Sehari di Masjid Lautze
Ramadan di Masjid Lautze 2, Kota Bandung, terasa khidmat. Anak muda giat mengikuti kajian Alquran dan membagikan takjil buka puasa kepada pengguna jalan.
Ramadan di Masjid Lautze 2, Kota Bandung, terasa khidmat. Anak muda giat mengikuti kajian Alquran dan membagikan takjil buka puasa kepada pengguna jalan.
BandungBergerak.id - Arif dan beberapa temannya duduk melingkar, kitab suci Alquran ada di pangkuan mereka. Sambil manggut-manggut dan sesekali tertawa, para pemuda berusia 20 tahunan itu menanggapi kajian dari penggalan ayat Alquran yang disampaikan koko Rahmat, sapaan akrab untuk ustaz sekaligus Ketua DKM Masjid Lautze Rahmat Nugraha.
Gaya berpakaian mereka santai saja. Yang pakai celana jins bolong atau celana pendek mereka tutupi dengan kain sarung. Atasannya cukup berkaus atau berkemeja. Salah seorang dari mereka malah mengenakan kaus hitam Crass, adalah band anarcho punk asal Inggris yang lantang menyuarakan ketimpangan sosial, isu lingkungan, perang, politik, dan gerakan subkultur lainnya dalam syair lagunya.
Para remaja tadi adalah pemuda karang taruna di sekitar Masjid Lautze 2, Jalan Tamblong, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Pengajian dan kajian ini jadi agenda tetap yang selalu diikuti para remaja sekitar usai salat asar di masjid yang menempati bangunan tua berkelir merah kuning yang mencolok, plus ornamen-ornamen khas oriental.
Bentuk mimbar dan gerbang masuk ke Masjid Lautze 2 unik dan khas, menyerupai lingkaran lampion. Karpet yang juga berwarna merah menghampar. Kini masjid ini juga memiliki satu ruangan lagi di lantai 2 untuk menampung jamaah beribadah.
Saat salat Jumat, para pemuda karang taruna bersama DKM sibuk memasang tenda dengan rangkanya di sebagian ruas jalan raya yang ditutup agar bisa menampung jamaah. Jalan Tamblong memiliki dua ruas jalan, dan khusus di hari Jumat ruas jalan yang ada di depan masjid boleh ditutup sementara untuk pelaksanaan salat.
Mereka juga bakal sibuk saat Masjid Lautze 2 dipercaya untuk mendistribusikan bantuan pangan untuk kemanusiaan, salah satunya dari Kerajaan Saudi Arabia. Karung-karung beras dan dus-dus mie instan diturunkan dari truk, dihitung jumlahnya, diatur cara penyimpanannya, sebelum didistribusikan untuk mereka yang berhak menerima bantuan.
"Seru, koko Rahmat cara menyampaikannya santai, nggak berbelit, mudah dimengerti, dan selalu dapat pemahaman baru dari setiap kajian yang disampaikan koko. Banyak manfaatnya buat kita-kita yang mulai belajar," kata Arif, diamini oleh rekan-rekannya yang lain, Jumat (7/4/2023).
Para pemuda tersebut selalu yang terdepat dalam mengerjakan dan menjalankan semua kegiatan di bawah arahan DKM masjid, apalagi selama Ramadan. Mereka sadar tak ingin membuang waktu dengan kegiatan sia-sia.
Selain sibuk di masjid dan karang taruna, sebagian dari para pemuda ada yang mulai mencoba berniaga atau berprofesi sebagai ojol. Tumbuh di lingkungan yang keras tentu tak mudah untuk melunakan hati mereka.
"Perlu 18 bulan untuk mendekati dan memberi pengertian pada mereka, sampai akhirnya mereka mau sama-sama belajar, mau aktif dan memakmurkan masjid ini, apalagi masjid Lautze ini kan ada di lingkungan mereka juga," kata koko Rahmat, ustaz sekaligus Ketua DKM Masjid Lautze yang juga seorang mualaf keturunan Tionghoa.
Selama Ramadan, Lautze jadi rumah bagi warga sekitar dan para musafir yang kebetulan melintas di saat waktu berbuka puasa, termasuk bagi para tunawisma, duafa, dan kaum marjinal lainnya. Sepanjang trotoar di depan masjid dipadati mereka yang menunggu waktu beduk magrib tiba.
Puluhan orang duduk tertib di depan masjid bergaya khas Tionghoa. Di dinding depan ada tulisan Masjid Lautze 2 dengan kaligrafi latin dan Cina. Lampion-lampion tergantung di atas plafon bangunan ruko di sepanjang trotoar.
Sebelum azan magrib berkumandang, semua pengurus DKM termasuk para pemuda masjid yang berasal dari karang taruna sekitar, sibuk mengatur dan mendistribusikan takjil dan nasi kotak. Mereka juga membagikan takjil dan air mineral bagi pengendara sepeda motor atau mobil yang melintas saat waktu berbuka semakin dekat.
Masjid Lautze 2 dibuka di Jalan Tamblong sejak Januari 1997. Masjid Lautze pertama didirikan di Jakarta tahun 1991. Sejak awal spirit dari masjid ini sebagai mualaf center, bukan hanya etnis keturunan Tionghoa, tapi bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang Islam.
COMMENTS