NGALEUT BANDUNG: Kampung Patrol, Wabah Pes, dan Pandemi Covid-19
Wabah pes di masa lalu, yang disertai kebijakan pembatasan akses warga, melahirkan beberapa kampung yang dinamai Patrol. Pandemi Covid-19 kini akan melahirkan apa?
Alex Ari
Pegiat Komunitas Aleut, bisa dihubungi via akun instagram @AlexxxAri
22 Juni 2021
BandungBergerak.id - Pada peta Lembang-Tangkubanperahu yang diterbitkan oleh perusahaan penerbitan Uitgave Hovic dan dicetak oleh percetakan Visser Bandung terdapat dua tempat dengan nama Patrol. Kampung Patrol yang pertama berjarak 13 kilometer dari kota Bandung dan berada di daerah Cihideung yang sekarang menjadi bagian Kabupaten Bandung Barat. Nama daerah Patrol yang kedua berada di persimpangan jalan antara Cihideung dengan Cisarua. Kurang lebih 15 kilometer jaraknya dari kota Bandung.
Tempat bernama Patrol tidak hanya berada di daerah Lembang tetapi bisa ditemukan pula di daerah lain seperti Indramayu, Cipatik, Cileunyi, dan Arjasari di Kabupaten Bandung. Lalu apakah sesunguhnya arti Patrol sehingga menjadi nama daerah di banyak tempat?
Toponimi Patrol
Mengutip kamus Belanda-Sunda yang ditulis oleh S. Coolsma, patrol adalah pos jaga (wachtpost). Sementara itu, kamus Basa Sunda yang disusun oleh R. A. Danadibrata patrol mendefinisikan patrol sebagai tempat di pinggir jalan besar perbatasan wilayah kewedanaan, kabupaten, dan kota. Kata patrol juga biasanya digunakan untuk meyebut pos jaga bagi petugas keamanan untuk mengamati perlintasan batas daerah dan penyeberangan.
Daerah-daerah bernama Patrol memang memiliki ciri-ciri seperti yang diuraikan dalam kamus. Sebagai contoh adalah Patrol di sekitar Cipatik dan Cisarua yang terletak pada persimpangan jalan raya dan merupakan batas wilayah antara dua daerah.
Kata yang terkait dengan patrol adalah patroli yang merupakan serapan dari kata dalam bahasa Belanda patrouille, yang berarti tim kecil terdiri dari beberapa orang yang berkeliling menjaga keamanan lingkungan. Kata patroli memiliki arti yang sama dengan ronda.
Jadi nama daerah Patrol terkait dengan keamanan wilayah. Tentu saja ada istilah-istilah keamanan lainnya yang kemudian digunakan sebagai nama daerah. Salah satu contohnya adalah Kordon.
Wabah Pes
Mungkin sedikit orang yang mengetahui jika kampung dengan nama Patrol menyimpan kisah masa lalu yang terkait dengan wabah penyakit pes di Bandung. Menurut penuturan Pak Unung, seperti dikutip dari buku Sastra Lisan Sunda: Cerita Karuhun, Kajajaden, dan Dedemit yang ditulis oleh Yus Rusyana dan Ami Raksanagara, penyebutan nama Kampung Patrol di Banjaran dimulai sejak wabah pes melanda daerah Banjaran dan Ciherang pada tahun 1932. Kampung Patrol difungsikan sebagai pos penjaga agar orang dari Rancakole atau dari arah timur tidak bisa leluasa melintas ke daerah yang sedang dilanda wabah pes. Yang berasal dari arah timur harus kembali lagi ke Rancakole.
Masih menurut Pak Unung yang menceritakan kisahnya pada tahun 1976, Kampung Patrol letaknya berada di persimpangan dua cabang jalan yang harus selalu dijaga. Maka sejak saat itulah kampung di daerah Arjasari ini disebut sebagai Kampung Patrol.
Kisah lisan Kampung Patrol di Arjasari memiliki beberapa penggambaran yang sesuai dengan uraian dalam kamus bahasa Sunda. Salah satunya, tempat di sisi jalan besar yang dijaga di batas wilayah untuk mengawasi para pelintas.
Kejadian di masa lalu yang menjadi sumber penamaan Kampung Patrol terulang dalam pandemi Covid-19 sejak setahun lalu. Untuk mencegah penyebaran virus, dilakukan pembatasan-pembatasan wilayah dengan berbagai nama dan istilah.
Pos-pos penjagaan pun didirikan dengan fungsi mengawasi para pelintas baik dalam skala wilayah yang kecil maupun besar. Pos ini bisa juga disebut patrol karena dalam beberapa hal sesuai dengan pengertian kata patrol dalam kamus.
Kalau wabah di masa lalu telah melahirkan nama Patrol untuk beberapa daerah di kawasan Bandung Raya, mungkin kelak akan muncul juga nama desa, kampung, atau jalan yang bersumber pagebluk Covid-19 yang kini masih berlangsung.