Sekolah di Tengah Pandemi: Kejenuhan Orang Tua dan Murid Jadi Pertimbangan
Sebanyak 319 sekolah di Bandung akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas.
Penulis Iman Herdiana5 Juni 2021
BandungBergerak.id - Rencana sekolah tatap muka Juli 2021 disambut antusias oleh pihak Sekolah SMAN 17 Bandung. Ada kejenuhan yang dirasakan selama menjalani sekolah jarak jauh dalam jaringan (daring/online) selama lebih dari setahun sejalan dengan pandemi Covid-19.
"Faktor psikologis juga menjadi pertimbangan PTM. Banyak yang jenuh dan kangen dengan suasana sekolah tatap muka," kata Kepala Sekolah SMAN 17 Bandung Agus Setia Mulyadi, saat dihubungi, Sabtu (5/6/2021).
Agus sering berbincang dengan orang tua murid, baik yang sekolah di SMAN 17 Bandung maupun di luar SMAN 17 Bandung. Ada teman sesama guru yang punya anak SD, tiap akhir pekan anaknya minta 'piknik' melihat sekolah. Ada juga anak berkebutuhan khusus yang tertekan karena lama tidak ke sekolah.
Persiapan PTM di SMAN 17 sendiri terus digenjot, mulai dari menyediakan sarana prasarana, seperti tempat cuci tangan, penyediaan sanitizer, disinfektan, koordinasi dengan puskesmas terdekat, sampai merenovasi satu ruangan untuk ruang isolasi jika terjadi kejadian gawat darurat.
"Sekarang kita sesang renovasi ruang isolasi. Untuk pengadaan infrastruktur kan ga bisa ujug-ujug, perlu proses. Kemarin kita mencari tukang bangunan, sekarang dalam proses renovasi. Juli nanti sudah beres dan siap," kata Agus.
Dari sisi SDM, SMAN 17 diperkuat 80 orang guru dan tenaga kependidikan yang semuanya telah divaksin Covid-19, kecuali 2 guru yang tidak bisa divaksin karena sedang hamil. Sementara jumlah murid SMAN di wilayah pinggiran barat Bandung ini sebanyak 1.027 orang.
Menurutnya, seluruh keluarga besar SMAN 17, baik guru maupun murid, dalam keadaan sehat. Sejak awal pandemi Covid-19 sampai sekarang tidak ada yang dilaporkan terpapar Covid-19. "Alhamdulillah semuanya sehat, tidak ada yang terindikasi positif," ujar Agus.
Pelaksanaan PTM pada Juli nanti akan berlangsung terbatas. Kehadiran dibatasi 35 persen dari kapasitas. Jadwal PTM tidak serentak untuk semua kelas 10-12, tetapi dilakukan terjadwal. PTM untuk kelas 12 berlangsung Senin dan Kamis, kelas 11 Selasa dan Jumat, dan kelas 10 Rabu dan Sabtu. "Jadi PTM nya terbatas, tidak tiap hari. Dua hari PTM, 2 hari online, dan satu hari khusus mengerjakan tugas," terangnya.
Tidak semua mata pelajaran yang masuk PTM. Misalnya, untuk kelas IPA, mata pelajaran PTM meliputi Matematika, Kimia, Biologi, Bahas Indonesia, Bahasa Inggris. Sedangkan olahraga dan ekstrakulikuler ditiadakan. Ia berharap, pandemi segera berakhir. Kepada orang tua murid ia berpesan agar disiplin menggunakan protokol keaehatan kalau ingin pandemi segera berakhir.
Baca Juga: PPDB Kota Bandung: Perlu Pemerataan Jumlah Sekolah Negeri
Covid-19 Diprediksi Menjadi Penyakit Endemik seperti Malaria
319 Uji Coba PTM Terbatas
SMAN 17 tidak termasuk ke dalam 319 sekolah di Kota Bandung yang akan melaksanakan uji coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) 7-18 Juni pekan depan. Kendati demikian, Agus menyatakan sekolahnya siap menggelar PTM pada Juli nanti, sebagaimana dicanangkan pemerintah pusat.
Sebanyak 319 sekolah yang dirilis Pemkot Bandung akan melaksanakan uji coba PTMT terdiri dari setingkat TK hingga SMA, baik negeri, swasta, SLB, maupun sekolah fomal di bawah Kementerian Agama. Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyatakan, pada uji coba PTMT akan menyoroti kesiapan proses pembelajaran.
Selain infrastruktur penunjang protokol kesehatan, juga bakal dipantau penerapan skema pola pembelajaran. "Mulai dari perilaku tenaga pengajar, siswa, dan pengaturan proses belajar. Kemudian infrastukturnya dan sebagainya," ucap Ema, dalam siaran pers, Jumat (4/6/2021).
Di Kota Bandung terdapat 3.523 sekolah pada semua jenjang. Dari jumlah tersebut, ada 654 sekolah yang lolos penjaringan PTMT secara administrasi. Selanjutnya, 654 sekolah tersebut dilakukan monitoring dan evaluasi (monev), sehingga tersaring 319 sekolah yang siap melaksanakan PTMT pekan depan.
Lewat uji coba nanti, kata Ema, akan dipantau kelayakan melaksanakan PTMT. Jumlah siswa yang ikut PTMT dibatasi 10-25 persen dari kapasitas. Menurutnya, kesiapan sekolah nukan saja dari sisi sarana prasarana dan fasilitas pendukung prokes.
"Tetapi harus juga diperhatikan sistem pembelajaran hanya 2x60 menit, pembagian sif, tidak ada kantin, siswa bawa makanan dan minuman masing-masing, tidak ada PKL. Itu harus dibuktikan," ujarnya.