• Nusantara
  • Kebakaran di Kilang Pertamina Balongan Sebabkan Ratusan Warga Mengungsi

Kebakaran di Kilang Pertamina Balongan Sebabkan Ratusan Warga Mengungsi

Insiden kebakaran di Kilang Pertamina Balongan, Indramayu, bukan kali ini saja. Tahun 2019, kebakaran terjadi di sekitar Pusat Pengumpul Produksi.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau lokasi kebakaran di kilang minyak Balongan PT Pertamina dan tempat pengungsian di GOR Bumi Patra Singajaya, Selasa (30/3/2021). (Foto: Humas Jabar)

Penulis Iman Herdiana30 Maret 2021


BandungBergerak.id - Tangki T-301G di Kilang Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meledak dan terbakar. Sedikitnya 28 rumah warga dan satu kantor kecamatan rusak akibat getaran dari ledakan hebat yang terjadi Senin, (29/3/2021) dini hari, pukul 00.45 WIB. Lokasi kilang dengan permukiman warga hanya 200 meter. 

Menurut informasi yang dihimpun dari siaran pers Pertamina dan Humas Jabar, Selasa (30/3/2021), ada 4 tanki yang terdampak kebakaran dengan kapasitas 100 ribu kilo liter (KL) atau sekitar 7% dari total kapasitas penyimpanan di kilang Balongan.

Lokasi terdampak insiden kebakaran sekitar 2 hektar dari total 180 hektar luas area Kilang Balongan. Di kilang ini terdapat 72 tanki dengan total kapasitas 1,35 juta KL.

Kebakaran menyebabkan lebih dari 900 warga mengungsi. Warga berasal dari lima desa terdampak meliputi Desa Balongan, Desa Sukareja, Desa Rawadalem, Desa Sukaurip dan Desa Tegalurung. Desa-desa ini ada dalam radius 300 meter dari titik kebakaran.

Pengungsi dipusatkan di GOR Komplek Perum Pertamina Bumi Patra (220 orang), Pendopo Kantor Bupati Indramayu (320 orang), dan di Gedung Islamic Center Indramayu (392 orang). Terdapat 29 orang luka ringan, 14 orang dalam identifikasi dan 6 orang luka berat.

Korban luka merupakan penghuni rumah yang dekat dengan lokasi kejadian. Ada pula korban yang sedang melintas dekat lokasi ketika terjadi kebakaran.

Seorang pengungsi, Sarkim, mengaku trauma akibat ledakan dan kebakaran tersebut. Ia berharap ada relokasi tempat tinggalnya. Selama tinggal di sana, ia kerap mencium bau tak sedap.

"Kalau keinginan, kalau bisa sih pingin pindah," ungkap Sarkim, saat mendapat kunjungan Wakil Gubernur Jabar, seperti dikutip dari siaran pers Humas Jabar, Selasa (30/3/2021).

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, PT Pertamina telah berjanji akan mengganti rugi rumah-rumah warga yang rusak akibat ledakan di kilang minyak. Termasuk menanggung semua biaya perawatan warga yang menjadi korban kebakaran.

Namun mengenai relokasi yang diinginkan warga, sejauh ini belum ada kepastian. Menurut Uu, Pemdaprov Jabar akan mengkaji masalah relokasi dengan Pemkab Indramayu, Pertamina, dan pihak lainnya. “Biasanya untuk relokasi itu ke tanah desa terdekat. Tapi kita lihat lagi seperti apa teknis dan kendala- kendalanya,” kata Uu.

Proses pemadaman tangki dilakukan petugas gabungan yang dipimpin Tim Emergency Pertamina Balongan. Sebanyak 10 mobil pemadam kebakaran dikerahkan yang terdiri dari Mobil Damkar Pertamina Group yakni Pertamina Pusat, Pertamina EP, Pertamina Region Jawa Bagian Barat, dan Politama serta instansi terkait yang membantu dari Pemda Cirebon dan Indramayu.

Pemadaman api dilakukan dengan memompa air laut dengan pompa submersible dari RU IV Cilacap. Tim juga melokalisasi titik api di dalam bundwall atau tanggul di sekeliling tangki T-301.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, secara umum kilang utama tidak terdampak. “Kebakaran hanya di area tanki saja. Dan hingga sore ini, api sudah mulai mengecil," ungkap Nicke, dalam siaran pers yang terbit di laman resmi pertamina, Senin (21/3/2021) pukul 19:58 WIB.

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono mengatakan, pihaknya telah mematikan sistem produksi (shut down) selama proses pemadaman yang diperkirakan membutuhkan 4-5 hari. Selama proses tersebut Pertamina diperkiraan kehilangan produksi kilang sekitar 400 ribu barel. Untuk mengatasi kehilangan ini, akan dilakukan disuplai dari Kilang Pertamina Cilacap dan Kilang RDPU.

Mulyono menegaskan stok bahan bakar minyak (BBM) nasional aman meskipun terjadi insiden kebakaran. Ia memaparkan bahwa stok gasolin tercatat ada 10.5 juta barel dan cukup untuk 27-28 hari ke depan. Sementara untuk stok solar tersedia 8,8 juta barel atau cukup untuk 20 hari ke depan dan avtur tersedia 3,2 juta barel atau cukup untuk 74 hari konsumsi.

“Jadi tidak perlu panik karena stok banyak dan sangat luber dan kilang tidak ada masalah,” ucap Mulyono, dalam siaran pers, Senin (29/29/2021) pukul 13:00.

Insiden kebakaran bukan kali ini saja

Insiden kebakaran di Kilang Pertamina Balongan bukan kali ini saja terjadi. Tahun 2019, kebakaran terjadi di area sekitar Pusat Pengumpul Produksi (Main Gathering Station Asset 3) di kilang minyak yang mulai beroperasi tahun 1994 itu.

Kebakaran 2019 terjadi pukul 09.40 WIB, Senin (4/2/2019). Menurut siaran pers Pertamina, waktu itu api bisa ditangani dalam waktu setengah jam atau pukul 10.15 WIB. Insiden terjadi di dalam area Oil and Gas Transportation (OGT). Api dipadamkan menggunakan dua fire truck (damkar) dari Pertamina EP, Pertamina MOR III dan Pertamina RU VI Balongan. Sedangkan empat unit lainnya disiapkan standby.

Disebutkan bahwa kejadian tersebut tidak mengganggu operasional MGS Balongan Asset 3 Pertamina EP secara keseluruhan dan tidak mempengaruhi operasional kilang RU VI Balongan, TBBM Balongan, serta Depot LPG Balongan. Seluruh kegiatan operasional berlangsung normal seperti biasa.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//