• Cerita
  • Penggali Kubur dan Pengusung Jenazah TPU Cikadut Butuh Dukungan Moral

Penggali Kubur dan Pengusung Jenazah TPU Cikadut Butuh Dukungan Moral

Beban kerja petugas TPU CIkadut terus bertambah seiring meningkatnya angka kematian karena pagebluk.

Petugas permakaman memasukkan peti jenazah ke liang lahat di pemakaman khusus Covid-19 TPU Cikadut, Bandung, 7 Juni 2021. Petugas mendapat kiriman jenazah tak putus-putus setiap harinya. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Bani Hakiki2 Juli 2021


BandungBergerak.idPagebluk yang berkecamuk mengintai misi kemanusiaan para petugas TPU Cikadut, Kota Bandung. Mereka sibuk mengusung dan menguburkan jenazah korban Covid-19 di antara hilir mudik ambulans yang tak pernah putus setiap harinya.

Sejak lonjakan kasus sebulan terakhir, TPU Cikadut kewalahan menerima kiriman jasad korban Covid-19 yang diantar mobil-mobil ambulans rumah sakit. Satu mobil jenazah bisa 10 kali balikan membawa jenazah yang harus segera dikuburkan.

Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Bandung yang membawahi TPU Cikadut telah sering berteriak-teriak agar permakaman menjadi perhatian semua pihak, termasuk rumah sakit yang diminta mengatur dan berkoordinasi saat hendak pengiriman jenazah.

“Sekarang, sudah lumayan koordinasi jadi lebih jelas, cuma jenazahnya memang non-stop berdatangan. Ini cukup menyiksa batin ya, banyak sekali korbannya. Saya memohon dukungan moril dari masyarakat untuk para petugas,” tutur Sumpena, Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) TPU Cikadut, saat dihubungivia telepon, Jumat (2/7/2021).

Menurutnya, Distaru bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit rujukan sudah memutakhirkan sistem pengantaran jenazah. Sejak satu pekan terakhir, TPU Cikadut mengutamakan lebih dahulu liang lahat dan pemakaman untuk warga domisili Kota Bandung.

Hal itu dianggap lebih efektif dan efisien menimbang banyak kesalahpahaman antara pihak pengurus TPU dan para ahli waris dari luar Kota Bandung terkait administrasi jenazah. Tidak sedikit ahli waris yang meminta makam keluarga mereka segera dipindahkan.

Permasalahan ini cukup menyita waktu dan pikiran pihak TPU khusus Covid-19 itu. Demi kemanusiaan, para pengurus TPU tak bisa menolak jenazah ataupun permintaan membongkar kembali makam. Untuk itu, pihak rumah sakit rujukan telah membuat kebijakan bagi jenazah yang berasal dari kabupaten atau kota tetangga untuk diantar langsung sesuai domisilinya masing-masing. Hal ini dilakukan agar tidak mengulangi kesalahpahaman yang sama.

Khusus untuk jenazah yang lokasi domisilinya jauh, jenazah akan tetap dipusarakan di TPU Cikadut. Tentu saja setelah melakukan kontak dengan pihak keluarga atau ahli waris yang bisa dihubungi. “Sekarang kita fokus memakamkan yang dari (Kota) Bandung. Tapi, untuk yang di luar pulau atau jauh tetap (dikuburkan) di sini atas untuk kemanusiaan,” ujar Sumpena.

Distaru masih mengoperasikan alat berat untuk mempercepat proses penggalian liang lahat. Total beko yang beroperasi ada dua unit. Keberadaan mobil keruk ini untuk menghadapi angkat kematian yang melonjak tajam.

Dalam sehari, TPU Cikadut memakamkan paling sedikit 30 jasad korban Covid-19. Bahkan dalam waktu dua hari terakhir telah dilaksanakan lebih dari seratus prosesi permakaman dengan standar Covid-19.

Baca Juga: Cerita Orang Bandung (1): Kesaksian dari TPU Cikadut
Data Pemanfaatan Lahan Permakaman Jenazah Covid-19 TPU Cikadut per 24 Juni 2021
Fenomena Pemindahan Jenazah di TPU Covid-19 Cikadut, Rumah Sakit Diminta Cermat
TPU Cikadut Butuh Bantuan Menguburkan Jenazah Pasien Covid-19
Cerita Orang Bandung (12): Seorang Sopir Ambulans di Puncak Gelombang Covid-19

Tuduhan Pungutan Liar

Sumpena kecewa mendengar banyak isu beredar di media sosial tentang para petugasnya yang melakukan pungutan liar (pungli). Hal ini telah menekan psikologis para petugas yang bekerja, apalagi sebagian dari mereka adalah relawan.

Ia membantah tegas isu tersebut dan berani bertanggung jawab apabila ada bukti pungutan liar. Sebaliknya, ia justru meminta dukungan penuh dari masyarakat agar TPU Cikadut bisa terus melayani prosesi permakaman.

Tercatat TPU ini diperkuat 55 personel utama yang bertugas di lapangan, 20 orang penggali kubur, dan 35 orang pengusung jenazah. Tidak jarang para petugas kewalahan menghadapi jumlah jenazah yang berdatangan setiap harinya.

Jumlah petugas yang aktif pun tidak tetap setiap harinya; ada beberapa dari mereka yang kondisi kesahatannya menurun, ada juga yang baru pulih. Tidak ada unsur paksaan kepada para petugas yang telah tumbang untuk kembali bertugas di lapangan.

Sumpena mengatakan para petugas bekerja atas nuraninya masing-masing. Pihaknya tidak bisa menghalangi jika di antara relawan ada yang memilih mundur, mengingat tingginya risiko yang harus ditanggung.

“Kemarin aja, sehari ada 60 jenazah yang dimakamkan. Kalau ada yang sakit ya, wajar soalnya memang pekerjaan berat. Ini mereka (petugas) kerja teh karena prihatin, tolonglah jangan ada yang bikin isu miring,” katanya.

Saat ini, pihak UPT TPU Cikadut juga telah mendapat bantuan dari TPU lain berupa penggali kubur dan pemangku jenazah. Para petugas tambahan ini didatangkan dari beberapa TPU tetangga, yakni TPU CIkutra dan Nagrog.

Bantuan ini dinilai cukup menambal para personel yang sudah kelelahan. Minimal para petugas punya sedikit jeda untuk memulihkan tenaga, di sela hilir mudiknya mobil-mobil pengantar jenazah.  

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//