Perayaan Paskah, Warga Jabar Diajak Memperkuat Komunikasi dengan Semangat Silih Asih
Jawa Barat sebagaimana Indonesia bersifat bineka atau majemuk. Provinsi ini menjadi tempat berdampingannya warga beragam suku bangsa, agama, dan budaya.
Penulis Iman Herdiana2 April 2021
BandungBergerak.id - Pekan ini umat Katolik menjalankan rangkaian perayaan Paskah. Perayaan ini sudah dimulai sejak pekan lalu yang disebut Minggu Palma, pekan tri suci yakni Kamis Putih, dan hari ini, Jumat ini (2/4/2021), disebut Jumat Agung. Rangkaian perayaan Paskah berikutnya Sabtu Suci dan minggu raya Paskah.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjamin keamanan rangkaian perayaan Paskah di Jabar. Polisi dan TNI telah diterjunkan melakukan pengamanan di tempat-tempat ibadah. Dengan jaminan ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap muncul rasa aman bagi umat untuk melaksanakan peribadatan Paskah.
“Silakan umat kristiani untuk tidak takut melaksanakan kegiatan peribadatan karena kepolisian TNI akan menguatkan yang namanya keamananan di titik-titik yang diperlukan,” ujar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan Bandung, dikutip dari siaran persnya, Kamis (1/4/2021).
Pengamanan dilakukan di tempat-tempat peribadatan umat kristiani, juga di gedung-gedung pemerintahan, kantor-kantor polisi dan TNI. “Penguatan dilakukan, dan saya titip kepada masyarakat untuk tetap tenang, kita waspadai dan lawan benih-benih terorisme jika terdeteksi secara dini di lingkungan masing-masing,” tegasnya.
Kepada masyarakat, Gubernur berpesan agar memanfatkan kanal-kanal informasi untuk bertukar informasi dalam kerangka memperkuat sistem keamanan lingkungan. Komunikasi dengan Gubernur bisa dilakukan dengan aplikasi Sapa Warga. Bisa juga komunikasi dengan RT/RW maupun siskamling.
Menurut Ridwan Kamil, dalam kondisi sekarang ini diperlukan saling memperkuat komunikasi dengan semangat silih asih. “Kalau ada kawan dan sahabat kita terduga perilakunya melenceng dengan semangat silih asah silih asih dan silih asuh, kita rangkul dan ingatkan,” harapnya.
Gubernur mengutuk keras rentetan aksi terorisme yang terjadi dalam satu pekan di beberapa wilayah di Indonesia, teranyar di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. “Kita menyesali terjadinya peristiwa terorisme dari Makassar kemudian Mabes Polri. Kita mengutuk keras peristiwa teror ini dan tetap menjadi tantangan untuk selalu waspada,” ujarnya.
Untuk diketahui, peristiwa teror bom bunuh diri terjadi di gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Selang tiga hari kemudian, publik dikejutkan dengan persitiwa yang dilakukan perempuan berinisial ZA yang menerobos Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/03/2021). ZA diduga bagian dari teroris.
Kurang dari 30 Persen Kapasitas
Gereja Katedral Santo Petrus Bandung merayakan Pekan Paskah 2021 dengan tetap menerapkan adaptasi kebiasaan baru (ABK). Jika di hari-hari biasa ada sekitar 1.500 umat yang bisa tertampung di setiap misa, selama pandemi hanya 230 orang yang bisa hadir. Jumlah ini kurang dari 30 persen dari total kapasitas bangunan.
Panitia perayaan Pekan Paskah 2021 tidak akan mendirikan tenda di halaman gereja seperti pada perayaan Paskah di tahun-tahun sebelumnya. Sebagian besar umat bakal mengikuti misa secara daring (dalam jaringan). Ada dua kali misa pada Jumat Agung, dua kali misa Malam Paskah pada Sabtu (3/4/2021), serta empat kali misa Hari Raya Paskah pada Minggu (4/4/20201).
Pastor Paroki Gereja Katedral Santo Petrus Bandung Barnabas Nono Juarno, OSC mengajak umat untuk menjaga kesehatan sehingga bisa semakin efektif mewujudkan belarasa dan aksi solidaritas. Ia juga menekankan pentingnya tenggang rasa seraya terus berdoa bagi kesehatan dan keselamatan bersama.
“Mari kita tetap waspada, menjaga kesehatan masing-masing dan saling memberi rasa aman dan nyaman bagi semua,” tulis Nono dalam siaran persnya.
Kondisi selama pandemi Covid-19 memperoleh perhatian khusus Keuskupan Bandung. Pada 20 Maret 2020 Uskup Bandung Antonius Subianto Bunjamin, OSC menerbitkan Surat Gembala yang berisi tanggapan terhadap wabah Covid-19. Selain pemberian kewenangan kepada paroki-paroki untuk menyesuaikan penyelenggaraan misa dengan kondisi pandemi, surat itu juga berisi ajakan kepada umat untuk waspada sekaligus tetap peduli terhadap sesama.
“Dengan tetap waspada serta menjaga kesehatan sendiri dan keselamatan bersama, marilah kita bersikap arif dalam perkataan (komentar, tulisan, pesan) dan perbuatan (pekerjaan, kegiatan, pertemuan) hingga tidak memperburuk situasi,” tulis Antonius.
Keberagaman Bandung, Jawa Barat
Perlu diketahu, penduduk Jawa Barat sebagaimana Indonesia bersifat bineka atau majemuk. Provinsi ini menjadi tempat berdampingannya warga beragam suku bangsa, agama, dan budaya. Sensus Penduduk 2020 mencatat penduduk Jawa Barat pada September 2020 sebanyak 48,27 juta jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 24,51 juta orang dan perempuan 23,76 juta.
Agama Islam paling dominan dipeluk penduduk Jabar, yakni 42.589.118 pemeluk. Penduduk pemeluk agama Kristen Protestan sebanyak 2.178.002 pemeluk, Katolik 311.679 pemeluk, Hindu 50.175 pemeluk, Budha 202.115 pemeluk, dan lainnya 13.427 pemeluk.
Sarana peribadatan di Jabar terdiri dari masjid dan musola, yakni 47.446 unit dan 36.030 unit. Jumlah Gereja Protestan sebanyak 406 unit, Gereja Katolik 77 unit, Pura (Hindu) 29 unit, Vihara (Budha) 190 unit.
Menurut BPS Kota Bandung 2019, Bandung yang merupakan ibu kota Jawa Barat, penduduknya terdiri dari pemeluk agama Islam di sebanyak 2.269.680, Kristen Protestan 130.504 pemeluk, Katolik 54.067 pemeluk, Hindu 1.675 pemeluk, Budha 11.607 pemeluk, Konghucu 167 pemeluk, dan lainnya 121 pemeluk.
Sarana peribadatan di Bandung terdiri dari 2.920 dan musola 942 untuk umat Islam, sebanyak 129 Gereja Protestan, 54 unit Gereja Katolik, 5 pura, dan 21 vihara. Sedangkan jumlah penduduk Kota Bandung 2.507.888 jiwa.