• Foto
  • Tahun Kelinci setelah Pagebluk

Tahun Kelinci setelah Pagebluk

Perayaan Imlek tahun kelinci ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dirundung pagebluk. Tidak ada lagi pembatasan sosial. Saatnya kebangkitan.

Fotografer Prima Mulia21 Januari 2023

BandungBergerak.idSedikit demi sedikit rangka berbalut lembaran-lembaran kain mulai berbentuk. Lengan terampil sejumlah pekerja wanita mengubahnya menjadi karakter kelinci berukuran besar. Hampir setinggi orang dewasa. Hari itu adalah hari terakhir produksi lampion berbentuk kelinci di bengkel kerja L&D art Lamp di kawasan Gunung Batu, Bandung, awal Januari 2023.

Kerja membuat lampion kelinci dimulai dari pengelasan terhadap rangka kawat, lalu dilapisi kain bagian per bagian. Selain membuat lampion kelinci, mereka juga membuat lampion-lampion klasik berwarna merah. 10 orang pekerja pria dan wanita membuat 500-an buah lampion beragam ukuran dengan harga 100 ribu rupiah sampai 2 jutaan rupiah per buahnya.

Pengerjaan lampion dikebut sejak awal Desember 2022 di mana sebagian besar produk untuk memenuhi pesanan dari Jakarta. "Kalo ditanya ada pengaruh pandemi, pastinya ada. Tapi pesanan itu selalu ada, hanya kuantitas saja yang berbeda, untuk yang tahun ini kita hanya membuat sekitar 500an item lampion berbagai bentuk, dengan jumlah segini saja ada 4 pesanan yang harus kami tolak karena sumber daya kita yang terbatas," kata Lisye Diana, pemilik L&D Art Lamp.

Kesibukan serupa juga terlihat di Vihara Darma Ramsi di kawasan Cibadak, tepatnya di Gang Luna. Sejumlah pekerja mulai menyusun lilin-lilin berwarna merah seukuran orang dewasa dengan bobot 100 kati atau sekitar 60 kilogram.

"Lilin sudah dibuat jauh hari, sejak akhir 2022 sudah selesai dibuat, sekarang tinggal menyusunnya di halaman dalam vihara, nanti disesuaikan dengan nama pemesan. Yang paling besar ukuran 100 kati di belakang, bagian depan yang lebih kecil ukuran 50 kati," kata Ujang, pekerja yang sudah belasan tahun bertugas sebagai pembuat lilin dan perawat Vihara Darma Ramsi.

Sebelum penyusunan lilin-lilin milik umat yang akan dibakar pada malam Imlek jelang pergantian hari, para petugas dan pengurus vihara, termasuk sejumlah umat melakukan pencucian dan pembersihan puluhan patung dewa dewi dan patung Budha menggunakan air bersih, air kembang, dan air cendana.

Patung atau rupang ini bisa dibersihkan setelah yakin dewa dewi sudah terbang ke langit. Dalam beberapa hari setelah bersih, dewa dewi akan turun kembali ke patung yang sudah bersih. Patung-patung ini harus dengan seksama dibersihkan, pakai kuas dan lap basah.

"Saya baru pertama kali ikut membersihkan patung di sini, saya saat ini membersihkan patung dewa penjaga gerbang masuk vihara, ini seperti malaikat penjaga dalam kepercayaan kami. Dengan membersihkan patung-patung dewa di vihara jelang Imlek, dosa-dosa kita yang terdahulu akan diampuni," kata Fani, seorang umat jemaat Darma Ramsi.

Setelah semua altar dan patung dewa dewi serta sang Budha bersih, baru liling-lilin berukuran jumbo itu bisa dipasang. Tak seperti Imlek sebelum pandemi di mana ratusan batang lilin raksasa berjajar dari depan sampai belakang, semuanya berbobot 60 kilogram. Tahun ini komposisi lilin bobot 60 kilogram dan yang 30 kilogram nyaris sama banyak.

"Jelas berkurang, walau bagaimanapun kondisi perekonomian kan baru bangkit lagi setelah dihajar pandemi Covid-19, jadi adalah kelihatan dampaknya. Sekarang kita membuat 200an lilin pesanan umat, sementara dulu bisa mencapai 500 batang lilin berjajar sampai nyaris ke gerbang luar vihara," terangnya.

Banyak juga umat yang mengurangi anggaran pembelian lilin, dari yang biasanya selalu membeli lilin bobot 60 kilogram jadi turun ke yang 30 kilogram. Pembakaran lilin saat malam Imlek nanti itu sangat sakral, maknanya sebagai penerang jalan kita di dunia, sebagai pengantar doa dan harapan agar tahun depan lebih baik dan beruntung," kata Asikin, salah seorang pengurus di Vihara Darma Ramsi.

Perekonomian yang baru pulih selepas pandemi Covid-19 kelihatan masih berpengaruh pada perhelatan jelang perayaan Imlek di tahun kelinci pada 22 Januari 2023 mendatang. Paling tidak itu yang dirasakan oleh para pembuat lilin dan lampion, dua benda yang khas dan harus ada dalam tradisi Imlek.

Tradisi tahun ini akan berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Kali ini tak ada lagi pembatasan sosial dalam upacara atau ibadah yang melibatkan orang banyak, namun warga tetap diimbau untuk selalu menggunakan masker saat menghadiri acara di kerumunan. Tahun kelinci dipercaya akan mendatangkan kemakmuran, harapan, dan ketenangan. Dalam budaya Cina, kelinci perlambang umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran.

Foto dan Teks: Prima Mulia

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//