• Berita
  • Pendidikan Tahun Ajaran Baru Kota Bandung Terapkan Sistem Daring

Pendidikan Tahun Ajaran Baru Kota Bandung Terapkan Sistem Daring

Sistem daring dipilih di saat pagebluk masih melonjak tinggi. Disdik mesti memikirkan masalah kesenjangan teknologi para murid.

Guru menyerahkan rapor secara drive thru atau layanan tanpa turun dari kendaraan, di depan sekolah dasar Darul Hikam, Bandung, 15 Juni 2021. Pembagian rapor secara drive thru guna mencegah kerumunan di saat kecamuk bencana Covid-19. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Bani Hakiki6 Juli 2021


BandungBergerak.idDinas Pendidikan Kota Bandung akan menyelenggarakan kegiatan sekolah daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada 19 Juli 2021. PJJ akan diterapkan di seluruh jenjang pendidikan usia dini sampai sekolah menengah atas. Keputusan ini diambil berdasarkan kondisi terkini penularan Covid-19 di yang belum terkendali.

Evaluasi belajar daring yang telah berjalan selama 1,5 tahun jadi patokan masing-masing penyelenggara pendidikan pada tahun ajaran 2021/2022. Setiap sekolah dituntut mengeluarkan kebijakan dan penarapan sistem pendidikan daring yang efektif dan efisien. Sistem pola kegiatan belajar-mengajar daring dikembalikan ke masing-masing sekolah sesuai kapasitas dan potensi peserta didiknya.

Sementara itu, kebijakan resmi terkait penerapan PJJ dari Disdik masih dalam tahap penyusunan dan diharapkan bakal segera rampung jelang kegiatan berlangsung nanti. Pada pertemuan virtual Bandung Menjawab pada Selasa (6/7/2021), Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Bandung Bambang Ariyanto memaparkan beberapa kendala sekolah daring.

“Permasalahan PJJ ini banyaknya keluhan IT karena ekonomi keluarga murid yang tidak merata. Kami sedang menyusun kurikulum, tapi nanti kembali lagi ke gurunya, pakai kurikulum nasional atau dari kami (tingkat kota),” tuturnya.

Tantangan Disdik saat ini adalah menyusun silabus yang bisa diakses dengan mudah oleh seluruh peserta didik selama belajar di rumah. Selama ini, masih banyak peserta didik dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang terlambat mengikuti proses pembelajaran karena kurangnya gawai.

Laporan permasalahan ini dihimpun dari guru di sejumlah sekolah dari berbagai jenjang, terutama di sekolah negeri. Ada tiga faktor utama yang menjadi kendala; gawai digunakan bergantian dengan saudara di rumah, orang tua yang tidak bisa mendampingi anak selama waktu belajar, dan teknologi gawai yang tidak memadai untuk penggunaan beberapa aplikasi. Pihak Disdik masih berusaha mencari solusi tepat untuk menanggulangi sejumlah keluhan tersebut.

Belum ada informasi atau prediksi terbaru dari Disdik terkait kemungkinan Pendidikan Tatap Muka (PTM) dan hybrid learning bisa dilaksanakan. Pihak Disdik belum memikirkan penyelenggaraan pendidikan hingga sejauh itu dan mengaku tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Masa percobaan PTM Terbatas pada Juni 2021 lalu masih jadi bahan evaluasi satu-satunya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Penambahan Kasus Baru masih di atas 1.000 Orang
Sekolah di Tengah Pandemi: Kejenuhan Orang Tua dan Murid Jadi Pertimbangan

“Kalau nanti kasusnya (Covid-19) melandai dan mendapat izin dari Pemkot dan yang lainnya, bisa saja PTM. Kita berharap kepada masyarakat agar mengikuti regulasi pemerintah soal pembatasan ini,” ujar Bambang.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini, Disdik telah menyiapkan beberapa pilihan sementara merujuk permasalahan gawai di keluarga peserta didik. Salah satu cara yang sudah mulai berjalan dalam waktu dekat adalah mengganti pembelajaran daring dengan membuat modul belajar. Sistem ini akan diterapakan khusus bagi peserta didik yang kekurangan gawai. Cara ini diharapkan bisa membantu pemerataan bobot belajar dan mengatasi ketertinggalan.

Ada pula wacana berupa pengayaan gawai bagi para peserta didik yang membutuhkan. Pada kesempatan siang itu, Bambang juga telah merencakan sebuah terobosan lain berupa sistem kolektif antarsekolah. Pihak Disdik bakal mengoordinasikan sejumlah sekolah dengan peserta didik yang mayoritas kelas menengah ke atas untuk mengaping sekolah lainnya yang mayoritas muridnya berada di kelas ekonomi mengenah ke bawah. Masing-masing sekolah akan berupaya membantu berbagai fasilitas yang dibutuhkan selama PJJ, termasuk pembagian kuota dan gawai.

Sambil lalu, Disdik Kota Bandung juga mengaku akan melakukan pembangunan dan pengayaan di sejumlah sekolah selama PJJ. Usaha ini ditujukan untuk memukul rata infrastruktur di setiap sekolah, khususnya di sekolah negeri. Pembangunan dan pengayaan tersebut akan difokuskan pada di sektor kebersihan, seperti kamar mandi dan peralatan kebersihan.

Bambang juga menuturkan bahwa pihak Disdik telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menghadapi tahun ajaran baru yang segera berlangsung. Sejumlah anggaran tengah dipersiapkan demi mendukung seluruh kegiatan penididikan, baik infrastruktur maupun kesejahteraan peserta didik. “Tahun ini kita fokus berpikir untuk PJJ dan mendukung kebutuhan PTM nanti ketika sudah berjalan seperti semula,” pungkasnya. 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//