• Cerita
  • Kecamatan Antapani: Antara Warga Menengah Atas dan Kemiskinan

Kecamatan Antapani: Antara Warga Menengah Atas dan Kemiskinan

Kecamatan Antapani yang menjadi tempat lahirnya band Peterpan yang digawangi Ariel (kini Ariel Noah) ini terdapat 10-15 RW yang terdata memiliki warga miskin.

Jembatan Pelangi di simpang Jalan Jakarta - Kiaracondong - Antapani, Kota Bandung. Jembatan ini menghubungkan arus kendaraan dari timur arah Antapani ke barat menuju pusat Kota Bandung. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana1 April 2021


BandungBergerak.id - Kecamatan Antapani tak terpisahkan dari ingar-bingar aktivitas Kota Bandung, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Secara geografis kecamatan ini berada di wilayah tengah kota Bandung, sebagian besar daerahnya adalah permukiman penduduk.

Di sebelah utara, kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Mandalajati, di selatan dan timur berbatasan dengan Kecamatan Arcamanik, dan di barat berbatasan dengan Kecamatan Kiaracondong. Topografi permukaan daratan kecamatan relatif datar dengan ketinggian kurang dari 700 meter di atas permukaan laut. Luas wilayahnya 400,543 hektar.

Kecamatan Antapani terbagi menjadi empat kelurahan yang masing-masing memakai nama Antapani, yakni Antapani Kidul, Antapani Tengah, Antapani Wetan, Antapani Kulon. Setiap kelurahan terbagi 62 RW dan 335 RT.

Antapani Wetan merupakan kelurahan yang memiliki wilayah terluas, yakni 115 hektar. Antapani Tengah menempati wilayah paling kecil, yakni 93 hektar. Jarak kantor kecamatan Antapani dengan Pemerintah Kota Bandung 6 kilometer.

Mengutip ppid.bandung.go.id, sedikitnya ada 6 titik lokasi bencana banjir di kecamatan ini, yaitu Jalan AH. Nasution (Kelurahan Antapani Wetan), Jalan Antapani Lama (Kelurahan Antapani Tengah), Jalan Kuningan (Kelurahan Antapani Tengah), Jalan Purwakarta (Kelurahan Antapani Tengah), Jalan Antapani Lama depan Setra Dago (Kelurahan Antapani Kulon).

Banjir disebabkan sistem drainase yang tidak normal, ukuran drainase terlalu kecil, banyak bangunan drainase seperti saluran air, gorong-gorong, jembatan, kirmir yang rusak, volume air kiriman terlalu besar, intensitas hujan tinggi, dan sampah.

Dalam data Kecamatan Antapani Dalam Angka 2019, jumlah penduduk kecamatan ini yang tersedia baru di Kelurahan Antapani Kidul, yakni laki-laki 11.850 jiwa, perempuan 11.609 jiwa, total 23.459.

Antapani Kulon terdiri dari 4.538 jiwa laki-laki, 4.419 jiwa perempuan, total 8.957 jiwa. Sementara jumlah penduduk Antapani Tengah dan Antapani Wetan tidak tersedia.

Jumlah penduduk Kecamatan Antapani yang cukup lengkap tersedia pada Kecamatan Antapani Dalam Angka 2015 di mana jumlah total penduduk kecamatan ini 70.110 jiwa yang terdiri dari laki-laki 35.744 jiwa dan perempuan 33.864 jiwa. Total kepala keluarga (KK) di kecamatan ini sebanyak 15.315 KK.

Antapani Kidul merupakan kelurahan paling padat penduduk, yakni 23.673 atau 4.204 KK, disusul Antapani Tengah 20.584 jiwa atau 4.146 KK, Antapani Wetan 16.898 jiwa atau 4.734 (KK), dan paling sedikit Antapani Kulon 8.955 jiwa atau 2.231 KK.

Jika dibagi menurut usia, data tersebut terdiri dari warga berumur anak-anak (0-19 tahun) sebanyak 23.566 jiwa, usia dewasa atau produktif (20-49 tahun) sebanyak 34.071 jiwa, usia tua atau lansia (50-65 tahun) sebanyak 12.466 jiwa.

Dengan kata lain, warga Antapani lebih banyak dibuni penduduk usia muda. Pada tahun 2015 kepadatan penduduk Kecamatan Antapani adalah 186 orang per 1 hektar. Kelurahan terpadat adalah Antapani Kidul, yaitu 260 orang per 1 hektar.

