Geliat Kampung Ketupat Bandung
Kampung Ketupat Bandung menghasilkan sekitar seribu kulit kupat per hari. Keterampilan dan usaha ini diwariskan turun-temurun.
Kampung Ketupat Bandung menghasilkan sekitar seribu kulit kupat per hari. Keterampilan dan usaha ini diwariskan turun-temurun.
BandungBergerak.id - Bandung memiliki Kampung Ketupat yang sebagian warganya mewarisi keterampilan membuat kulit ketupat, dan jaringan penjualannya, secara turun-temurun. Dijuluki Kampung Blok Kupat, sentra industri rumahan unik itu menjadi bagian dari Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.
Belum ditemukan catatan atau riset tentang sejarah kelahiran Kampung Ketupat Bandung. Menurut pengakuan warga, pekerjaan tersebut merupakan sudah jadi sandaran hidup orang tua atau bahkan kakek dan nenek mereka, sebelum diwariskan ke generasi hari ini.
"Saya nggak tahu sejak kapan pekerjaan pembuat kulit ketupat mulai ada di kampung ini. Yang jelas saya meneruskannya dari orang tua. Orang tua saya diajarkan oleh kakek nenek," kata Nani (40), Selasa (11/5/2021).
Di Bandung, meski ada wilayah bernama Kebon Kalapa, tidak ditemukan lagi pohon kelapa penghasil janur kuning, bahan pembuatan kulit ketupat. Pasokan janur didatangkan dari derah Priangan Timur, seperti Tasikmalaya dan Ciamis, serta daerah Pesisir Selatan Jawa Barat.
Dalam satu hari, rata-rata 1.000 kulit ketupat dibuat di Kampung Ketupat Bandung. Harganya Rp 10 ribu per ikatnya. Permintaan datang dari pasar-pasar tradisional dan penjual makanan, terutama satai Padang.
Datangnya lebaran dinanti-nanti oleh warga Kampung Ketupat Bandung. Sejak 10 hari terakhir Ramadan, jumlah pesanan kulit ketupat melonjak hingga empat kali lipat banyaknya. Tidak terkecuali Ramadan di tahun pagebluk kali ini.
Foto dan teks: Prima Mulia
COMMENTS