pada 2013, ada proyek Penataan Jalur Hijau Jalan Ir. H. Djuanda senilai Rp 339 juta. Lelang dimenangkan oleh Putri DInanti yang beralamat di Kompleks Bumi Panyileukan, Kota Bandung.

Selain proyek-proyek utama di atas, masih ada begitu banyak proyek di Jalan Dago dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk di dalamnya adalah proyek-proyek yang dinamai Perencanaan Teknik dan Pengawasan Teknik. Nilainya juga tidak serta-merta kecil, tergantung dari nilai proyek utama.

Demikianlah Jalan Dago terus bersolek, sementara tidak sedikit jalan dan saluran air di pinggiran kota masih saja bermasalah. Di Dago, uang, entah bersumber duit rakyat atau swasta, berputar dalam jumlah raksasa. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//