Data Angka Kematian Bayi di Kota Bandung 2010-2019
Dari tahun 2010 hingga 2019, tercatat jumlah total 1.498 kasus kematian bayi di Kota Bandung. Jumlah terbanyak terjadi di tahun 2011, yakni 235 kasus.
Penulis Sarah Ashilah25 Juni 2021
BandungBergerak.id - Di Kota Bandung, ibu kota provinsi yang memiliki infrastruktur kesehatan jauh lebih lengkap dan memadai dibandingkan daerah-daerah tetangganya, kasus kematian bayi masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius, ditunjukkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih melampaui 100 kasus setiap tahunnya.
Angka Kematian Bayi (AKB) AKB menunjukkan banyaknya kematian bayi di usia 0 dari setiap 1.000 bayi lahir hidup pada tahun tertentu. Angka ini menjadi salah satu tolak ukur yang mencerminkan kesejahteraan dan derajat kesehatan suatu masyarakat di satu daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mencatat, terhitung dari tahun 2010 hingga 2019, jumlah kematian bayi mencapai 1.498 kasus. Angka paling tinggi selama jangka waktu tersebut terjadi pada tahun 2011 sebanyak 235 kasus, disusul tahun 2017 dengan 223 kasus.
Pada tahun 2017, jumlah terbanyak kasus kematian bayi ditemukan di Kecamatan Bojongloa Kaler dengan 20 kasus, disusul Kecamatan Batununggal dan Arcamanik dengan masing-masing 11 kasus.
Pada tahun 2019, tahun terakhir pencatatan yang dilaporkan oleh BPS Kota Bandung, jumlah kematian bayi tercatat sebanyak 114 kasus. Jumlah kasus terbanyak, mencapai 18 kasus, ditemukan di Kecamatan Sukajadi, disusul 15 kasus di Kecamatan Andir.
Ada dua kecamatan dengan nol kasus kematian bayi pada tahun tersebut, yakni Kecamatan Panyileukan dan Gedebage.
Dalam periode 2014-2019, Kecamatan Bojongloa Kidul merupakan kecamatan dengan angka kematian bayi tertinggi, yakni 68 kasus. Sementara itu, Kecamatan Buah Batu dan Kecamatan Panyileukan merupakan dua kecamatan dengan angka kematian bayi terendah, yaitu 4 kasus.
Penyebab kematian bayi yang paling banyak ditemukan di Kota Bandung adalah berat badan lahir rendah (BBLR), asifiksia, diare, pneumonia, dan sepsis.