• Berita
  • Rencana Sekolah Tatap Muka di Bandung Terkendala Cakupan Vaksinasi Covid

Rencana Sekolah Tatap Muka di Bandung Terkendala Cakupan Vaksinasi Covid

Jumlah guru di Bandung sekitar 20 ribu. Yang sudah divaksin baru 1.900-an.

Situasi ruang kelas di SDN 168 Cipadung, Kota Bandung. Selama pandemi Covid-19, sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud baru-baru ini merencanakan pembukaan sekolah tatap muka Juli 2021. (Foto: Virliya Putricantika)

Penulis Iman Herdiana1 April 2021


BandungBergerak.id - Pemerintah Kota Bandung mengkaji persiapan uji coba sekolah tatap muka. Vaksinasi Covid-19 akan menjadi salah satu syarat bisa diselenggarakannya pembukaan sekolah langsung yang selama pandemi dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh. Rencana Pemkot Bandung ini sebagai respons dari pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tentang kemungkinan pembukaan sekolah Juli 2021.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan kebijakan sekolah tatap muka akan diakselerasikan dengan program vaksinasi Covid-19. Menurutnya, sekolah tatap muka baru bisa dilangsungkan ketika tenaga pendidik dan kependidikan sudah divaksin.

Dengan vaksin, tenaga pendidik seperti guru diharapkan telah memiliki perlindungan daya tahan tubuh sebagai penangkal Covid-19. Meski demikian, data cakupan vaksinasi Covid-19 Pemkot Bandung masih jauh dari target. Jumlah guru ASN dan Non-ASN di Kota Bandung sebanyak 20.000 guru.

Sedangkan jumlah guru yang sudah divaksin baru 1.300 orang (Disdik) dan 600 orang (Kemenag), menurut data vaksinasi Pemkot Bandung per 17 Maret 2021. Artinya masih ada 18.100 guru yang harus divaksin jika pembelajaran tatap muka akan dilangsungkan.

Sementara secara umum, Kota Bandung membutuh sekitar 1.5 juta vaksin dikali dua dosis penyuntikan, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani, dalam siaran pers 23 Desember 2020.

Ema sendiri mengakui dosis vaksin yang ada untuk Kota Bandung masih terbatas. Pasokan vaksin sangat tergantung dari pusat. “Kita lihat sejauh mana ketersediaan vaksin. Karena otoritasnya bukan di kita,” kata Ema dikutip dari siaran pers Rabu (31/3/2021).

Namun yang jelas, kata Ema, pihaknya tak ingin gegabah soal pelaksanaan tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Sebagai contoh, kasus yang terjadi di SMA Terpadu Krida Nusantara beberapa waktu lalu yang memulai kegiatan sekolah tatap muka, mengakibatkan sejumlah siswa terkonfirmasi Covid-19.

Selain vaksin, persiapan lainnya ialah infrastruktur dan suprastruktur yang mendukung protokol kesehatan pencegahan Covid-19, serta memastikan daya tahan tubuh guru dan murid. “Jangan sampai ada ketimpangan terus terjadi transmisi,” bebernya.

Wali Kota Bandung Oded M Danial telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) agar mengkaji dan menyiapkan uji coba sekolah tatap muka. Menurutnya, pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 harus disiapkan secara matang.

Kajian tersebut akan dilakukan untuk membuat pemetaan sekolah mana yang siap dan mana yang belum. Dengan kata lain, pembukaan sekolah nantinya tidak serentak. “Boleh jadi dalam pelaksanaan tidak bisa disamaratakan. Siapa yang sudah siap itu harus dikaji,” ucap Oded.

Situasi lorong kelas di SDN 168 Cipadung, Kota Bandung. Selama pandemi Covid-19, sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud baru-baru ini merencanakan pembukaan sekolah tatap muka Juli 2021. (Foto: Virliya Putricantika)
Situasi lorong kelas di SDN 168 Cipadung, Kota Bandung. Selama pandemi Covid-19, sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud baru-baru ini merencanakan pembukaan sekolah tatap muka Juli 2021. (Foto: Virliya Putricantika)

Kesiapan Orang Tua

Dede Suryana, guru di SDN 206 Putraco Indah, mengatakan sejak pandemi Covid-19 sekolahnya telah menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan pencegahan Covid-19, mulai sarana mencuci tangan sampai masker.

Namun untuk pembukaan sekolah tatap muka, menurutnya perlu lebih diperinci lagi teknis pelaksanaan penerapan protokol kesehatannya. Saat ini pihak sekolah masih mengkaji Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

“Intinya (SKB) tetap harus menjaga kesehatan dan keselamatana anak dan guru. Kita sudah mempersiapkan infrastruktur prokesnya,” kata Dede Suryana, saat dihubungi BandungBergerak melalui sambungan telepon, Kamis (1/3/2021).

Sebagai contoh, penggunaan masker yang harus diganti setiap beberapa jam sekali. Hal ini memerlukan persiapan yang rinci. Secara pribadi sebagai guru, Dede sendiri mengaku siap menjalankan sekolah tatap muka dengan protokol Kesehatan yang ketat.

Tetapi secara intitusi harus mempertimbangkan kajian dan persiapan matang. Termasuk mempertimbangkan sikap dari orang tua. Sejauh ini orang tua di SDN 206 Putraco Indah ada yang sudah tahu kabar rencana pembukaan sekolah dan ada juga yang belum mengetahuinya.

“Sementara ini kita juga masih melihat respons orang tua bagaimana, jadi kembali lagi ke orang tuanya. Kalau orang tua mengizinkan untuk anaknya tatap muka bisa dilaksanakan, yang tidak mengizinkan bisa dilaksanakan di rumah. Jadi sekolah masih fleksibel,” ungkap Dede.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//