Data Peserta Keluarga Berencana (KB) di Kota Bandung 2010-2019, Jumlah Peserta KB Aktif Cenderung Turun
Jumlah peserta KB aktif di Kota Bandung cenderung mengalami penurunan. Dari 316.211 orang pada 2010 menjadi 272.890 orang pada 2019.
Penulis Sarah Ashilah29 Juni 2021
BandungBergerak - Selain Hari Keluarga Nasional (Harganas), setia tanggal 29 Juni Indonesia juga merayakan Hari Keluarga Berencana (KB) Nasional. Program KB merupakan upaya pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk dari proses kelahiran berupa pencegahan atau penundaan kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi bagi pasangan suami-istri.
Alat kontrasepsi yang digunakan oleh para peserta KB antara lain adalah kondom, suntik, pil KB, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR atau IUD), Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi, dan Implan. Peserta KB dapat memilih metode kontrasepsi berdasarkan keamanan, kenyamanan, dan efektifitasnya.
Di Kota Bandung, dalam periode 2010-2019, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik. Sementara itu, kondom dan MOP atau vasektomi menjadi dua metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan. Merujuk dokumen Profil Kesehatan Kota Bandung 2019, tercatat ada sebanyak 41,87 persen peserta KB aktif menggunakan suntik, 2,57 persen menggunakan kondom, dan 0,24 persen menggunakan vasektomi.
Juga diketahui, jumlah peserta KB baru di Kota Bandung mengalami penurunan tajam pada tahun 2015 dengan jumlah peserta KB baru hanya 2.815 orang saja. Dua tahun berselang, jumlah peserta KB baru melonjak sebanyak 31.398 peserta dari total 474.608 Pasangan Usia Subur (PUS). Sempat meningkat menjadi 32.559 peserta pada 2018, jumlah peserta KB baru kembali anjlok di tahun 2019 dengan mencatatkan hanya 4.338 peserta dari total 354.800 PUS.
Sementara itu, jumlah peserta KB aktif, dalam kurun 10 tahun terakhir, cenderung mengalami penurun. Pada 2010 tercatat ada 316.211 orang peserta KB aktif. Pada 2019, jumlahnya turun menjadi 272.890 orang.