Sedangkan kejadian kematian di kecamatan ini tercatat pada tahun 2015 sebanyak 89 orang, angka ini turun jika dibandingkan tahun 2014 yang tercatat sebanyak 104. Penurunan angka kelahiran cukup signifikan terjadi di kelurahan Antapani Wetan sebesar 97 kelahiran bayi tahun 2015, sedangkan tahun 2014 sebesar 112 kelahiran bayi.

Kedatangan dan perpindahan penduduk memengaruhi jumlah penduduk kecamatan ini. Selain itu, pesatnya pembangunan yang mengubah permukiman penduduk menjadi perkantoran maupun pusat-pusat perdagangan, telah memaksa sebagian penduduk untuk pindah.

Pada 2015, jumlah kedatangan penduduk ke Kecamatan Antapani tercatat 1.293 orang. Jumlah ini meningkat dari 2014 yaitu 1.132 orang.

Penduduk yang pindah dari Kecamatan Antapani tidak menunjukkan fluktuasi yang signifikan dari 2014 sampai 2015. Tahun 2015 penduduk yang meninggalkan Kecamatan Antapani sebesar 0,40 persen dari total penduduk yang ada.

Dilihat dari jenis mata pencaharian, data Kecamatan Antapani Dalam Angka 2019 mencatat warga kecamatan ini terdiri dari PNS 8.802 jiwa, TNI/Polri 714 jiwa, pegawai swasta 12.237 jiwa, petani 615 jiwa, pedagang 7.437, pensiunan sebanyak 5.431 jiwa, lainnya 14.454 jiwa.

Penduduk yang statusnya masih pelajar sebanyak 18.127 dan mahasiswa 7.046. Di luar jumlah pelajar dan mahasiswa, mata pencaharian Kecamatan Antapani didominasi pegawai sektor swasta.

Berdasarkan agama yang dianut, penduduk Kecamatan Antapani banyak memeluk agama Islam, yakni 71.472 jiwa. Pemeluk agama Kristen Protestan sebanyak 4.075 jiwa, pemeluk agama Katolik sebanyak 1.734 orang, pemeluk agama Hindu sebanyak 92 orang dan pemeluk agama Budha 115 orang.

Jumlah sarana peribadatan lebih banyak untuk agama Islam, yakni 78 masjid dan 9 mosola. Tidak tercatat adanya Gereja Protestan, pura untuk umat Hindu, dan vihara untuk umat Budha. Sementara gereja Katolik tercatat ada 1 unit.

Bertambah 1 Sekolah Selama 4 Tahun

Di Kecamatan Antapani, perkembangan jumlah gedung sekolah selama periode 2015 sampai 2019 bertambah satu unit sekolah, yakni dari 23 unit menjadi 24 unit dari tingkat SD sampai SMA. Jumlah SD sebanyak 14 unit dengan murid 7.006 dan guru 306 orang.

Sebagai kelurahan terpadat, Antapani Kidul memiliki 6 SD unit dengan 3.573 murid dan 149 guru. Antapani Tengah 5 unit SD dengan 1.868 murid dan 95 guru. Antapani Wetan 2 SD unit dengan 1.137 murid dan 43 guru, Antapani Kulon 1 unit SD dengan 428 murid dengan 19 guru.

Total SMP di Kecamatan Antapani sebanyak 6 unit dengan 2.583 guru dan 120 murid. Hanya Antapani Tengah yang terdata sebagai kelurahan yang tidak memiliki bangunan fisik SMP.

SMP di kecamatan ini tersebar di Antapani Kidul 4 unit dengan 1.454 murid dan 71 guru, Antapani Wetan 1 unit dengan 59 murid dan 7 guru, Antapani Kulon 1 unit dengan 1.070 murid dengan 42 guru. Ada 1 unit Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Antapani Kulon, namun tanpa keterangan jumlah guru dan murid.

Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat ada 2 unit dengan 979 murid dan 68 guru. Jumlah sekolah hanya terdapat di dua kelurahan, yakni Antapani Kidul 1 unit dengan 29 murid dan 9 guru. Antapani Wetan 1 unit dengan 950 murid dan 59 guru.

