• Berita
  • RSUD Ujungberung Tutup Layanan IGD Khusus Covid-19

RSUD Ujungberung Tutup Layanan IGD Khusus Covid-19

Berbeda dengan RSUD Ujungberung yang menutup IGD Khusus Covid-19, RSKIA Kota Bandung menutup layanan klinik dan rawat jalan untuk pasien umum non-Covid-19.

Tenda BNPB berdiri persis di depan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung, 1 Juli 2021. Petugas mengarahkan pasien yang datang untuk menunggu di tenda agar tidak ada penumpukan pasien di IGD. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Boy Firmansyah Fadzri3 Juli 2021


BandungBergerak.idDi tengah lonjakan kasus Covid-19 yang mencengangkan setiap harinya, kabar memprihatinkan muncul dari RSUD Ujungberung, Kota Bandung. Rumah sakit di bawah Pemkot Kota Bandung ini terpaksa menutup pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Khusus Covid-19 karena kewalahan menerima pasien yang terinfeksi virus corona (penyebab penyakit Covid-19).

Penutupan IGD di RSUD Ujungberung pertama kali diunggah di Instagram resmi rumah sakit: 

“Sehubungan dengan lonjakan jumlah kasus Covid-19 serta keterbatasan sarana prasarana maka untuk keselamatan pasien di RSUD Kota Bandung maka kami beritahukan bahwa: Pelayanan IGD Khusus Covid-19 ditutup terhitung mulai tanggal 2 Juli 2021 pukul 00.00 WIB hingga batas waktu yang belum ditentukan atau akan diinformasikan lebih lanjut. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” demikian pengumuman yang diunggah Jumat (2/6/2021).

RSUD Kota Bandung juga menyertakan keterangan bahwa yang ditutup hanya pelayanan IGD khusus Covid-19. Sementara layanan pasien umum atau non-Covid-19 dan Rawat Jalan masih tetap berjalan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Pihak rumah sakit mengingatkan masyarakat agar tetap melaksanakan protokol 5M di mana pun dan kapan pun.

Kepala Bidang pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Yorisa Sativa menjelaskan penutupan pelayanan IGD RSUD Kota Bandung hanya berlaku sementara. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan penyebaran dan menjaga sistem kesehatan agar tidak sampai tumbang.

“Pelayanan di RS (Ujungberung, Kota Bandung) tidak menutup semua tetapi hanya membatasi pelayanan untuk melindungi pasien dan petugas,” ucap Yorisa  Sativa, dalam siaran persnya.

Yorisa mengungkapkan, saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan tak luput dari paparan Covid-19. “Tenaga Kesehatan pun jumlahnya saat ini menjadi terbatas karena banyak yang terpapar Covid-19,” imbuhnya.

Selain itu, RSUD Ujungberung juga menghadapi kebutuhan peralatan penunjang Covid-19, seperti ventilator, dan lain-lain. Yorisa tidak bisa memungkiri jika kasus Covid-19 di Kota Bandung tengah meningkat tajam. Sebagai dampaknya, keterisian ranjang pasien atau Bed Occupancy Rate atau BOR rumah sakit di Kota Bandung per hari Jumat, 2 Juli 2021 berada di angka 90,93 persen. Dari jumlah tersebut, setengahnya diisi oleh pasien Covid-19 dari luar Kota Bandung.

“Saat ini pelayanan Covid-19 memang sedang meningkat. Itu terkait juga dengan tingginya keterisian tempat tidur perawatan di 29 RS rujukan Covid-19 di Kota Bandung,” ungkapnya.

Meski demikian, pelayanan IGD khusus Covid-19 di RSUD Ujungberung akan dibuka kembali apabila jumlah pasien yang dirawat sudah menurun dan SDM tenaga kesehatan kembali bertambah. “Bila situasi berangsur mereda pelayanan akan normal kembali,” cetusnya, seraya menambahkan, pelayanan lain non-Covid-19 RSUD Ujungberung tetap buka seperti biasa, termasuk pelayanan kegawatdaruratannya.

Baca Juga: Data Perkembangan Kasus Covid-19 di Kota Bandung Sepanjang Juni 2021, Melonjak Drastis dalam Dua Pekan
Penggali Kubur dan Pengusung Jenazah TPU Cikadut Butuh Dukungan Moral

Pengumuman penutupan layanan Klinik dan rawat jalan RSKIA, Kota Bandung, mulai 2 Juli 2021. (Instagram RSKIA Kota Bandung)
Pengumuman penutupan layanan Klinik dan rawat jalan RSKIA, Kota Bandung, mulai 2 Juli 2021. (Instagram RSKIA Kota Bandung)

Pelayanan Klinik RSKIA Kota Bandung Tutup

Penutupan layanan juga dilakukan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung yang sejak pandemi Covid-19 banting setir menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. Berbeda dengan RSUD Ujungberung yang menutup IGD Khusus Covid-19, RSKIA Kota Bandung menutup layanan klinik dan rawat jalan untuk pasien umum non-Covid-19.

“Sehubungan adanya pengingkatan kasus Covid-19 serta dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tenaga kesehatan di RSKIA Kota Bandung maka dengan ini kami beritahukan bahwa: Pelayanan Klinik RSKIA tutup sementara, penutupan layanan ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan untuk pemberitahuan selanjutnya akan diinformasikan melalui media sosial RSKIA. Terimakasih,” demikian pengumuman di Instagram resmi RSKIA, Jumat (2/7/2021).

Pihak RSKIA Kota Bandung mengkonfirmasi penutupan layanan klinik dan rawat jalan tersebut. Kebijakan tersebut dilakukan karena pelayanan RSKIA Kota Bandung 90 persen untuk pasien Covid-19. Jadi hanya 10 persen pelayanan untuk pasien umum. “Semua layanan rawat jalan di RSKIA ditutup sementara,” kata Lia, Humas RSKIA Kota Bandung, saat dikonfirmasi Sabtu (3/7/2021).

Lia menjelaskan, selain karena fokus pada penanganan pasien Covid-19, sejumlah tenaga kesehatan di RSKIA Kota Bandung juga berkurang karena terpapar penyakit yang disebabkan virus corona tersebut.

Paparan Covid-19 pada para nakes Kota Bandung memang mengkhawatirkan. Sebelumnya,  Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian pada BKPSDM Kota Bandung Siti Fitria Sa’adah merilis data ASN dan Non-ASN yang terpapar Covid-19 paling banyak di Dinas Kesehatan, yaitu para nakes yang mencapai 240 orang. Sebagian nakes masih menjalani isolasi mandiri, sebagian lagi ada yang sudah pulih dan negatif.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//