Mengenal Inovasi Sepeda Tenaga Surya Buatan Unpad
Jumlah sepeda motor di Kota Bandung 2019 mencapai 1.248.732. Diperlukan kendaraan alternatif, seperti tenaga surya buatan Unpad.
Penulis Iman Herdiana31 Maret 2021
BandungBergerak.id - Sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan sepeda bertenaga surya. Perlahan tapi pasti, inovasi ini menemukan purwarupanya. Sepeda bernama Easy Bike ini diharapkan bisa menggantikan sepeda motor yang bertenaga BBM.
Penelitian sepeda ramah lingkungan ini berangkat dari inisiasi Student Energy Chapter Unpad sejak tahun 2019, di mana Mutiara Nawansari, salah satu anggota tim, turut berpartisipasi aktif di organisasi tersebut. Salah satu isu yang muncul dalam studi energi adalah pengurangan kendaraan bermotor di dalam kampus.
Maka sepeda menjadi solusi. Namun, kontur kampus Unpad Jatinangor, Sumedang, memiliki banyak jalan menanjak, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang ingin bersepeda. Sehingga muncul ide sepeda listrik ramah lingkungan.
“Kami pikir, bagaimana caranya ketika naik sepeda tapi tidak capek saat menanjak. Di situ kami tambahkan motor. Ketika capai menggowes, kita nyalakan motornya. Jadi ini solusi untuk Unpad yang konturnya naik turun,” ujar Mutiara, dikutip Rabu (31/3/2021) dari laman Unpad.ac.id, .
Mutiara yang mahasiswa Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam Unpad, kemudian berkolaborasi dengan anggota tim lainnya, Lutfia Rahmannisa (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), dan Alamsyah Yahya Nugraha (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), dengan dosen pembimbing Ferry Faizal, Ph.D dari FMIPA Unpad.
Mereka ingin memanfaatkan energi matahari sebagai pengganti BBM yang biasa menjadi bahan bakar sepeda motor. Selain itu, tim kemudian menggagas pembuatan stasiun pengisian daya atau charging station di lingkungan kampus Unpad.
“Di sini kami berupaya membuat charging station sendiri, yang dayanya diambil dari matahari. Jadi kami tidak mengunakan energi fosil,” ungkap Mutiara.
Gayung bersambut, inovasi sepeda listrik bertenaga surya mendapat respons positif dari banyak pihak. Unpad berencana mengembangkan Easy Bike ini sebagai salah satu alat transportasi dalam kampus.
Akan Dijual Umum
Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari, PhD, mengatakan Easy Bike akan menarik minat warga Unpad, khususnya mahasiswa, untuk menggunakannya selama berada di area kampus Jatinangor. Dengan demikian, upaya untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor di dalam kampus akan bisa diwujudkan.
“Setelah teman-teman di Student Energy Unpad ada sepeda listrik tenaga surya, kita pikir bagus juga kalau seumpamanya punya di kampus Unpad,” ujar Diana.
Inisiasi pengembangan sepeda listrik bertenaga surya mendapat dukungan dari sejumlah mitra. Salah satunya Bank BRI Syariah yang menyumbangkan dana sekira Rp 50 Juta kepada Unpad. Dana ini akan digunakan untuk pengadaan Easy Bike berikut pembangunan stasiun pengisian daya atau charging station.
Selain itu, sepeda yang dirancang di tahap kedua dijanjikan akan lebih canggih dari tahap pertama, terutama dari sisi baterai, penambahan fitur RFID dan GPS.
Unpad menargetkan memproduksi 30 Easy Bike berikut beberapa charging station-nya. Sedangkan pengelolaan Easy Bike akan bekerja sama dengan pihak ketiga. Diana mengatakan, mitra ini akan mengatur sistem peminjaman sepedanya, sehingga diharapkan akan terhindar dari pengguna yang tidak bertanggung jawab.
Ia optimis “Easy Bike” potensial untuk dikembangkan. Sepeda ini berpotensial menjadi alternatif untuk mengusung gaya hidup sehat dan hijau karena tidak memerlukan BBM. Jika Easy Bike digunakan di Unpad, maka akan mendukung implementasi Pola Ilmiah Pokok Unpad “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional”. Tidak menutup kemungkinan ke depan “Easy Bike” dijual untuk umum. “Kita masih melihat economic of scale-nya,” kata Diana.
Pengembangan Sistem Batre
Hingga saat ini pengembangan Easy Bike sudah masuk dua tahapan. Tahap pertama adalah mengembangkan purwarupa sepeda berikut dengan satu charging station atau stasiun pengisian dayanya.
Pada pengembangan tahap pertama, sistem charging station-nya belum plug in charge. Jadi hanya bisa untuk mengisi daya dengan sistem yang dicolokkan dengan kabel, seperti PLN. Di tahap kedua, tim sudah mengembangkan fitur yang lebih komprehensif, seperti penguatan sisi IoT, menyematkan teknologi GPS, serta penambahan fitur RFID yang memungkinkan pengguna mengakses sepeda hanya dengan menempelkan kartu transaksi elektronik.
Tim juga sudah membangun stasiun kedua di lapangan PPBS Unpad. Stasiun ini lebih komprehensif dibandingkan stasiun purwarupa pertama yang berlokasi di Dekanat FMIPA Unpad.
“Stasiun ini sistemnya sudah plug in charge. Kita kembangkan charging station yang sedemikian rupa yang bisa dan siap digunakan untuk menyimpan sepeda juga,” kata Ketua Student Energy Unpad Kenny Yohanda.
Menurutnya, dukungan berbagai pihak, seperti pimpinan universitas, pelaku industri, hingga sektor pemerintahan sangat diperlukan dalam pengembangan Easy Bike. Kenny optimistis dapat membangun satu stasiun pengisian daya di beberapa titik strategis di kampus Unpad, Jatinangor.
Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti secara langsung meninjau stasiun pengisian daya dari sepeda Easy Bike di lapangan PPBS Unpad. Rektor menjelaskan, program ini merupakan upaya Unpad dalam mendukung pelaksanaan kampus hijau di Indonesia.
Salah satu programnya adalah mengurangi penggunaan listrik PLN dan lebih menggunakan sumber daya kehdiupan, seperti cahaya matahari.
“Ini menjadi inspirasi meningkatkan Unpad untuk semakin berkomitmen bahwa Pola Ilmiah Pokok Unpad Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup kita tegakkan dengan cara-cara hasil dan inovasi dari dalam,” kata Rektor.
Di hari yang sama, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil dalam kunjungan kerjanya ke kampus Unpad Jatinangor mengapresiasi atas pengembangan Easy Bike. Gubernur menilai inovasi ini berperan penting dalam mewujudkan visi misi Jawa Barat.
Kendaraan ramah lingkungan menjadi keniscayaan di tengah meningkatnya konsumsi BBM karena semakin banyaknya kendaraan bermotor. Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung menyebutkan, jumlah potensi sepeda motor di Kota Bandung pada 2019 mencapai 1.248.732. Sedangkan potensi total kendaraan bermotor sebanyak 1.747.255. Angka ini mendekati jumlah penduduk Kota Bandung sebanyak 2.507.888 pada 2020.