Sementara Antapani Tengah dan Antapani Kulon tercatat tidak memiliki SMA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada 1 di Antapani Kidul dengan jumlah murid 55 dan guru 7 orang.

Fasilitas kesehatan di Antapani terdiri dari 1 rumah sakit, 6 RS bersalin, 3 puskesmas, 69 posyandu dan 4 klinik/balai pengobatan. Rinciannya, Antapani Kidul terdapat 1 puskesmas dan 19 posyandu, Antapani Tengah terdapat 1 puskesmas, 25 posyandu, dan 2 klinik/balai pengobatan.

Antapani Wetan terdapat 1 rumah sakit, 1 puskesmas, 15 posyandu. Antapani Kulon terdapat 6 RS Bersalin, 10 posyandu, dan 2 klinik/balai pengobatan. Untuk memfasilitasi kegiatan olahraga, terdapat sarana lapangan basket, bulu tangkis, footsal, bola voli, tenis meja, dan tenis lapang.

Kemiskinan di Antapani Kidul

BPS Kota Bandung 2019 tidak lengkap mencatat data kemiskinan di Kecamatan Antapani. Mengenai data penerima raskin, BPS 2019 hanya mencatat data Antapani Tengah sebanyak 294 KK sebesar 2.940 kilogram. Jumlah penduduk disabilitas tercatat ada 77 orang.

Namun ada studi bahwa di Kelurahan Antapani Kidul dengan penduduk terpadat terdapat angka kemiskinan yang tidak sedikit. Menurut data Profil Kelurahan Antapani Tahun 2013, warga miskin Antapani Kidul sebanyak 2.897 jiwa atau 10,21 persen dari total jumlah penduduk. Rinciannya, jumlah laki-laki sebanyak 1.456 jiwa, perempuan 1.432 jiwa, dan lansia 340 jiwa.

Studi tersebut hasil penelitian skripsi Muhammad Iqbal Nur Hakim berjudul “Kedudukan Dan Fungsi Kelembagaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dihubungkan Dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2005 Tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat” (2016).

Salah satu saran dari penelitian yang dilakukan mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung ini ialah agar pemerintah berpartisipasi dalam penyediaan dana untuk pelatihan khusus bagi warga miskin. Sehingga warga miskin peserta pelatihan bisa mandiri secara ekonomi.

Mengutip siaran pers Humas Pemkot Bandung, 9 Maret 2021, Camat Antapani, Rahmawati Mulia, mengatakan kecamatan yang dipimpinnya didominasi oleh komplek perumahan dari kalangan sosial menengah ke atas. Tetapi di kecamatan yang menjadi tempat lahirnya band Peterpan yang digawangi Ariel (kini Ariel Noah) dkk itu juga terdapat sekitar 10-15 RW yang terdata memiliki warga miskin (dari 62 RW yang ada).

Kecamatan ini memiliki program gotong royong Gerakan Berbagi Beras (Gebber), sebagai respons terhadap dampak COVID-19 pada ekonomi terutama pada warga kurang mampu. Program ini berupa penyaluran bantuan dari masyarakat ekonomi menengah ke atas kepada masyarakat golongan bawah.

Rahmawati berharap program ini menjadi motivasi bagi RW atau wilayah lain untuk melakukan hal serupa, mengingat Kecamatan Antapani didominasi warga kelompok menengah ke atas, diharapkan pula mereka turut membantu warga miskin di Antapani.

Kegiatan Ekonomi

Di kecamatan ini ada sawah seluas 2,4 hektar. Namun seluruh lahan didominasi bukan sawah, yakni 399,14 hektar yang dipakai perumahan dan pekarangannya, dan lain-lain. Sementara industri yang tumbuh hanya industri rumahan (IKKR). Total ada 96 IKKR, sebagian besar ada di Antapani Kidul sebanyak 37 unit dan Antapani Tengah sebanyak 24 unit.

Kegiatan ekonomi dilakukan di pasar tradisional maupun modern. Perdagangan terdiri dari 4 kelompok pertokoan, 12 minimarket, 2 departemen store, 19 supermarket. Bisnis kuliner dilakukan melalui 25 warung makan, 46 rumah makan, dan 4 restoran.

Aktivitas transaksi difasilitasi dengan adanya 6 BPR, 2 bank Syariah, 17 koperasi, 2 pegadaian. Realisasi penerimaan pajak kecamatan ini Rp3.248.032.477.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//